Mohon tunggu...
Viona Suryono
Viona Suryono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Hanung Bramantyo, Ciri Khas dan Rahasia Kesuksesan

27 September 2021   19:54 Diperbarui: 27 September 2021   21:21 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Legacy Pictures via Pinterest

Dunia perfilman di Indonesia saat ini telah berkembang pesat. Indonesia banyak memproduksi film-film yang lebih berkualitas dan bahkan mampu mendapat menghargaan kelas dunia seperti film Sultan Agung (2018) karya sutradara Hanung Bramantyo.

Membahas tentang perfilman di Indonesia rasanya kurang lengkap tanpa adanya Hanung Bramantyo.

Kita pasti sudah sering mendengar nama tersebut. Ya, benar beliau adalah salah satu sutradara film paling bergengsi di Indonesia.

Ketertarikan Hanung dalam dunia teater dan perfilman dimulai sejak beliau kecil. Beliau pertama kali ambil bagian dalam seni teater saat kelas 4 SD.

Hanung kecil bergabung pementasan teater dengan berperan sebagai seorang figuran. Namun Ia tidak hanya tertarik dengan pementasan teater saja.

Hanung gemar memperhatikan detail-detial dalam pembuatan pentas teater sejak dini. Maka tidak heran Ia dapat meraih sejumlah prestasi.

Salah satunya adalah sebagai Sutradara Terbaik pada Festival Teater Remaja saat Ia duduk di bangku salah satu SMA di Yogyakarta.

Sebagai sutradara muda, Hanung Bramantyo tidak bisa diremehkan prestasinya.

Buktinya Ia telah dua kali mendapatkan piala citra sebagai Sutradara Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI).

Menariknya, dibalik segala kesuksesannya, berbagai film yang Ia sutradarai kerap mendapat teguran dari pihak-pihak seperti KPI dan masyarakat, kenapa?

Sumber: Legacy Pictures via Pinterest
Sumber: Legacy Pictures via Pinterest

Film garapan Hanung Bramantyo yang berjudul Perempuan Berkalung Sorban (2009) mendapat kecaman dari masyarakat karena dianggap mendiskreditkan tradisi Islam Konservatif yang masih didapati di banyak pesantren di Indonesia.

Kemudian film berjudul '?' atau Tanda Tanya (2011) yang dikecam beberapa ormas Islam di Indonesia karena berisi pesan pluralis.

dan juga beberapa film lainnya seperti Cinta Tapi Beda (2012) yang dinilai menyakiti warga etnis Minang dan menyangkut diskriminasi Ras dan Etnis.

Film Gending Sriwijaya (2013) yang batal tayang karena membiaskan cerita sejarah. Serta film Cinta Terlarang Batman dan Robin (2012) yang dianggap mendiskreditkan Islam dan melecehkan pesantren.

Keberanian Hanung Bramantyo dalam membahas isu-isu yang dianggap 'tabu' di Indonesia patut diacungi jempol.

Hal ini tercermin dalam film karyanya berjudul '?' atau Tanda Tanya (2011) yang mengandung cermin sosial.

Tokoh-tokoh dalam film ini diceritakan memiliki toleransi yang amat tinggi. Masyarakat diajak untuk berkaca terhadap intoleransi dan kekerasan berdasar SARA yang terjadi di Indonesia yang beragam ini.

Selain kerap membahas isu-isu tertentu, Hanung Bramantyo juga gemar menggarap film bertema sejarah.

Beberapa film sejarah yang sudah digarap Hanung adalah Kartini (2017), Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), Sang Pencerah (2010), Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018).

Sumber: Falcon Pictures via Pinterest
Sumber: Falcon Pictures via Pinterest

Serta film sejarah terbarunya yaitu Bumi Manusia (2019) yang diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama.

Film ini berhasil menempati posisi pertama sebagai film dengan penonton terbanyak padatahun 2019 di Indonesia.

Hanung juga sempat membagikan rahasia suksesnya sebuah film lewat akun Instagram pribadinya.

Ia menyebutkan bahwa suatu film adalah aktivitas menulis. Ia menyebutkan bahwa penulis skenario, pemain, hingga sutradara memiliki tugas mereka masing-masing, yaitu menulis.

Sutradara menulis dengan shots-nya, penulis skenario menulis dengan kata-kata, sementara pemeran atau aktor dan akrtis menulis dengan tubuh dan hati mereka.

Hanung juga beranggapan bahwa didalam sebuah film, tidak ada yang namanya peran kecil dan peran besar. Semua pemeran memiliki nyawa dalam cerita.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Hanung Bramantyo merupakan seorang sutradara luar biasa yang tidak takut menyorot isu-isu 'tabu' serta memiliki pemikiran yang dalam mengenai film yang digarapnya.

Daftar Pustaka

https://style.tribunnews.com/2018/09/20/hanung-bramantyo-bocorkan-rahasia-di-balik-suksesnya-sebuah-film?page=2

https://www.liputan6.com/showbiz/read/4039182/sebelum-bumi-manusia-ini-5-film-terbaik-karya-hanung-bramantyo

https://www.kompasiana.com/perantaukatakat.multply.com/551fc273813311bf199df9c8/kenal-lebih-dekat-dengan-hanung-bramantyo-beserta-filmfilmnya-yang-kontroversi?page=1&page_images=1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun