Mudah bagi kita untuk menerima kelebihan orang lain dari pada menerima kelemahan orang lain. Kritik, desas desus, gosip, dan segala bentuk berita miring terjadi karena kita selalu memandang rendah orang lain dan hanya berfokus pada kelemahan dirinya saja. Namun ada hal lain yang dilihat oleh Emmanuel Levinas, seorang filsuf dari Perancis. Dia memandang orang lain sebagai wajah dari "Yang Lain". Mari kita ikuti dan kupas sedikit pemikirannya.
Levinas dengan tegas menolak pandangan "totalitas", yang artinya memandang bahwa semua orang sama saja (ditotalkan saja seperti angka). Padahal setiap orang memiliki keunikan dan kekhasannya sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Keunikan inilah yang disebut oleh Levinas sebagai "Wajah".
Wajah itu menampakkan diri di hadapanku dengan segala keunikannya. Aku tidak boleh memandang wajah itu dengan pikiranku sendiri dan tidak boleh juga memperlakukan wajah itu menurut keinginan diriku sendiri. Aku harus membiarkan wajah itu menampakkan diri apa adanya dengan segala keunikannya yang pasti berbeda dengan diriku dan juga orang yang lainnya.
Maka dari itu, kita tidak boleh menilai orang lain dengan pikiran kita sendiri, atau memberikan cap kepada orang lain menurut pandangan diri kita sendiri.
Sangat mudah bagi kita untuk menilai buruk terhadap orang lain, karena pikiran kita sendiri sudah dipenuhi dengan keburukan dan kemunafikan.
Biarkanlah orang lain memperkenalkan dirinya sebagaimana adanya sesuai dengan apa yang telah dia perbuat dan dia tulis sendiri tentang dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H