Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut Waktu

1 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 1 Januari 2025   21:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Insert foto ucapan selamat, sumber wag)

(Catatan Refleksi menyambut Tahun Baru 2025 ini telah dipublish di media online http://www.mutiaratimur.com

"AKHIR tahun 2024 dan awal tahun 2025 bedanya tipis sekali. Walau ada sedikit cela namun tak bisa disambung. Lalu dengan apa menyambungnya? Mungkinkah "suykur" menjadi penyambungnya". Dengan syukur, kita diajak untuk 'nrimo', melepas 'waktu kemarin' dan menyambut 'waktu sekarang'.


Waktu dan manusia bagai satu koin punya dua sisi.  Satu tidak dilepaskan dengan yang lain. Karena manakala waktu berputar (berlangkah maju), manusia pun ikut berputar (bergerak maju) di dalamnya. Pepatah Latin menyebutnya sebagai, "Tempus mutantur et nos mutamur in illis".


Talian erat antara manusia dan waktu sediakan peluang besar kepada pengguna waktu untuk bisa merasakannya atau juga tidak merasakan. Sehingga ketika perputaran waktu mencapai titik batas --angka final. Dengan mudah lahir ungkapan ini, "Time flies like an arrow," (waktu melesat pergi seperti anak panah).
Waktu dirasakan berlalu begitu cepat serupa terbangnya anak panah menuju sasaran bidik. 

Bagi yang merasakan waktu di tahun 2024, ia akan bersyukur dan mengajak semesta mengulangi syair tembang Ebiet G. Ade ini, "Kita mesti besyukur karena kita masih diberi waktu. Entah sampai kapan, tak ada yang bakal dapat menghitung. Hanya atas kasih-Nya, hanya atas kehendak-Nya kita masih bertemu matahari di tahun 2025.  


Bagi yang tidak merasakan sedidikitpun "getaran" waktu di tahun 2024, ia juga masih diberi kesempatan untuk meminjam catatan pada rumput ilalang dan pada bintang gemintang untuk bercermin diri dan siap menghadapi tahun 2025.


Sepertinya "Akhir tahun dan awal tahun beda tipis. Beda besarnya adalah syukur. Artinya, secara manusiawi syukur dapat 'banyak' dalam waktu yang  menguntungkan dan mungkin 'kurang' manakala waktunya tidak menguntungkan.


Untuk mendeteksinya, data pribadi, fakta bahkan mungkin keadaan yang dialami mencatatnya dengan baik di tahun kemarin dan sekarang siap berhadapan dengan soal, "bagaimana melepas waktu kronos yang menguntungkan dan tidak menguntungkan itu dan bernazar untuk menjadikan setiap moment di tahun 2025 menjadi waktu kairos, waktu bernilai berkat.


Orang Yunani membagi waktu ke dalam dua jenis, yaitu waktu "Kronos" dan waktu "Kairos". Waktu Kronos secara umum, berjalan seperti  jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun dan seterusnya.


Waktu/ Kronos, paling konsisten (1 menit 60 detik, 1 jam 60 menit, satu hari 24 jam, seminggu 7 hari, dstnya). Waktu yang demikian menekankan urutan peristiwa atau kejadian. Lalu kita kenal apa yang disebut kronologi. Kita telah melepas waktu kronos, Tahun 2024, dan masuk ke tahun 2025. Secara angka, waktu kronos jelas, dia berlalu.


Sedangkan "Kairos" berarti esensi/ hakekat waktu, saat atau momen di dalam waktu. Momen di dalam waktu ini tidak terulang kembali. It flies away. Pergi dan tidak  kembali.  "Kairos" ada dalam "Kronos" itu. Jadi memberi isi (kairos) pada waktu (kronos) itulah yang penting. Apakah sama persis dengan tahun kemarin? Kita akan lihat di tahun 2025. Apakah banyak menguntungkan atau merugi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun