Sebagai catatan awal, Â digariabawahi bahwa tulisan bertopik, "Rahim Bermartabat Ilahi" Â ini merupakan "Catatan Reflektif" jelang hari besar keagamaan umat Kristiani, Hari Natal yang merujuk kepada kisah yang situlis penginji Lukas.
Telah hadir dan tersebar aneka "parodi nyeleneh" yang segar dan menggugat eksistensi kita (siapa kita?), dan karakter manusiawi kita, di media sosial tiktok. Di antaranya serupa ini; jika dua laki-laki berjumpa, kata pertama yang diucapkan untuk membuka 'tabir" yang dirahasiakan di antara mereka, seperti ini, "Adakah? Â Jadikah ? Kemudian disusul ngobrol lanjut sampai berlarut-larut.
Beda lagi, jika dua perempuan berjumpa, sapaan dan ucapan perdana yang dilontarkan sering  untuk membangun tabiat "kepo," seperti "sudah dengarkah"? "Ini rahasia, loh, jangan cerita kepada yang lain!" Selanjutnya gajak  bahas misteri kehidupan, bahkan diduga mulai "omon-omon tentang orang lain" alias gossip. Jika tidak, maka mulai "show" unjuk milik kepunyaan untuk naikan gengsi.
Rahim bermartabat untuk suatu Sinodalitas.
Pertanyaan reflektif untuk kita renungkan, "Mungkinkah ada  kisah  bahwa jika dua perempuan bertemu, mereka bahas isu-isu teologis bahkan menungkapkan  "rahasia Allah"?
"Mungkin" adalah jawaban atas pertanyaan itu, dan hal ini hanya terjadi bagi berapa perempuan berhikmat. Jika bertemu mereka membahas kejadian yang mereka alami oleh karena penyelenggaraan Tuhan. Praksisnya mereka shering pengalaman harian oleh karena kejadian yang dialami atas dirinya dan peristiwa sekitarnya, twelakaana dalam "lingkaran Providentia Dei" (peneyelenggaraan Ilahi).
Sebut saja jelang hari raya keagamaan ini, Hari Raya Natal. Hadir dua perempuan sebagai aktris utama atau sebagai tokoh kisah, yakni Elisheva dan Myriam.
Ketika keduanya berjumpa, ucapan pertama yang terlontar adalah "Salam hangat, salam yang menguatkan". Salam yang disampaikan sanggup menggetarkan bayi yang ada dalam Rahim. "Bayi melonjak kegirangan," bayangkan.
Ngobrol lanjut mereka adalah soal iman, soal keajaiban yang dilakukan Tuhan ataa mereka. Karena dan oleh pengalaman keajaiban itu, mereka setia berlarut dalam kisah bahkan sampai berdiam-nginap untuk mempererat tali persaudraan, saling support dan berbagi, solider dan siap membangun sinodalitas (berkumpul dan berjalan bersama) antar-keluarga beriman.
Aktris Elisheva. Nama ini dari bahasa Ibrani. Dalam paparan biblis dikenal dengan nama Elisabet. Elisheva berarti "Allah adalah janjiku". Dalam kisah Lukas (Lih. Luk; 1:6), Â Elisheva adalah istri dari imam Zakaria. Â "Keduanya hidup benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercelah. Tetapi keduanya tidak mempunyai anak". alias 'mandul,' demikian tercatat dari isu sosial yang beredar.
Realita ini memungkinkan kehidupan dan interaksi sosial  sangat tertantang. Ada seperti aib besar melanda keluarga Elisheva dan Zakharia. Namun hal luar biasa yang jadi pijar kehidupan bagi masyarakat banyak adalah keduanya tetap taat pada Allah yang mereka imani dan tidak kecewa serta hilang harapan.