Matahari pagi yang begitu terik perlahan terbit dari timur dan menghiasi hari baru penuh misteri. Waktu berjalan begitu cepat sampai-sampai aku tak sadar, kini sudah berada di bangku SMA. Banyak orang bilang bahwa masa SMA merupakan masa yang paling indah, aku percaya itu. Namun banyak juga pengalaman menyakitkan yang aku lewati. Tetapi dari sini aku dapat belajar untuk lebih tegas dalam mengambil keputusan dan dapat berfikir lebih jauh agar tidak mengecewakan banyak orang.Â
  Tahun ajaran baru dengan lingkungan dan orang-orang yang berbeda, tentunya aku harus kembali beradaptasi lagi. Bukan kebetulan angkatan kami menjadi angkatan pertama yang menggunakan "Kurikulum Merdeka". Yang harus kalian tau, menggunakan kurikulum merdeka bukan berarti kita sudah merdeka. Malahan beban kami bertambah banyak, kami harus mempelajari semua mata pelajaran yang ada di sekolah. Bukan hanya itu, kami sebagai pelajar kurikulum merdeka mendapat 1 tugas lagi yaitu "P5".Â
  P5 merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter. Satu semester sudah aku lewati di kelas X dan satu proyek P5 sudah aku kerjakan. Setelah libur panjang, sekarang tiba saatnya aku kembali masuk ke sekolah, kembali bertemu dengan proyek P5 yang baru.Â
  Sebenarnya aku ragu, takut, dan juga bingung. Aku takut tidak dapat memaksimalkan diriku di proyek kali ini, tapi aku mengingat pesan ibuku bahwa tidak boleh menjadi orang yang pesimis, tetapi aku harus opstimis bahwa aku dapat menjalani proyek ini dengan baik. Pagi hari aku bangun dalam keadaan masih ngantuk, aku ingin melanjutkan kembali tidurku tapi aku tahu bahwa sebentar lagi harus berangkat ke sekolah.pelajaran yang akan dipelajari sungguh membuatku malas untuk pergi ke sekolah ditambah lagi ada P5, kenapa? guru mata pelajaran yang masuk hari ini menurutku sangat menyebalkan. Bukan hanya omongan saja, tetapi memang betul-betul menyebalkan.
  Aku mempersiapkan diriku kemudian sarapan dan langsung berangkat ke sekolah, aku takut dihukum jika terlambat. Menurutku beban hidupku sudah banyak, tidak perlu aku tambah lagi dengan melakukan hal bodoh seperti datang terlambat ke sekolah. Menjalani hari-hari di sekolah seperti biasanya, mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tidak ada yang special menurutku. Saat pembelajaran P5, Kami seluruh siswa kelas X disuruh pergi ke pendhapa.Â
  “Dalam benakku aku berkata,huhh... entah proyek apa lagi yang dibebankan" aku tahu, tidak baik jika terus-terusan mengeluh tetapi aku merasa begitu lelah ketika mejalani semua secara bersamaan menjadi anak asrama yang tinggal jauh dari orang tua, harus terus belajar untuk meningkatkan nilai, ditambah lagi dengan tugas-tugas P5 yang diberikan.Â
  Kami semua berkumpul di pendhapa dan duduk sesuai dengan kelas masing-masing. Saat itu, bu risma yang merupakan fasilitator menjadi pemandu sosialiasi p5 kami. Temanku yang bernama dendi sangat berisik, dia tidak bisa duduk tenang dan mendengarkan apa yang bu risma katakan kepada kami. aku yang duduk didepannya pun menergurnya.Â
  "hehh dendi kok berisik banget si, udah tau ada guru yang jelasin di depan kok masih kaya gitu. kamu bukan anak kecil lagi ya, harusnya udah bisa ngontrol diri sendiri".Â
  dendi membalas dengan ketus "apaan sih, lu mending diem deh, gausah banyak bacot".Â
  Aku yang sudah capek dengan dendi pun hanya diam dan tidak membalasnya lagi. Kami duduk di pendhapa cukup lama, sekitaran sejam untuk mendengarkan tentang proyek P5 yang ke-2. Ternyata proyek P5 yang kedua ini mengambil tema "Kebhinekaan global" yang dimana tugas yang diberikan berkaitan dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Pembagian pulau diundi, dan kelas kami mendapatkan pulau sulawesi. Insting ku ternyata benar pulau sulawesi yang akan kami dapatkan, biasalah cewek ga pernah salah. Aku dan teman-temanku kembali ke kelas dan mendiskusikan tentang pembagian panitia untuk proyek kali ini. Bu risma yang merupakan fasilitator P5 dan juga sebagai wali kelas kami memimpin berlangsungnya diskusi kelas. Aku ditunjuk sebagai Ketua untuk proyek P5 yang kedua ini, bukan sengaja karena aku memang berasal dari daerah tersebut. Tanggung jawab besar sudah diberikan bagiku, tentunya aku harus siap dengan sengala sesuatu yang akan terjadi kedepannya. Disitu aku dan teman-temanku memikirkan bersama apa yang akan kami tampilkan untuk pentas nanti.
  "Bagaimana kalau saat pentas nanti kita gabungkan semua adat dari masing-masing daerah yang masuk ke dalam sulawei" tanyaku kepada teman-temanku.