Dewasa ini, perkembangan dunia digital semakin pasat. Tidak sedikit orang yang berkompetisi dalam menawarkan dan berinovasi untuk pengembangannya. Termasuk pengadaan platform hiburan yang salah satunya musik.
Musik menjadi hal utama yang tidak terpisahkan dari masyarakat, khususnya bagi kawula mudah hingga anak-anak. Musik menjadi teman inti dalam setiap rutinitas harian. Aktivitas kantoran, sekolah, hingga olahraga pun tidak terlepas dari musik itu sendiri. Lantunannya seperti pil penyemangat yang mengiringi setiap aktivitas.
Dari beberapa kelas musik dunia yang terkenal, seperti (pop, jazz, reggae, dll) ada juga cabang musik yang sedang trend dalam beberapa tahun terakhir dan itu adalah musik DJ. Sama seperti jenis musik lainnya, DJ juga menjadi pilihan sebagai teman aktivitas bagi sebagian orang.
Di Indonesia, musik DJ ini sebagian besar di lakoni oleh anak-anak mudah. Tidak sedikit penggemar bagi musik satu ini, oleh karena itu para pembuat DJ berlomba-lomba menampilkan  irama yang menawan, demi memikat hati para penikmat DJ. Terlepas dari hadirnya DJ, saat ini muncul juga platform media hiburan bernama Tik tok.
Platform satu ini menawarkan berbagai konten hiburan di dalamnya. Salah satu dari konten tersebut adalah vidio dance berdurasi pendek. Dimana, setiap orang yang telah terdaftar dalam akun Tik tok ini bisa melakukan dance dengan varian ragam yang ditawarkan. Ragam-ragam tersebut disesuaikan dengan ritme musik. Ragam dance dalam Tik tok pun berbeda-beda, memiliki tingkat kesulitan, sesuai dengan ritme musik yang ada.
Seiring berjalannya waktu, tidak sedikit masyarakat yang merespon negatif terkait dengan ragam dance dari platform yang satu ini. Pasalnya, ada beberapa ragam dance yang dinilai melangkahi nilai moral. Menurut mereka hal tersebut tidak pantas dipertontonkan di depan dan bagi banyak orang.
Hingga saat ini ragam dance tersebut banyak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Itulah yang menjadi tolak ukur netizen sehingga menilai ini sebagai penyimpangan moral.
Kurangnya pengawasan dari orang tua juga menjadi ruang langkah bagi anak masuk ke dalam lingkaran hitam tersebut. Konten-konten dance itu dengan cepat tersebar ke berbagai platform media sosial lainnya, sehingga dapat dengan mudah diakses dan ditemui oleh anak-anak yang sebenarnya tidak pantas mengkonsumsi konten-konten tersebut.
Menyikapi hal ini, diperlukan dampingan serius dari orang tua bagi anak. Orang tua menjadi pagar pemisah antara anak dan lingkaran hitam yang berisikan konten kontroversial itu. Mengajarkan anak untuk memilih media hiburan non-digital merupakan alternatif tepat yang perluh dilakukan oleh orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H