Mohon tunggu...
Viola Eva Reditiya
Viola Eva Reditiya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi Magister

Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Self-Love vs Self-Sabotage: Apakah Kita Benar-Benar Mencintai Diri Sendiri?

1 Februari 2025   22:16 Diperbarui: 1 Februari 2025   22:16 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang berbicara tentang self-love, tapi tanpa disadari, justru terjebak dalam self-sabotage. 

Kita berpikir bahwa menunda pekerjaan karena ingin "istirahat" adalah bentuk kasih sayang pada diri sendiri, padahal bisa jadi itu hanya alasan untuk menghindari tanggung jawab.

 Lalu, bagaimana cara membedakan antara mencintai diri sendiri dengan menghancurkannya secara perlahan?

Self-love adalah ketika kita memberi diri sendiri ruang untuk berkembang, menerima kelemahan, dan berusaha menjadi lebih baik tanpa tekanan berlebihan. Ini bisa berupa menetapkan batasan yang sehat, memberi waktu istirahat yang cukup, atau berkata "tidak" pada sesuatu yang merugikan. Sebaliknya, self-sabotage sering kali hadir dalam bentuk prokrastinasi, terlalu keras mengkritik diri sendiri, atau bahkan menolak peluang karena merasa tidak cukup baik.

Salah satu tanda self-sabotage yang sering tidak disadari adalah pola pikir "saya tidak layak." Misalnya, menolak kesempatan kerja dengan alasan "saya belum siap" padahal sebenarnya ada ketakutan untuk gagal. Atau terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain hingga kehilangan rasa percaya diri. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa membuat kita terjebak dalam siklus negatif yang sulit diputus.

Jadi, bagaimana cara mengubah self-sabotage menjadi self-love? Mulailah dengan menyadari pola pikir dan kebiasaan yang merugikan. Perhatikan bagaimana kita berbicara pada diri sendiri---apakah penuh kasih atau justru merendahkan? Gantilah kritik keras dengan afirmasi positif. Selain itu, tetapkan tujuan yang realistis dan berikan apresiasi pada setiap pencapaian, sekecil apa pun.

Mencintai diri sendiri bukan berarti memanjakan diri secara berlebihan atau mencari alasan untuk tidak bertanggung jawab.

 Self-love yang sejati adalah keseimbangan antara menerima diri sendiri dan terus berusaha menjadi lebih baik. Jadi, yuk evaluasi kembali, apakah kita benar-benar mencintai diri sendiri atau justru tanpa sadar merusaknya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun