Mohon tunggu...
Viodesma RahmaLukito
Viodesma RahmaLukito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Implementasi Kebijakan Pencantuman Peringatan Kesehatam pada Kemasan Rokok

21 November 2024   20:17 Diperbarui: 21 November 2024   21:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Riview dan analisis Analisis Implementasi Kebijakan Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok 

Health Belief Model merupakan teori yang digunakan untuk memahami perilaku kesehatan, yang berasumsi bahwa individu akan lebih cenderung mengubah perilaku jika mereka merasa bahwa mereka berisiko terkena penyakit. 

Untuk melakukan review dan analisis terhadap penelitian yang berjudul Analisis Implementasi Kebijakan Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok menggunakan pendekatan Health Belief Model, kita perlu memahami beberapa komponen penting dari penelitian ini. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana implementasi kebijakan pencantuman peringatan kesehatan pada kemasan rokok dapat mempengaruhi perilaku perokok dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok.

Penelitian ini sangat relevan dalam memahami dampak kebijakan kesehatan terhadap perilaku merokok. Dengan menganalisis menggunakan Health Belief Model, penelitian ini memberikan wawasan yang berguna tentang bagaimana persepsi risiko dan manfaat dari peringatan kesehatan dapat memengaruhi perubahan perilaku, serta hambatan-hambatan yang menghalangi keberhasilan kebijakan tersebut. 

Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mengurangi minat merokok masyarakat. Berdasarkan analisis dengan pendekatan Health Belief Model, artikel ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya dari pemerintah dan BPOM untuk menanggulangi bahaya rokok dengan mencantumkan gambar peringatan kesehatan dan informasi mengenai kandungan berbahaya dalam rokok, implementasinya masih kurang efektif. 

Kurangnya penegakan hukum yang tegas, pengaruh industri besar yang mengabaikan regulasi, serta hambatan fisik seperti pita cukai yang menutupi gambar peringatan, membuat dampak keseluruhan terhadap persepsi risiko dan poten perubahan perilaku konsumen menjadi kurang optimal.

Analisis Implementasi Kebijakan Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok menggunakan pendekatan Health Belief Model:

1. Persepsi Kerentanan

Individu akan berperilaku lebih sehat jika mereka merasa rentan terhadap suatu bahaya. Masyarakat mungkin tidak sepenuhnya merasa terancam oleh bahaya rokok, karena meskipun terdapat informasi tentang zat berbahaya yang terkandung dalam rokok, seperti "lebih dari 4000 zat kimia berbahaya," gambaran ini tidak ditemukan pada kemasan produk rokok yang diamati dalam survei. 

Selain itu, meskipun terdapat gambar peringatan kesehatan pada kemasan rokok, gambar tersebut sering kali tertutup pita cukai, yang mengurangi visibilitas peringatan tersebut. Ini mengindikasikan bahwa konsumen mungkin tidak merasa bahwa mereka berisiko tinggi terkena dampak kesehatan akibat merokok, karena informasi yang disampaikan tidak sepenuhnya efektif atau kurang efektif.

2. Persepsi Keparahan

Seseorang cenderung lebih termotivasi untuk menghindari risiko jika mereka memahami bahwa dampaknya sangat parah. Dalam hasil penelitian ini, tedapat data yang mengungkapkan bahwa rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya dan lebih dari 43 zat penyebab kanker. 

Meskipun informasi ini ada, namun tidak tercantum dengan jelas di kemasan rokok yang diawasi. Jika informasi tentang bahaya kesehatan ini dipromos dengan lebih jelas, itu dapat meningkatkan persepsi masyarakat tentang seberapa serius bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

3. Keuntungan

Manfaat yang di dapat dari menghindari merokok atau mengurangi konsumsi rokok adalah mengurangi risiko terkena penyakit serius seperti kanker paru-paru dan gangguan pernapasan lainnya. Namun, manfaat ini tidak cukup ditekankan dalam hasil penelitian ini . Kemasan rokok yang tidak memuat peringatan atau informasi yang kuat mengurangi kemungkinan konsumen akan memahami manfaat dari berhenti merokok.

4. Hambatan

Dalam hasil penelitian jurnal ini, hambatan utama terhadap tindakan adalah minimnya penegakan hukum yang efektif dan pelaporan yang bersifat sukarela. Banyak industri rokok tidak patuh terhadap ketentuan pencantuman peringatan kesehatan dan informasi yang cukup jelas. Tanpa sanksi tegas terhadap pelanggar, industri rokok memiliki sedikit motivasi untuk mematuhi regulasi dan mencantumkan informasi kesehatan secara jelas. 

Selain itu, penggunaan pita cukai yang menutupi gambar peringatan kesehatan adalah hambatan fisik yang jelas. Hal ini mengurangi dampak visual yang dapat mendorong konsumen untuk memikirkan kembali kebiasaan merokok mereka.

5. Pemicu Tindakan

Tindakan yang memicu dalam HBM adalah faktor yang memotivasi seseorang untuk bertindak, seperti informasi baru, peringatan dari pihak berwenang, atau pengingat visual. Berdasarkan survei yang dilakukan, meskipun ada gambar peringatan pada kemasan rokok, hampir semua gambar tersebut tertutup oleh pita cukai. Hal ini menunjukkan bahwa pemicu tindakan tidak sepenuhnya efektif. Jika ada usaha yang lebih besar untuk memastikan gambar peringatan terlihat jelas dan dapat dilihat oleh konsumen, ini dapat bertindak sebagai pemicu untuk memperhatikan bahaya rokok dan mendorong perubahan perilaku.

Viodesma Rahma Lukito

2310901069

Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun