Mohon tunggu...
Violinda SyahgariaFirdaus
Violinda SyahgariaFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanggapi Harga BBM dengan Rasional Bukan Emosional

21 Desember 2022   21:25 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:54 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah resmi menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan langkah yang masuk akal dan tidak bisa di hindari karena harga pasar minyak dunia atau perdagangan dunia minyak mentah internasional jelas melebihi perkiraan. Dengan demikian, seluruh negara di dunia terkena dampaknya yang di rasakan oleh seluruh penduduk dunia. Perubahan bahan bakar minyak di Indonesia tidak terlalu tinggi di bandingkan dengan negara lain. 

Di bandingkan dengan negara lain harga bahan bakar minyak di Indonesia masih tergolong murah, jauh berbeda dengan negara Arab Saudi yang menjadi negara pusat minyak tetapi harga nya masih tinggi atau tergolong mahal. Keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak itu tidak di sengaja atau tidak di lakukan sembarangan.  Sebelum membuat keputusan , pemerintah harus mendasarkan pada informasi dan data yang jelas maupun konkret. 

Naiknya bahan bakar minyak di tengah krisis ekonomi global menyebabkan kemampuan pemerintah untuk membagikan subsidi kepada masyarakat tentu memiliki keterbatasan. 

Dengan naiknya harga BBM maka akan berdampak besar untuk masyarakat kalangan bawah misalnya daya beli masyarakat akan menurun karena pendapatan mereka mungkin hanya cukup untuk kebutuhan lainnya terutama makan sehari - hari dan tidak akan cukup jika membeli bahan bakar minyak. Harga bahan pokok juga akan ikut naik yang menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting hal ini juga sangat berdampak bagi masyarakat menengah ke bawah apalagi ekonomi masih belum stabil setelah adanya pandemi Covid 19 . 

Kenaikan BBM ini menyebabkan pengeluaran menjadi bertambah akibatnya pengeluaran semakin tidak sebanding dengan pendapatan, jadi kita harus bisa mengatur uang lebih baik lagi. 

Daya beli akan menurun karena terdapat kenaikan biaya  hidup, masyarakat akan lebih memikirkan pengeluaran dengan benar mana kebutuhan yang paling penting dan mana kebutuhan yang masih bisa ditunda.  Kemudian angka pengangguran juga akan meningkat karena kenaikan BBM ini juga berpengaruh terhadap naiknya biaya produksi dan perusahaan akan melakukan efisiensi yaitu dengan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sehingga memiliki potensi angka pengangguran meningkat. Selanjutnya yaitu meningkatnya kemiskinan.  

Dengan naiknya BBM maka kita harus memiliki manajemen keuangan yang baik misalnya (1) menghemat pengeluaran (2) tidak boleh boros dan harus bisa memilih kebutuhan yang prioritas (3) lebih baik memilih transportasi umum yang lebih murah (4) agar tidak terbebani dengan kenaikan harga BBM maka kita harus mengurangi perilaku konsumtif yang dapat bermanfaat untuk kehidupan masa kini dan masa depan, misalnya memasak sendiri akan lebih hemat dari pada jajan di luar rumah (5) memulai investasi atau yang lainnya agar dapat menunjang keuangan di masa depan (6)  menggunakan transportasi non BBM misalnya dengan bersepeda atau jalan kaki selain bisa menghemat pengeluaran juga bisa membuat tubuh menjadi sehat (7) keluar rumah hanya untuk kepentingan saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun