Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Irama Kehidupan: Belajar dari Musik

9 Maret 2023   15:12 Diperbarui: 9 Maret 2023   15:23 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 2013 bangsa Indonesia merayakan Hari Musik Nasional setiap tanggal 9 Maret. Hari Musik Nasional ini diperingati, karena musik adalah ekspresi budaya yang bersifat universal dan multidimensional yang mempresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Hari musik nasional ini menjadi simbol kebangkitan musik nasional dan daerah, agar masyarakat Indonesia lebih mencintai dan menghargai karya-karya musik tanah air. 

Saya ingin memaknai Hari Musik Nasional tahun ini dengan beberapa butir refleksi, bahwa dari musik kita bisa belajar tentang irama kehidupan. Irama kehidupan ini mencakup keindahan, kebersamaan, dan kesesuaian. 

Keindahan

Seni musik menciptakan keindahan bagi pendengaran kita. Setiap manusia yang normal menyukai keindahan dalam berbagai dimensi, termasuk pendengaran, yang diperoleh dari suara dan bunyi yang kita dengarkan. Suara berisik tentu membuat kita merasa muak dan terganggu. Berbeda dengan suara merdu yang diciptakan oleh nyanyian dan musik membawa kegembiraan, ketenangan, dan inspirasi bagi kita. 

Tidak hanya dalam bermusik kita dapat memperoleh keindahan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari pun kita dapat menciptakan keindahan itu. Misalnya melalui tutur kata kita yang baik dan bersahabat, sikap kita yang sopan dan ramah kepada orang lain, dan perbuatan baik lainnya, menjadi wujud nyata dari keindahan yang seharusnya kita ciptakan dalam hidup bersama. 

Kebersamaan

Musik itu akan menjadi indah jika dipadukan dengan alat musik yang lain dan suara manusia. Dengan perpaduan ini terciptalah kebersamaan di antara para pemusik dan penyanyi. Kebersamaan seperti inilah yang seharusnya diciptakan dalam kehidupan bersama, dimana setiap orang menjalankan perannya masing-masing, demi mendukung kesejahteraan bersama. 

Tanpa kebersamaan tidak akan tercipta keindahan (Musik). Tanpa kebersamaan juga tidak akan tercipta kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kita mesti belajar dari para pemusik, yang mampu menciptakan kebersamaan walaupun memegang peran yang berbeda (ada yang gitaris, pianis, vokalis, drummer, dlsb). Dalam kehidupan bersama, kita juga memiliki peran dan profesi yang berbeda-beda. Namun, kita harus tetap bekerja sama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. 

Kesesuaian

Kesesuaian nada menjadi syarat mutlak dalam bermusik. Jika salah satu tidak sesuai, maka akan rusaklah seluruh keindahan dari musik tersebut (fals). Para pemusik harus memiliki felling untuk menyesuaikan musiknya dengan musik yang lain. Tidak boleh terlalu cepat atau lambat, tidak boleh terlalu kecil atau besar suaranya, dan tidak boleh menggunakan kunci yang lain, dlsb. Pokoknya semuanya harus sesuai, sehingga bisa menciptakan keindahan. 

Dalam kehidupan bersama juga kesesuaian ini harus ada. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan orang lain dalam berbicara dan bersikap. Di sinilah pentingnya rasa simpati dan toleransi, demi menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita bersedih bersama orang yang sedang bersedih/berduka. Kita turut bergembira bersama dengan orang yang sedang bergembira. Keharmonisan dapat tercapai jika kita mampu menyesuaikan diri dengan orang yang ada di sekitar kita. Tentunya penyesuaian diri ini dalam hal-hal yang positif dan sesuai dengan norma etika dan hukum yang berlaku di Indonesia. 

Demikian refleksi saya tentang musik yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat merayakan Hari Musik Nasional (9 Maret 2023). Cintailah Musik Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun