Masalah tidak terstruktur dan keputusan tidak terprogram: Masalah yang tidak memiliki susunan atau kerangka yang jelas untuk didefinisikan atau diorganisir dengan pasti. Keputusan yang tidak terprogram bersifat unik dan tidak berulang, serta melibatkan kebiasaan solusi yang dibuat.
Tindakan Para Manajer menurut Pandangan Kuasa dan Simbolis:
Pandangan Kuasa:
- Para manajer bertanggung jawab secara langsung atas keberhasilan atau kegagalan organisasi.
- Kualitas organisasi ditentukan oleh kualitas para manajernya.
- Para manajer dipegang paling bertanggung jawab untuk suatu kinerja organisasi.
Pandangan Simbolis:
- Sebagian besar kegagalan atau keberhasilan organisasi itu disebabkan oleh kekuatan-kekuatan diluar kendali para manajer.
- Kemampuan manajer untuk mempengaruhi hasil itu terpengaruh atau terkendala oleh faktor-faktor luar.
- Para manajer membuat simbol dan pengaruh melalui menyusun rencana, membuat keputusan dan melakukan tugas-tugas manajerial lainnya.
Budaya organisasi telah digambarkan sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara-cara bersama dalam melakukan sesuatu yang memengaruhi cara anggota organisasi bertindak dan yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Di sebagian besar organisasi, nilai-nilai dan praktik bersama ini telah berkembang dari waktu ke waktu dan menentukan sebagian besar bagaimana "segala sesuatunya dilakukan di sini."
Penelitian menunjukkan enam dimensi yang tampaknya menangkap esensi dari budaya organisasi:
- Kemampuan beradaptasi: Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan fleksibel serta berani mengambil risiko dan bereksperimen.
- Perhatian terhadap detail: Tingkat di mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan ketelitian, analisis, dan fokus pada detail.
- Orientasi pada hasil: Tingkat sejauh mana manajemen menekankan pada hasil dan bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya.
- Orientasi pada orang: Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan dampak dari hasil pada orang-orang di dalam dan di luar organisasi.
- Orientasi tim: Tingkat sejauh mana kolaborasi didorong dan aktivitas kerja diatur di sekitar tim, bukan individu.
- Integritas: Tingkat sejauh mana orang menunjukkan kejujuran dan prinsip-prinsip etika yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
Perbedaan Organisasi dengan Budaya yang Lemah dan Budaya yang Kuat:
Budaya Kuat:
- Nilai-nilai dianut secara luas.
- Budaya menyampaikan pesan yang konsisten tentang apa yang penting.
- Karyawan sangat mengidentifikasikan diri dengan budaya.
- Hubungan yang kuat antara nilai-nilai dan perilaku bersama.
Budaya Lemah:
- Nilai-nilai yang dibatasi pada beberapa orang.
- Budaya mengirimkan pesan-pesan yang kontradiktif mengenai hal-hal penting.
- Karyawan memiliki sedikit identifikasi dengan budaya.
- Sedikit hubungan antara nilai-nilai dan perilaku bersama.
Globalisasi mengacu pada proses dimana organisasi berkembang melintasi batas internasional. Ciri khasnya adalah mengasumsikan perbatasan terbuka antar negara dan perdagangan bebas.Â
Para manajer pada dasarnya mempunyai satu dari tiga sikap yang membentuk penerimaan atau penolakan mereka terhadap globalisasi dan gaya manajemen mereka.
- Sikap etnosentris adalah keyakinan yang sempit bahwa pendekatan dan praktik kerja terbaik adalah yang dilakukan di negara asal (negara di mana perusahaan berada).
- Sikap polisentris adalah pandangan bahwa karyawan di negara tuan rumah (negara asing tempat organisasi menjalankan bisnis) mengetahui pendekatan dan praktik kerja terbaik dalam menjalankan bisnisnya.
- Sikap geosentris adalah pandangan berorientasi dunia yang berfokus pada penggunaan pendekatan terbaik dan orang-orang dari seluruh dunia.