PESPARANI: "SPIRIT "QUI BENE CANTAT BIS ORAT"Â
Terlepas dari pesta keagamaam seperti PESPARAWI, MTQ dan lain-lain, masyarakat Katolik Indonesia punya PESPARANI (Pesta Paduan Suara Gerejani). Event keagaman ini diselenggarakan bertahap, dari tingkat kabupaten/kota, ke tingkat provinsi dan akhirnya tingkat nasional.
Peruntukan event ini yakni bagi pengembangan iman umat Katolik yang menggaungkan kerukunan, multikultur dan ke-Bhinnekaan. Sedangkan harapan utamanya adalah untuk membina kehidupan beragama umat Katolik, yang terejawantah pada masyarakat Katolik yang beriman, berakhlak mulia dan bermoral serta terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Dasar Negara RI, Pancasila.
Cita-cita berlian dan harapan mulia ini direstui dengan terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 35 Tahun 2016 tentang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (LP3K) yang menjadi payung hukum pelaksanaan PESPARANI Katolik Nasional.
Event perdana Pesparani Nasional telah berlangsung di Bulan Oktober Tahun 2018, di Ambon- Maluku, dan sukses. Kemudian rencana pagelaran berikutnya di tahun 2020, di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Apa mau dikata, pada tahun itu kegiatan Pesparani Tingkat Nasional tidak terwujud secara offline oleh karena Negara Inodnesia tercinta diserang Virus Corona. Kegiatan Pesparani pun hanya terjadi secara online. Tuaian kemeriahaan dan antusiasme pesta tidak semerbak di Ambon. Tidak mengapa !
Di tahun 2022 ini, "Sumbuh yang pudar nyalanya tidak dipadamkan begitu saja." Ia perlahan menyala terang dan terus terang benderang. Kerinduan untuk tampil di Pesparani terobati. Sebagai ajang unjuk talenta dan merangkai persaudaraan, Pesparani tingkat nasional sesuai rancangan akan terselenggara di Oktober 2022.
Tidak menyinggung nuansa event ini di kabupaten/kota dan provinsi lain di Indonesia, LP3K Daerah (LP3KD) Kabupaten Kupang, baru saja kemarin (2/09/2022) melepas kontingen Pesparani Katolik untuk mengikuti Pesparani Tigkat Provinsi di Kupang (sebelum ke tingkat Nasional) di acara bertajuk "Acara Pelepasan Kontingan Pesparani Kabupaten Kupang."
Dalam acara pelepasan yang dilakukan oleh Bupati Kab. Kupang, Drs. Korinus Masneno, dan didampingi Ketua LP3KD, Â Paternus Vinci dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kupang, Saturlino Correia, S. Th., M.Pd, terukir beberapa pembelajaran berharga sebagai berikut;
"Bahwa semangat "Qui bene cantat bis orat" (Siapa yang bernyanyi baik, berdoa dua kali), berupaya dan solider" telah mendorong para peserta dan pengurus LP3KD bahu membahu dan berjibaku menyukseskan Pesparani Tingkat Provinsi dengan mengirimkan kontingen ke ajang semi akbar ini, dalam situasi 'keterbatasan finansial.' "Semoga tidak lagi untuk event ini di tahun mendatang," harap peserta dan pengurus.
Berikutnya, benarlah pernyatan iman ini: "Manusia tidak hidup dari roti saja, tapi dari 'Sabda' (kekuatan prinsip, spirit dan upaya) yang telah Tuhan tanamkan dalam diri setiap kontingen dan pengurus, sehingga para peserta lomba dan pengurus LP3KD menyatakan diri siap berjuang di Pesparani Tingkat Provinsi.
Nilai pembelajaran yang diangkat ini sejalan dengan pernyataan transparan yang disampaikan dan motivasi yang ditanamkan pemimpin wilayah setempat, bahwa "Pesparani adalah manifestasi iman dan ajang kukuhkan persaudaraan. Yakin pasti, ada dampak iman yang luar biasa untuk kehidupan keagamaan di wilayah kita, usai pesta ini digelar."
Ucap lanjut sang pemimpin wilayah setempat: "Bangun optimisme, karena dipundak para kontingen ini nama kabupaten dipetaruhkan dan nama Tuhan dimuliakan. Setelah ajang besar ini usai, apapun hasilnya (juara atau tidak), tetapi yang pasti adalah "Masyarakat Katolik dan Pemerintah Kab. Kupang  menjadi teladan dalam memuliakan Tuhan." *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H