Pemuda Generasi Z merujuk kepada kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Keluarga merupakan institusi terkecil yang mempengaruhi perilaku pemuda. Hubungan pemuda dan keluarga merupakan hubungan yang sangat penting dalam mengembangkan karakter, nilai, dan kemampuan pemuda. Keluarga adalah merupakan tempat pendidikan paling pertama atau yang utama, karena dalam keluarga seseorang dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa.
Peran penting keluarga dalam pembentukan dan akhlak pemuda Generasi Z memiliki relevansi yang kuat dengan studi sosiologi kepemudaan. Sosiologi kepemudaan mempelajari berbagai aspek yang memengaruhi perkembangan, perilaku, dan identitas pemuda dalam konteks sosial. Dalam konteks ini, keluarga menjadi unit sosial utama yang memainkan peran penting dalam membentuk pemuda Generasi Z.
Dalam era yang terus berkembang ini, peran keluarga dalam membimbing pemuda, khususnya Generasi Z, menjadi semakin penting dan relevan. Sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital yang cepat berubah, keluarga harus pintar mengatur strategi yang cocok dalam membimbing pemuda. Dalam esai ini, akan dianalisis secara mendalam tentang bagaimana peran bimbingan keluarga memengaruhi perkembangan pemuda Generasi Z.
Pemuda Generasi Z memiliki potensi besar untuk membentuk dunia di masa depan dengan cara yang unik dan inovatif. Pemuda Generasi Z memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya, seperti kemampuan untuk multitasking, tinggi kecerdasan majemuk, dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi hidup mereka sehingga memerlukan dukungan dan bimbingan yang sesuai dari keluarga.
Strategi yang efektif untuk memberikan dukungan pemuda Generasi Z antara lain:
1. Membiarkan pemuda melakukan sesuai dengan kesukaannya, membentuk sosialisasi primer yang positif.
Konsep sosialisasi primer dalam sosiologi menjelaskan bagaimana individu belajar dan menginternalisasi norma, nilai, dan perilaku dari lingkungan pertama mereka, yaitu keluarga. Dalam hal ini, keluarga memiliki pengaruh dominan dalam membentuk akhlak dan identitas pemuda Generasi Z. Nilai-nilai, norma, dan etika yang diajarkan oleh keluarga menjadi landasan utama bagi perkembangan moral pemuda.
2. Keluarga harus memberi dukungan penuh untuk mengembangkan non akademis (soft skill dan leadership)
Keluarga memainkan peran penting dalam memberikan bimbingan dan dukungan terkait pendidikan dan karier kepada pemuda Generasi Z. Dorongan, motivasi, dan pengarahan dari orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat memengaruhi pilihan pendidikan dan karier mereka
3. Mengadaptasi dengan perubahan teknologi dan perilaku pemuda Generasi Z.
Di era digital ini, keluarga memainkan peran penting dalam mengajarkan pemuda Generasi Z tentang penggunaan teknologi dan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab. Mereka dapat memberikan bimbingan tentang penggunaan yang tepat, batasan waktu, dan pentingnya privasi dan keamanan online.
Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan akhlak Generasi Z. Faktor pendukung utama dalam peran orang tua adalah keluarga itu sendiri. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, keteladanan orang tua, tanggung jawab dalam membimbing anak, serta pembimbingan yang konsisten dari akhir sampai kapan pun merupakan aspek penting dalam membentuk akhlak anak.Â
Selain keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan bermain anak juga memiliki pengaruh, namun keluarga tetap menjadi faktor utama dalam membentuk kepribadian dan akhlak anak. Suasana yang menyenangkan dan hangat di rumah akan mempengaruhi anak merasa nyaman dan bersemangat untuk berkembang. Oleh karena itu, keluarga menjadi fondasi utama dalam membimbing dan membentuk pemuda Generasi Z sehingga menjadi individu yang berakhlak baik dan berkualitas.
Sosiologi kepemudaan juga memperhatikan struktur keluarga dan dinamikanya dalam mempengaruhi perkembangan pemuda. Misalnya, apakah keluarga memiliki struktur yang otoriter, demokratis, atau otoriter? Bagaimana peran orang tua dalam mengambil keputusan dan memberikan bimbingan kepada pemuda?Â
Pertanyaan-pertanyaan ini menggambarkan pentingnya struktur keluarga dalam membentuk identitas dan akhlak pemuda Generasi Z. Studi sosiologi kepemudaan juga menyoroti peran gender dalam pembentukan identitas pemuda. Keluarga dapat memainkan peran dalam memperkuat atau mengatasi stereotip gender dalam perilaku dan harapan terhadap pemuda Generasi Z
Namun, kendala utama yang dihadapi orang tua dalam pembentukan akhlak anak, khususnya Generasi Z, adalah kesibukan orang tua. Banyak orang tua yang terjebak dalam kesibukan mencari nafkah hingga larut malam, sehingga waktu dan perhatian yang dapat mereka berikan kepada anak menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan kurangnya pendampingan dan perhatian terhadap anak di rumah, serta memberikan anak akses berlebihan pada gadget seperti handphone sebagai pengganti interaksi langsung.
Kesibukan orang tua ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan akhlak anak, karena anak cenderung merasa kurang perhatian dan kurangnya kenyamanan di rumah. Anak kemungkinan akan mencari pengganti perhatian dan kebahagiaan di luar, yang dapat membawa mereka ke lingkungan yang tidak sehat dan memicu perilaku negatif seperti kemarahan dan sikap yang membangkang.
Sebagai solusi, orang tua perlu membagi waktu dengan bijak antara pekerjaan dan pendampingan anak. Komunikasi dan interaksi langsung antara orang tua dan anak juga sangat penting untuk membentuk hubungan yang kuat dan memahami kebutuhan serta perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dapat membimbing anak dengan lebih efektif dalam pembentukan akhlak yang baik, sehingga anak dapat tumbuh menjadi individu yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Dengan memahami tantangan dan peran penting keluarga dalam membimbing pemuda Generasi Z, kita dapat mengidentifikasi strategi dan pendekatan yang efektif untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan mereka. Melalui komitmen dan kesadaran orang tua dalam memberikan bimbingan yang tepat, diharapkan pemuda Generasi Z dapat tumbuh menjadi individu yang berkualitas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.
Referensi
"Cara Orang Tua Menyiapkan Generasi Z Siap Kerja: Beri Kesempatan Anak Berlatih Mandiri." Warta Kota. Tribunnews, 4 November 2019
R, Nadiya. 2021. PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK GENERASI Z DI KAMPUNG MBELO, KELURAHAN KADIPATEN, KECAMATAN KRATON, KOTA YOGYAKARTA. 54-59
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H