"Omongan tetangga memang seharusnya tidak perlu masuk ke dalam hati."
Semenjak pandemi, memang kita dihadapi dengan berbagai permasalahan yang rasanya sampai saat ini tidak akan bertemu penyelesaiannya. Di saat wabah cukup menerpa manusia soal ketahanan tubuh, rasanya ekonomi dan sosial juga mengacaukan keeratan sesama manusia.Â
Pro dan kontra menjadi bumbu perbincangan bahkan perdebatan hingga level akar rumput. Ada yang sangat percaya, ada pula yang percaya semua ini hanyalah konspirasi untuk menekan ekonomi rakyat bawah. Dampak terberatnya, banyak orang jadi makin antipati dengan sistem operasional rumah sakit, ya bahkan saya sendiri juga terbersit ada oknum RS yang "memanfaatkan" momen ini.
Tetangga dan bahkan orang terdekat seakan menjadi pakar kesehatan, mending ini, mending itu, dan segala macam masukan yang semakin membuat saya lama untuk mengambil keputusan, padahal ingin segera berobat.
Ya, kekhawatiran terbesar saya saat ini akibat isu-isu pandemi ini memang soal biaya. Berobat di masa ini itu membuat segala macamnya menjadi lebih mahal, harus PCR, harus bayar APD, terkadang diminta untuk rontgen dan berbagai prosedur yang seharusnya tidak ada pada zaman sebelum pandemi.
Coba bayangkan berapa yang harus kita keluarkan untuk di awal, dan bahkan tidak sedikit orang yang akhirnya urung berobat karena melihat proses awal yang membingungkan khususnya soal finansial, dan akhirnya memilih berpasrah diri di mode dunia yang dalam mode seleksi alam ini.
Di masa sebelum pandemi, saya sangat-sangat memaksimalkan betul fungsi kartu BPJS. Sebisa mungkin dana tidak ada yang keluar, dan ditutup oleh pagu BPJS.
Tapi ya 2 tahun belakangan ini, orang sakit rasanya tak pernah berhenti untuk mengular di loket rumah sakit. Rasanya orang sakit akan mati bukan karena penyakitnya, tetapi kelelahan saat mengantre. Di faskes 1 saja kita perlu beberapa kali konsultasi yang melelahkan, dan belum lagi antrean saat dirujuk ke RS selanjutnya. Benar-benar terasa seperti atlet Hunger Games, seleksi alamnya semakin membuat banyak pikiran.
Inilah yang akhirnya menggerakan saya untuk coba meningkatkan pengamanan soal kesehatan, rasanya saya butuh Asuransi, dan yang paling terpenting adalah Asuransi Kesehatan Online, karena di masa pandemi saya pun sangat membatasi bertemu dengan orang yang tidak dikenal, dan Asuransi Online ini memang yang paling bijak.
Bisikan Tetangga soal Asuransi