Mohon tunggu...
Violita Clorasanas Tyaputri
Violita Clorasanas Tyaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang wanita yang sedang menempuh pendidikan S-1. Hobi saya yaitu memasak, menonton drama, mendengarkan musik, dan banyak lagi. Blog ini saya buat untuk memuat tugas saya, yaitu tentang kesulitan belajar pada siswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran di Kelas

15 Januari 2024   14:25 Diperbarui: 15 Januari 2024   14:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita karena belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tentunya belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, salah satunya yang wajib dilakukan oleh pelajar adalah wajib belajar selama 12 tahun, yang diatur dalam pasal 31 UUD Negara Tahun 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Wajib belajar dilakukan di sebuah sekolah, dimana dibagi menjadi 3 jenjang, yaitu : sekolah dasar 6 tahun, sekolah menengah pertama 3 tahun, dan sekolah menengah atas 3 tahun. Tentu saja belajar di sekolah dasar sangatlah penting, karena Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar merupakan proses dimana guru dan siswa berinteraksi timbal balik satu sama lain yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi. Tentu saja dalam kegiatan belajar mengajar siswa terdiri dari berbagai macam keunggulan dan kelemahan tersendiri. Mungkin ada siswa yang unggul di dalam Pelajaran matematika, atau ada siswa yang unggul di dalam pembelajaran Bahasa jawa, dan masih banyak lagi. Akan tetapi tentu juga ada siswa yang di dalam pembelajaran itu harus mengulangi materi beberapa kali agar paham tentang materi yang dipelajari. Kelemahan/kesulitan di dalam pembelajaran juga bisa berasal dari guru yang terhambat fasilitas di dalam kelas.

Di sekolah MIM PK Wirogunan terdapat 13 romble, dimana setiap kelas nya itu terdiri dari 2 rombel kecuali kelas 1 yang terdiri dari 3 rombel. Untuk kelas nya sendiri, kelas antara siswa laki-laki dengan kelas siswa perempuan itu dibedakan, dimana siswa laki-laki akan berada di kelas A, sedangkan Perempuan akan berada di kelas B dan kelas C (khusus kelas 1).

Bagaimana pembagian pembelajaran di dalam kelas? Kegiatan pembelajaran di dalam kelas dilakukan antara guru dengan siswa, dimana aka nada 2 guru, yaitu guru kelas dan juga guru mapel. Di kelas 2B, untuk guru kelas mengajar mata Pelajaran yang berhubungan dengan agama, seperti Tajwid, Tahfidz, Iqro, agama, dll. Sedangkan guru mapel mengajar mata Pelajaran umum, seperti Bahasa idonesia, matematika, Bahasa jawa, dll.

Lalu bagaimana pelaksanaan pembelajarannya? Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas masih menggunakan cara yang manual, dimana guru dalam kegiatan belajar mengajar akan menerangkan materi dan menulis materi di papan tulis, sambil siswa mencatat di buku catatan mereka, dan juga memberikan tugas kepada siswa, dimana tugas tersebut akan ditulis di papan tulis, kemudian siswa akan mengerjakannya di buku tugas.

Apa ya kira-kira kelemahannya? Pembelajaran yang menggunakan cara manual, yaitu ceramah dan menulis materi di papan tulis, mempunyai kelemahan, dimana siswa akan mudah sekali merasa bosan karena mendengarkan penjelasan materi dari guru melalui metode ceramah, dan juga siswa akan mudah teralihkan focus nya, dimana siswa akan asik sendiri bermain/rame dengan teman sebangkunya saat guru sedang menjelaskan materi. Ataupun saat guru menulis materi di papan tulis, siswa akan ikut menulis juga tanpa mendengarkan penjelasan oleh guru, karena dipikiran mereka, jika sudah selesai menulis mereka akan bisa bermain dengan teman lainnya ataupun aka nada siswa yang asik bermain terlebih dahulu, baru menulis materi.

Apa kendalanya? Kendalanya adalah di dalam kelas belum terfasilitasi proyektor untuk mendukung pembelajaran yang berbasis teknologi, sehingga guru dalam pembelajaran terkesan monoton dalam cara pembelajarannya. Sebenarnya untuk proyektor sendiri sudah tersedia akan tetapi proyektor tersebut hanya ada satu dan proyektor tersebut proyektor lepas pasang, yang diletakkan di dalam ruang kantor.

Bagaimana mengatasinya? Cara mengatasinya adalah dengan guru menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi, seperti game dalam pembelajaran, lalu membentuk kelompok untuk menguju kekompakkan siswa, dan tentunya penggunaan media yang akan sangat mendukung di dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak akan merasa bosan saat pembelajaran berlangsung, dikarenakan siswa merasa tertarik akan hal-hal baru. Walaupun terkendala media yang berbasis teknologi, guru bisa menggunakan atau membuat media yang konkret.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun