Jurnalisme multimedia muncul seiring dengan majunya teknologi dan transisi media cetak ke digital
Jurnalisme multimedia sedang gencar-gencarnya dipraktekkan oleh berbagai platform media di Indonesia.
Sebelum lebih lanjut membahas jurnalisme multimedia, kita harus memahami terlebih dahulu apa itu jurnalisme multimedia.
Jurnalisme multimedia adalah praktik jurnalisme yang mendistribusikan konten berita menggunakan lebih dari dua jenis media. Media disini berarti foto, video atau animasi, teks, suara, maupun infografis.
Sejarah Majalah Tempo
Pendirian majalah pempo diawali dengan perundingan antara enak orang wartawan pada tahun 1971. Hasil perundingan itu menyepakati dibentuknya majalah tempo yang dimodali oleh Yayasan Jaya Raya.
Edisi perkenalan majalah Tempo diberi judul "Tragedi Minarni dan Kongres PBSI" dan diterbitkan pada bulan Februari tahun 1971. Kemudian, pada tangal 6 Maret 1971 diterbitkanlah edisi perdana dengan cover berjudul "Film Indonesia: Selamat Datang, Sex."
Edisi-edisi awal majalah tempo memprioritaskan artikel gaya hidup, seni, dan perilaku yang masih terasa segar dan baru. Meskipun mulai diminati masyarakat, namun majalah Tempo menemui sejumlah tantangan.
Majalah Tempo pertama kali diberedel pada tahun 1982 karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan politik Partai Golkar. Kemudiaan pemberedelan yang kedua terjadi pada tanggal 21 Juni 1994, dengan alasan terlalu keras mengkritik Habibie serta Soeharto Ihwal.
Setelah pemerintahan Soeharto berakhir pada tanggal 21 Juni 1994, para pegawai yang pernah bekerja di majalah Tempo berembuk untuk memutuskan apakah majalah Tempo perlu diterbitkan kembali.
Hasilnya, majalah Tempo diputuskan untuk terbit kembali pada 6 Oktober 1998 dibawah naungan PT Arsa Raya Perdana. Kemudian untuk meningkatkan skala, PT Arsa Raya Perdana berubah namanya menjadi PT Tempo Inti Media, Tbk.
Jurnalisme Multimedia Majalah Tempo
Dalam penjelasan yang ada di laman Tempo Media Group, dijelaskan bahwa saat ini, Tempo terus berupaya untuk mengambangkan platform digital mereka dengan meluncurkan tumpuan awal media online Tempo.co.
Tempo mengambil keputusan ini untuk beradaptasi dengan pasar dan ekosistem di industri media saat ini. Media cetak terus menurun dan porsi iklannya pun semakin mengecil. Sehingga transformasi menuju media digital merupakan sebuah keharusan.
Transformasi digital yang dilakukan oleh majalah Tempo sudah menunjukkan hasil. Melalui aplikasi all access yang diluncurkan, majalah tempo berhasil mendatangkan pelanggan berbayar untuk mengakses majalah dan koran Tempo versi digital, meskipun belum sebanyak pelanggan Tempo edisi cetak.
Tempo juga terus mengembangkan produk digital. Salah satunya adalah sebuah aplikasi yang berisi majalah, dan koran digital. Informasi yang berada di dalam aplikasi ini juga sudah dikelompokkan sesuai topik dan tema masing-masing, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses informasi yang mereka perlukan.
Kemudian, Tempo juga memiliki laman tersendiri yang berisi artikel-artikel dengan infografis. Artikel-artikel ini dapat dibaca dengan mengakses grafis.tempo.co.
Di laman tersebut, pembaca dapat mengakses berbagai berita dan artikel yang disajikan dalam bentuk infografis. Hal ini dapat membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Sebagai pengguna internet, sekarang kita dapat menikmati berbagai informasi dan berita secara mudah melalui internet. Bahkan, informasi-informasi tersebut disertai dengan bermacam-macam media pendukung seperti  foto, video atau animasi, teks, suara, maupun infografis. Marilah kita manfaatkan fasilitas tersebut dengan maksimal serta mengakses berita dan artikel dari sumber yang terpercaya agar terhindar dari hoax.
Daftar Pustaka:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H