Mohon tunggu...
Viola Eva Reditiya
Viola Eva Reditiya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi Magister

Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anak Muda dan Tempat Bercerita yang Hilang

26 Juli 2023   12:04 Diperbarui: 26 Juli 2023   12:15 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman modern telah membawa perubahan drastis dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi dan berkomunikasi. Dulu, anak muda biasanya berkumpul di bawah pohon atau di sudut kafe untuk bercerita tentang mimpi-mimpi mereka, petualangan gila, atau sekadar berbagi curhatan tanpa henti. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan pergeseran budaya, ruang untuk bercerita itu telah berubah.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan ini adalah media sosial. Dunia maya telah memberikan platform yang luas bagi setiap orang untuk menyuarakan pikiran dan perasaannya. Semua orang, termasuk anak muda, dapat dengan mudah mengungkapkan pendapat dan berbagi cerita mereka dengan dunia. Namun, di balik kenyamanan ini, muncul pula tantangan baru.

Kita semua tahu betapa rumitnya dunia maya dengan komentar pedas, pertengkaran tak berujung, dan sikap negatif lainnya. Anak muda seringkali merasa terintimidasi atau takut menjadi sasaran kritik tajam dari orang lain. Sehingga, semangat untuk bercerita dengan bebas terkadang terenggut oleh ketakutan akan respon negatif dari khalayak. Hal ini mungkin membuat sebagian dari mereka menarik diri dan menahan diri untuk membuka hati.

Di samping itu, kehidupan yang sibuk juga berperan dalam menekan kesempatan bercerita. Dengan tuntutan pendidikan, pekerjaan, dan berbagai aktivitas lainnya, anak muda sering kali merasa kehabisan waktu. Jika ada waktu luang, mungkin lebih menggoda untuk bersantai dengan hiburan instan seperti menonton video singkat atau bermain game daripada duduk berlama-lama berbicara.

Namun, meskipun tantangan ini ada, ada pula sisi cerahnya. Beberapa anak muda masih menemukan cara untuk mengekspresikan diri dan bercerita. Beberapa dari mereka membuka blog pribadi di mana mereka dapat menulis tanpa batasan dan berbagi pikiran mereka dengan dunia. Ada pula yang aktif di komunitas online di mana mereka merasa nyaman berbicara tentang topik tertentu dengan orang-orang yang memiliki minat serupa. 

Lebih menarik lagi, tren baru muncul yang membawa anak muda kembali ke ruang fisik untuk bercerita. Grup perbincangan dan diskusi bertema kembali populer, bahkan di tengah pesatnya dunia digital. Para pemuda dapat berkumpul untuk saling mendengarkan dan merayakan keragaman cerita hidup mereka. Kafe dengan acara sastra, pertunjukan panggung terbuka, dan acara komunitas lainnya juga menjadi tempat di mana mereka dapat menyuarakan pikiran dan perasaan dengan bebas. 

Jadi, meskipun zaman ini memberikan tantangan baru dalam mencari tempat untuk bercerita, semangat dan kreativitas anak muda tidak akan pernah pudar. Apakah melalui media sosial, blog, atau pertemuan fisik, mereka akan terus menemukan cara untuk menghargai keunikan dan pentingnya bercerita. Saat kita mendengarkan dengan hati terbuka, kita akan menemukan betapa berharga dan bermaknanya setiap cerita dari anak muda zaman ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun