Hari kedua sidang pastoral perdana Selasa (14/01/2025) diisi dengan materi-materi pastoral. Sidang perdana keuskupan bertempat di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi. Diskusi ini dimoderasi oleh romo Beniditus Denar.
Dalam sidang pastoral perdana keuskupan Labuan Bajo ini panitia menghadirkan romo Agustinus Manfred Habur Dosen Unika Santo Paulus Ruteng sebagai salah satu pemateri. Ia akan berbicara tentang refleksi Teologis Pastoral Motto Uskup Labuan Bajo Ut Mundus Salvetur per Ipsum" "Supaya dunia diselamatkan oleh-Nya".
Romo Manfred memaparkan Motto uskup Labuan Bajo Ut Mundus Salvetur per Ipsum" "Supaya dunia diselamatkan oleh-Nya".Menurut Romo Manfred bahwa motto seorang gembala yang tentu saja menggambarkan visi pastoral atau karya penggembalaan yang akan diembannya.
Ada dua aspek kunci dari motto ini yang secara teologis pastoral berimplikasi penting bagi pola pastoral Keuskupan Labuan Bajo. Pertama, kata dunia menunjukkan bahwa konteks pastoral Gereja tidak terbatas pada lingkup internal Gereja tetapi mencakup seluruh dunia, seluruh sejarah kemanusiaan dan alam semesta. Kedua, keselamatan adalah karya Allah yang terlaksana di dalam Kristus.
Gereja menjadi sakramen keselamatan yang berkewajiban untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Gereja ada bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk dunia, "Supaya Dunia Diselamatkan oleh-Nya". Kedua aspek ini berimplikasi besar terhadap komitmen transformasi pastoral yang perlu diemban dalam semangat misi permanen membangun Kerajaan Allah di Keuskupan Labuan Bajo.
Atas dasar itu, pastoral adalah karya seluruh umat beriman yang berusaha menghadirkan kegembalaan Allah dalam setiap peristiwa kehidupan mereka. Kegembalaan Allah itu tidak hanya hadir dalam ibadat dan pewartaan tapi juga dalam persekutuan dan persaudaraan yang inklusif, dan juga dalam seluruh aktivitas umat beriman dalam masyarakat demi kesejahteraan manusia dan demi tegaknya Kerajaan Allah di dunia. Pastoral bukan hanya aktivitas kaum tertahbis tetapi karya seluruh umat terbaptis, sejauh itu diwujudkan dengan penuh kesadaran untuk menghadirkan karya kegembalaan Allah dalam keseharian hidup mereka.
Uskup Labuan Bajo mengajak bukan hanya kaum klerus tetapi seluruh umat untuk menjadi pelaku pastoral dalam Gereja. Tujuan karya pastoral bukan saja untuk keselamatan diri mereka sendiri melainkan untuk keselamatan dunia yang mencakup manusia integral dan seluruh alam raya. Pastoral berdimensi personal, sosial, dan ekologis.
Romo Manfred menegaskan bahwa praksis pastoral yang bersifat misioner di atas bergerak dalam tiga level yang saling berkaitan. Pertama, tujuan utama karya pastoral adalah pelayanan pembangunan Kerajaan Allah di dunia. Kedua, fungsi-fungsi karya pastoral diarahkan untuk perwujudan Kerajaan Allah. Ketiga, perlunya dukungan pelaku dan struktur institusional Gereja untuk menjalankan fungsi-fungsi pastoralnya.