Mohon tunggu...
Patricia Viona Christanto
Patricia Viona Christanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menjadi Seorang Manajer yang Handal di Era Globalisasi

26 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 27 Maret 2024   00:49 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajer adalah seseorang yang mengoordinasikan dan mengawasi pekerjaan orang lain sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Pekerjaan seorang manajer bukanlah tentang pencapaian pribadi, melainkan tentang membantu orang lain melakukan pekerjaan mereka. Hal ini dapat berarti mengoordinasikan pekerjaan kelompok departemen, atau dapat juga berarti mengawasi satu orang. Bisa juga berarti mengoordinasikan aktivitas kerja tim dengan orang-orang dari departemen yang berbeda atau bahkan orang-orang di luar organisasi seperti karyawan sementara atau individu yang bekerja untuk pemasok organisasi.

Fokus pada Teknologi

Para manajer semakin menghadapi tantangan dalam pekerjaan mereka karena teknologi telah mengubah cara menyelesaikan pekerjaan. Menjaga agar karyawan tetap mendapatkan informasi terbaru tentang teknologi baru merupakan tantangan bagi banyak manajer. Para manajer perlu bekerja sama dengan karyawan untuk membantu mereka memahami mengapa teknologi baru merupakan perbaikan dari cara-cara yang ada saat ini dalam menjalankan bisnis. Menurut Didier Bonnet, salah satu penulis Leading Digital, "Tugas seorang manajer adalah membantu orang-orang menyeberangi jembatan-untuk membuat mereka nyaman dengan teknologi, membuat mereka menggunakannya, dan membantu mereka memahami bagaimana teknologi tersebut membuat hidup mereka lebih baik."

Fokus pada Media Sosial

Saat ini, alat yang digunakan oleh hampir semua organisasi adalah media sosial, bentuk komunikasi elektronik yang digunakan pengguna untuk membuat komunitas online untuk berbagi ide, informasi, pesan pribadi, dan konten lainnya. Dengan begitu, karyawan tidak hanya menggunakannya untuk waktu pribadi mereka, tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan pekerjaan. Itulah mengapa para manajer perlu memahami dan mengelola kekuatan dan bahaya media sosial. Di lain sisi, terdapat dampak negatif dari media sosial. Secara internal, media sosial juga menjadi masalah ketika menjadi cara bagi karyawan yang sombong untuk menyombongkan diri atas pencapaian mereka, bagi para manajer untuk mempublikasikan pesan-pesan satu arah kepada karyawan, atau bagi karyawan untuk berdebat atau mengeluhkan sesuatu atau seseorang.

Terdapat 8 Proses Pengambilan Keputusan oleh Seorang Manajer, yaitu:

  • Mengidentifikasi masalah: Setiap keputusan dimulai dengan sebuah masalah, ketidaksesuaian antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan. Mari kita lihat sebuah contoh. Leo adalah seorang manajer penjualan yang perwakilannya membutuhkan laptop baru karena laptop lama mereka sudah usang dan tidak memadai untuk melakukan pekerjaan mereka. Untuk mempermudah, asumsikan bahwa tidak ekonomis untuk menambah memori pada komputer lama dan merupakan kebijakan perusahaan untuk membeli, bukan menyewa. Sekarang kita memiliki masalah-kesenjangan antara komputer yang dimiliki staf penjualan saat ini (kondisi saat ini) dan kebutuhan mereka untuk memiliki komputer yang lebih efisien (kondisi yang diinginkan). Dengan begitu, Leo pun harus mengambil keputusan.
  • Identifikasi kriteria keputusan: Setelah seorang manajer mengidentifikasi suatu masalah, ia harus mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting atau relevan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setiap pengambil keputusan mempunyai kriteria yang memandu keputusannya.
  • Mengalokasikan bobot ke kriteria: Memberi bobot pada item-item agar dapat memberikan prioritas yang tepat dalam pengambilan keputusan. Cara sederhananya adalah dengan memberi bobot 10 pada kriteria yang paling penting, lalu memberi bobot pada kriteria lainnya menggunakan standar tersebut.
  • Kembangkan alternatif: Langkah keempat dalam proses pengambilan keputusan mengharuskan pengambil keputusan untuk membuat daftar alternatif yang dapat menyelesaikan masalah.
  • Menganalisis alternatif: Perlu diingat bahwa data ini mewakili penilaian dari tujuh alternatif dengan menggunakan kriteria keputusan, tetapi bukan pembobotannya. Jika satu alternatif memiliki nilai tertinggi pada setiap kriteria, Anda tidak perlu mempertimbangkan bobotnya karena alternatif tersebut sudah menjadi pilihan utama. Atau, jika bobotnya sama, Anda dapat mengevaluasi sebuah alternatif hanya dengan menjumlahkan nilai yang dinilai untuk masing-masing alternatif.
  • Memilih alternatif: Langkah keenam dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih alternatif terbaik atau yang menghasilkan total tertinggi pada langkah ke-5.
  • Menerapkan alternatif: Keputusan diterapkan dengan menyampaikannya kepada mereka yang terkena dampak dan mendapatkan komitmen mereka.
  • Mengevaluasi efektivitas keputusan: Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah mengevaluasi hasil atau dampak dari keputusan tersebut untuk melihat apakah masalah telah terselesaikan. Jika evaluasi menunjukkan bahwa masalahnya masih ada, maka manajer perlu menilai apa yang salah. Apakah masalahnya tidak didefinisikan dengan benar? Apakah ada kesalahan yang dibuat saat mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang tepat telah dipilih tetapi tidak diimplementasikan dengan baik?

Penelitian tentang gaya keputusan telah mengidentifikasi empat pendekatan individu yang berbeda dalam membuat keputusan.

Berbagai Macam Model Gaya Keputusan, yaitu:

  • Gaya direktif memiliki toleransi memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan mencari rasionalitas.
  • Gaya analitik memiliki toleransi yang besar terhadap ambiguitas dibandingkan pengambilan keputusan direktif.
  • Gaya konseptual cenderung memiliki pandangan yang sangat luas dan mempertimbangkan banyak alternatif.
  • Gaya perilaku mencirikan pengambilan keputusan yang bereja dengan baik dengan orang lain. Manajer tipe ini berusaha menghindari konflik.

Pendekatan Pengambilan Keputusan Manajer:

  • Planning: Apa tujuan panjang organisasi? Strategi apa yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut?
  • Organizing: Bagaimana seharusnya pekerjaan dirancang? Kapan organisasi sebaiknya menerapkan struktur yang berbeda?
  • Leading: Bagaimana cara menangani karyawan yang tampaknya tidak termotivasi? Gaya kepemimpinan apa yang paling efektif dalam situasi tertentu?
  • Controlling: Kegiatan apa dalam organisasi yang perlu dikendalikan? Bagaimana seharusnya aktivitas-aktivitas tersebut dikendalikan?

Sumber Daya Crowdsourcing:

  • Mengandalkan jaringan orang-orang di luar kelompok pengambil keputusan organisasi untuk mengumpulkan ide melalui internet.
  • Dapat membantu mengumpulkan wawasan dari pelanggan, pemasok, atau kelompok lain untuk membantu mengambil keputusan.
  • Didukung oleh pengalaman dan ide kolektif banyak orang.

Jenis Keputusan dibagi menjadi Dua, yaitu:

  • Masalah terstruktur: Pengambilan keputusan yang jelas, permasalahannya sudah diketahui, serta informasi mengenai permasalahan mudah didefinisikan dan lengkap.
  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun