Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Harga Diri dan Martabat Manusia

1 Maret 2023   23:45 Diperbarui: 1 Maret 2023   23:53 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahendra pun mengadopsi kepercayaan mereka ini sebagai alasan untuk pulang ke Yogya, yang adalah "langit" bagi dirinya (asal usul). Di Banuaha, Mahendra juga mengalami kegagalan untuk menikah dengan Saita, karena terbentur adat.

Tokoh lain yang turut mendukung kisah ini, ialah Ama Budi, ayah angkat Mahendra, yang begitu bijaksana dan kritis, namun masih sangat terikat tradisi. Dialah yang membongkar rahasia pembunuhan bayi, yang selama ini dibungkus dengan mitologi roh pemakan bayi. 

Salah satu dari anak Ama Budi ialah Sayani, saudara angkat dan sahabat Mahendra. Dia sangat kritis, berani, dan terbuka. Keberaniannya untuk berkorban bagi orang lain tampak pada tindakannya menyamar menjadi Mahendra ketika Saita bunuh diri, yakni dengan membakar dirinya bersama Saita, agar permasalahan tersebut selesai.

Tokoh antagonis juga ditampilkan dalam novel ini, antara lain: Pak Nai Laiya, seorang provokator, yang memiliki dendam warisan terhadap keluarga Ama Budi; Amoli, anak Pak Nai, yang memiliki sifat yang sama dengan ayahnya; dan Arofosi, suami Saita, yang menikahi Saita secara paksa, karena ia mampu menyelenggarakan pesat adat. 

Kisah ini berakhir dengan tragis, namun penuh makna. Mahendra yang hendak pulang ke Yogya setelah sekian lama merantau di Banuaha tidak berjalan dengan mulus, melainkan mengalami berbagai hambatan, mulai dari kisah tragis Saita dan Sayani, hingga kecelakaan di kapal karena badai, dan perjuangannya di atas laut bersama Fiqoh, yang dipercayakannya untuk menyimpan semua catatannya. Akhir dari cerita ini begitu mengejutkan, yakni terjadi perjumpaan antara Fiqoh dengan Yasmin dan anaknya, yang selama ini diisukan telah mati bunuh diri.

Martabat ini tidak diukur dari apa yang berasal dari luar dirinya, tetapi dari dalam dirinya, yakni dari kodratnya. Konsekuensinya, semua orang memiliki martabat, derajat, dan hak yang sama. 

Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali prinsip ini dilanggar, sebagaimana yang ditampakkan dalam novel "Manusia Langit". Harga diri lebih diutamakan dari pada martabat manusia. 

Harga diri disini melulu diukur dari hal-hal material yang dimiliki seseorang, dan berbeda-beda ukurannya, antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Misalnya di kampus, harga diri seseorang tergantung pada gelar akademis yang diperolehnya. 

Sedangkan dalam masyarakat Banuaha, harga diri seseorang tergantung pada jabatannya dalam adat, agama, dan masyarakat (misalnya: kepada adat, pendeta, kepala desa, dan guru), dan kemampuannya menyelenggarakan pesta adat yang begitu mahal biayanya. Masalah harga diri yang diukur dari materi ini begitu rumit, sehingga berdampak pada berbagai tindakan yang melanggar hak asasi manusia.  

Novel "Manusia Langit" juga sempat menyinggung mengenai masalah politik. Berangkat dari harga diri menuju kepada inti permasalahan yang terjadi. Selain ukuran yang telah dijelaskan di atas, harga diri orang Banuaha juga diukur dari makanannya. Bagi mereka makan nasi lebih tinggi derajatnya dari pada makan ubi atau jagung, padahal nenek moyang mereka makan ubi dan jagung. 

Ternyata kebijakan pemerintah pusat tidak sesuai dengan kondisi masyarakat di pedalaman. Penyamarataan makanan pokok (nasi) dan bahan bakar minyak (minyak tanah) telah begitu membebani masyarakat setempat. Pada awalnya mereka makan ubi dan jagung, serta menggunakan minyak kelapa sebagai bahan bakar untuk pelita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun