Hari ini  saya menyiapkan diri  menulis renungan pagi pada Rubrik Grup Kerja , "Cahaya Sabda".  Saya beri judul permenungan saya, PAHAMI TANDA KESELAMATAN DAN BERKAT. Saya mendasari inspiraai tulisan saya pada Bacaan Suci, Injil Lukas 21:25-33.
Saya memulai rwnungan saya dengan sapaan berikut, Kekasih-kekasih Tuhan. Selanjutanya permenungan saya sebagai berikut. Â Begini berita Injil Lukas 11: 29-33: "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat.
Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Â Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Hal yang jadi fokus pendalaman kita, terletak pada Pernyataan Yesus ini, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu".
Pertanyaan reflektif, "Bilamana tepat dan bijak kita berkata-kata ? Ditanya demikian karena perkataan, sabda, ucapan-ucapan, Â kata-kata tidak akan hilang atau lenyap. Ia abadi sifat. Jadi praksisnya begini, apa yang dikatakan atau terucap tidak mudah hilang. Kata-kata baik, yg terucap akan menetap sebagai kebaikan.
Apabali kita ucapakan bagi diri sendiri, bagi orang lain hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya jika kita ucapakan hal-hal yg buruk maka  akan mendatangkan hal-hal buruk. Kata-kata kita menjadi tidak punya berkat. Kata-kata kita tidak menyelamatkan.
Jadi pandailah, cermatlah dan harus cerdas lagi bijak dalam berkata-kata, berucap atau menyampaikan pernyataan.
Kekasih-kekasih Tuhan...
Yesus ajarkan murid2-Nya dan kita untuk pandai membaca tanda-tanda kedatangan-Nya dan bersiap-siap.
Saat itu adalah saat keselamatan atau waktu karios.
Kalau ada tanda-tanda di langit dll, ketahuilah waktu sudah tiba. Saat itu bukan diam pasif tapi harus aktif mempersiapkan diri dengan hidup baik. Satu di antaranya, berkata "baik". Baik ini dalam konteks luas, sepeti sopan, jujur, benar, ramah dan bijak bahkan bersifat positif.
Berkata baik, benar dll., seperti terumus di atas sama dengan bersiap diri menantikan keselamatan yang datang dari Allah kita. Â
Karena itu setiap kehadiranmu janganlah menjadi tanda buruk atau mimpi buruk bagi yang lain. Jika mendatangkan mimpi buruk, itu artinya anda tidak membawa berkat dan selamat untuk yang lain, juga dirimu.
Semoga diri kita jadi tanda kebaikan, tanda keselamatan dan tanda berkat bagi yang lain. Kita bisa.
Saya mengakhiri penulisan renungan ini dengan ucapan, "Salam kasihku. Tuhan memberkati. (V. Al Hayon.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H