Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Perempuan Bermuara pada Mesias

2 Agustus 2024   22:45 Diperbarui: 2 Agustus 2024   22:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru di Moab, Naomi yang ditinggal janda ditimpa duka mendalam akibat kematian orang-orang kesayangan. Duka dan kesusahan ini menjadi "turning point" kembali ke kampung asal, Betlehem-Tanah Yehuda.

Kepulangan Naomi diikuti oleh kedua menantunya, Orpa dan Rut. Pertanyaannya, seberapa setia kedua menantu perempuan ini terhadap mertuanya yang telah menjadi janda? Jawabannya tersaji (bdk. Rut, 1:6-13) seperti berikut.

Ada argumentasi yang begitu hebat yang dilakukan oleh dua menantu perempuan kepada istri mendiang Elimelekh, Naomi ini manakala Naomi, menghalangi kedua menantu ini mengikutinya pulang ke kampung asalnya. Ia justru menyuruh mereka tetap di Moab bahkan kembali kepada ibu mereka.

Naomi memberikan kekuatan kepada menantunya dengan pernyataan ini, "TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepada orang-orang yang telah mati itu dan juga kepadaku. Kiranya atas karunia Tuhan kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suamimu. Pulanglah, anak-anakku. Jangan turut dengan aku," kembali ke kampong asalku.

Lebih lanjut Naomi menjelaskan (bdk. Rut. 1:8-13), "Kalian masih  muda, masa depanmu masih cerah." Pada titik ini sebagai mertua, Naomi bukan menolak tidak mau di damping di hari tuanya  tetapi mertua yang baik ini sedang memikirkan nasib dan masa depan kedua memantu perempuannya.

Larangan yang dipatok Naomi ini menjelaskan kepada kita keakraban keluarga dan keintiman relasi antara mertua dan menantu-menantunya. Atas penjelasan Naomi yang sangat masuk akal dan otentik, akhirnya Orpa, salah satu menantunya  tinggal menetap dan tidak lagi menemani Naomi kembali ke Tanah Yehuda.

Sedangkan Rut, menantu yang lain tetap keras hati mengikuti, mendampingi Naomi mertuanya kembali ke kampung asalnya. Rut menjadi seorang menantu yang dapat meluluhkan hati mertuanya dengan argumentasi karismatis manakala Naomi mertuanya berusaha keras mengharuskanya untuk tetap tinggal, tidak boleh mengikutinya.

Kata Rut, "Kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan."

Argumentasi di atas merupakan pernyataan tekad dan kesetiaan seorang menantu pada mertuanya. Tanda nyata kesiapan mendampingi, tinggal bersama dan kesediaan melayani dengan tulus mertua yang telah kehilangan suami dan putra-putra kesayangannya.

Kejadian ini menyadarkan Naomi harus bangkit dari duka yang panjang dan memulai hidup baru bersama menantunya. 

Ketika tiba di kampung halaman, ia mengatakan kepada yang memanggilnya, Naomi, "Jangan panggil aku Naomi tetapi pangilah "Marah," yang berarti "pahit".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun