Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Penyuluh Agama di HUT RI ke-79

22 Agustus 2024   19:57 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:02 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya Tuhan, Allah Pengasih lagi Penyanyang. Walau pekik merdeka terucap dari teriak mulut kami, namun tiliklah kami. Ada jeritan pilu yang sungguh pedih. Seperti ibu pertiwi yang berduka karena begitu banyak penderitaan, demikian kami anak-anak bangsa ini.

Tangisan terdengar di seantero negeri karena kehilangan pekerjaan, terlindas oleh kekuasaan, ketidakadilan merajai, harga melambung, tanah tiada berair dan benih pun mati sebelum berbuah;  anak-anak dan perempuan yang tersakiti; serta alam yang tidak lagi bersahabat.

Dari Sabang ada ratap, di Marauke berharap riang bisa menetap. Gempa terus menggoncang Sangie dan petik sasando mengiringi lagu pedih terdengar dari pulau paling selatan Tanah airku, Rote Ndao.

Ya Tuhan Sumber segala rahmat. Kepada-Mu kami memohon dalam kerendahan, pulihkan negeri ini dari segala bentuk penderitaan. Angkatlah beban dan bebaskanlah kami dari segala kepahitan. Hindarkanlah kami dari angkara-murka-Mu, dan bergegaslah ulurkan tangan pemulihan-Mu dan bersegerahlah menolong kami.

Curahkan hikmat, pengetahuan, serta cinta-Mu kepada seluruh Pemimpin bangsa ini, dari Bapak Presiden, Seluruh Menteri, Bapak Gubernur, Bupati, Camat, desa, lurah, hingga RT/RW, agar bercermin dari kepemimpinan-Mu, untuk dapat mengayomi, memberi tuntunan, menjadi teladan, menghadirkan kebahagiaan dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Negeri  Indonesia Raya tercinta.

Untuk seluruh anak bangsa ini, kami berdoa, "Biarlah secara bersama kami merawat kebhinekaan, menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung-jawab, menghidupi cinta-kasih, meninggalkan sikap fanatik dan radikal, memperjuangkan keadilan serta kebenaran, rela berkorban untuk kebaikan dan kemegahan bangsa, agar supaya kami menjadi Nusantara Baru, Indonesia Maju.  Kami percaya bahwa Indonesia akan terus menjadi Rumah bersama yang aman, nyaman, damai dan sejahtera untuk kami tinggali.

Diujung sembah kami dalam doa ini, dan dalam kepasrahan yang sungguh kepada Engkau, ya Allah yang Maha menyertai, kami serahkan hidup seluruh warga Indonesia dan bangsa ini untuk dipimpin oleh tangan-tangan perkasa yang telah engkau jamah dengana tangan kasih dan kuasa-Mu, ya Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa.  Amin

Hembusan nafas akhir dari ucapan doa itu serasa mengangkat hati semua peserta upacara yang hadir ke suatu suasana spiritual perubahan, untuk menjadi lebih baik dari hari-hari kemarin, siap bekerja dan bersama-sama bekerja membangun Indonesia tercinta dalam suksesi tingkat lokal di bidang tata kepemimpinan, baik di tingkkat provinsi, kota, maupun Kabupaten. Biarkan semua sukses terselenggara.

Langkah-langkah kaki yang anggun  sang pembaca doa menuju tempat semula di lapangan upacara hari itu, diringi tatapan mata dan senyum girang peserta yang hadir, sebagai akibat aura spiritual yang terkonstruk oleh lantunan doa yang penuh harap dan membangkitkan semangat juang baru untuk Nusantara Baru, Indonesia Maju yang berefek damai sejahtera dan persatuan.* 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun