Mohon tunggu...
Gamvinoza
Gamvinoza Mohon Tunggu... -

Semoga ALLAH berkenaan mempermudah proses saya menjadi calon DOKTOR ilmu Ekonomi,amin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wahai Caketum Bapak Mahyudin No urut 4, Orang Indonesia Bukan Pemain

14 Mei 2016   00:02 Diperbarui: 14 Mei 2016   00:11 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai yang mulia bapak mahyudin, seorang senator yang sekarang bercokol di MPR berprofesi sebagai wakil rakyat bahkan memiliki jabatan wakil ketua MPR ini, sungguh jengah kami dengan perkataan anda di salah satu televisi swasta, yaiti TV One dengan bangga anda mengucapkan kata negara kita terdiri dari pemain-pemain. Pemain apa pak, pemain bola atau pemain film, maksudnya…?

Berawal dari menonton sebuah tayangan yang bagi saya hanya sebuah dagelan politik yang mempertontonkan sebuah aksi yang omong kosong, berlaku dan beradegan seolah-olah lagi mengikuti ajang debat calon lurah di sebuah desa. Karena melihat banyolan dan candaan dari semua bakal calon ketua umum partai GOL…*. Dari semua yang menjadi caketum, menurut saya hanya satu calon yang mampu bersaing dengan sehat, wawasab dan pengalaman sebagai eksekutor eksekutif, tidak hanya sebagai pengkritik tetapi berjalan sebagai laksamana dan telah mempunyai rekam jejak dari sebagai lurah, camat dan Bupati, itu sosok yang tepat, yang membuat partui dengan dominan warna kuning itu bersinergi, bergairah lagi untuk menjadi partai politik dengan rasa baru yang lebih jujur, (Bukan memihak salah satu caketum, hanya berdasarkan cara menjawab, menalaah, berpikir logis dan mempunyai program yang jelas bukan hanya akan menyelesaikan tanpa ada cara).

Kembali ke topik awal, acara yang ditayangkan ini, berjudul debat, tetapi kenyataannya bukan debat, hanya menjawab pertanyaan dari tiga orang panelis, yang dihadirkan, yaitu panelis: 1. Ichanuddin Noessy. 2. Efendi Ghozali. 3. Firmanzah. Dan sekedar menjual obat bagi semua caketum tanpa ada program yang jelas.

Back to tuanku yang mulia Mahyudin, kesempatan pertanyaan diberikan oleh panelis bernama Firmansyah. Dalam debat caketum Golkar, caketum nomor 4 Mahyudin sempat melontarkan candaan saat ditanya oleh panelis. Mahyudin menyebut orang Indonesia 'pemain' semua. Apa maksudnya? Mahyudin ditanya oleh panelis Firmanzah tentang Trans-pasific Partnership (TPP).

Sebelumnya pengertian dari Trans-pasific Partnership (TPP) adalah perjanjian dagang antara 12 (dua belas) negara yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Malaysia, Meksiko, New Zealand, Singapura, Peru dan Vietnam. Secara total, perjanjian itu mencakup $30 triliun Produk Domestik Bruto (PDB) atau 40 persen dari total PDB dunia. Jumlah yang amat besar itu membuat TPP layaknya artis pendatang baru yang mendapat sorotan dari seluruh penjuru dunia. Jika berhasil, TPP akan menjadi perjanjian dagang terbesar yang pernah ada dalam sejarah. Salah satu studi memperkirakan TPP akan meningkatkan PDB dunia sebesar USD223 miliar atau 0,2 persen pada tahun 2025.

Lebih jelas dapat di search di http://news.detik.com/kolom/3075190/trans-pacific-partnership-dan-artinya-bagi-indonesia

Dalam menjawab pertanyaan dari Firmanzah, tuanku yang mulia Mahyudin menjawab setuju Indonesia masuk dalam TPP, lalu firmanzah mencoba menjelaskan dengan detail bahwa dua capres Amerika Serikat, yaitu Donald Trump dan Hillary Clinton menolak. Nah sang wakil rakyat ini berkata dengan lantang setuju Indonesia masuk TPP. Sedangkan "Amerika terlalu paranoid saja. Kita tak boleh begitu. Karena kita terlalu lama dijajah sehingga tidak berani pada bangsa asing," ujar Mahyudin dalam debat yang diselenggarakan BNDCC, Bali, Jumat (13/6/2016) yang disiarkan oleh Tv One tersebut.

"Apakah artinya Anda setuju masuk TPP? Selain itu ada konsekuensi tsunami perombakan undang-undang?" cecar Firmanzah.Mahyudin pun mengaku siap menghadapi hal tersebut jika berhasil menjadi ketum Golkar. Dia akan memanfaatkan kader Golkar yang ada di parlemen.
 "Nanti kalau kita menghadapi itu, kalau saya jadi ketum, saya punya kekuatan 91 anggota DPR. Sebenarnya gangguan asing tidak usah khawatir kalau kita siap dengan diri kita," tutur Mahyudin mantap. Wakil Ketua MPR itu percaya segala kebijakan bisa diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Menurutnya segala sesuatu bisa disesuaikan.

Komentar dilanjutkan "Mana ada yang tidak bisa diubah. Lha wong Pak JK bilang cuma Alquran saja yang tidak bisa diubah," ujar Mahyudin. Indonesia pun disebutnya dapat bertarung di kancah internasional. Termasuk dalam dunia ekonomi. "Kita masuk saja, bersaing. Orang Indonesia kan pemain semuanya, jangan khawatir soal itu," tutup Mahyudin disambut tepuk tangan meriah.

Ada hal yang harus didasari berdasarkan rekam jejak, ilmu pengetahuan dan pengalaman, cara bertutur,menyampaikan pendapat dalam sesorang itu bisa berbicara di depan umum atau khalayak dengan benar-benar menggunakan azas berbicara itu harus dipertanggungjawabkan, layaknya pepatah “mulutmu harimaumu”. Tidak serta merta dalam debat atau menjawab pertanyaan panelis, bisa dengan asal menjawab mengatakan bahwa orang Indonesia adalah pemain, sangat luas arti kata pemain, bisa membwa energy negative, kembali kemasa dimana masyarakat sangat tidak respek lagi dengan pemerintah.

Mengembalikan kepercyaan rakyat terhdap pemerintah bukan hal mudah, hal sulit di masa terdahulu, bahkan sekarang begitu keras dan gigih segala eksekutif, yudikatif dan legislative berkerja siang dan malam untuk melayani masyarakat, bekerja untuk rakyat agar rakyat sejahtera, makmur dan sentosa, salah satunya adalah kembali peran serta dan kepercayaan rakyat ataupun masyarakat kepada pemerintah. Orang Indonesia bukan pemain, tetapi orang yang bekerja.

Bapak Presiden RI kita yang pertama sebagai pendiri pondasi awal bagi negara ini, mendirikan pedoman dan azas dalam bernegara, dilanjutkan oleh Bapak Soeharto sebagai bapak pembangunan  dengan segala sisi negative dan positif, berhasil membawa bangsa Indonesia melangkah maju selangkah demi selangkah, dilanjutkan dengan era keterbukaan, era reformasi yaitu Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono, dengan adanya titik terang bagi Indonesia dan sekarang era dimana berslogan kerja, kerja, kerja hanya untuk rakyat Indonesia bukan kerja sebagai pemain atau sebagai bawahan yang dikomandoi bangsa asing atau bahkan dikomandoi oleh pihak swasta.

Untuk  itu Bapak atau abangku yang kuhormati, negara kita bukan lagi negara pemain-pemain tetapi sebagai negara yang bekerja.

Sumber:

Detik.com

Google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun