Menyambut puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023, Taman Safari Indonesia (TSI) bersama PT. Smelting, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia menggelar kampanye dan edukasi gerakan ‘Cinta Komodo’ ke sejumlah sekolah di Manggarai Barat, NTT, Selasa (13/6/2023) hingga Rabu (14/6/2023).
Sedikitnya 200 pelajar di SDN Menjaga dan SDI Nanga Nae, Manggarai Barat, NTT diberikan edukasi dan pengenalan satwa Komodo (Varanus komodoensis). Tim Edukasi Taman Safari Bogor bersama PT. Smelting dan KLHK juga memfasilitasi akomodasi perjalanan ratusan pelajar dari dua sekolah tersebut untuk mengikuti penyuluhan.
Tag line sosialisasi konservasi Komodo di SDN Menjaga dan SDN Nanga Nae adalah “Ora Kole Beo”. Kata Kole beo berasal dari bahasa daerah Manggarai Flores NTT. Kata ini mengandung arti yakni ora artinya komodo, Kole artinya pulang, Beo artinya kampung halaman. Jadi Ora Kole Beo artinya Komodo pulang kampung halaman.
Alasan Komodo pulang kampung halaman karena perkawinan sel jantan dan sel betina di lakukan dalam tabung di Taman Safari Bogor dengan teknologi yang cangih. Sehingga hasil perkawinan dalam tabung ini menghasilkan anak komodo yang sehat. Dalam proses ini anak komodo di besarkan di Taman Safari Bogor. Sehingga saatnya ia harus kembali ke habitatnya.
Direktur Taman Safari Indonesia, Jansens Manansang mengatakan, ada enam satwa Komodo yang rencananya akan dilepasliarkan ke Taman Nasional Wae Wuul NTT di puncak peringatan HKAN pada Agustus 2023 mendatang.
“Keenamnya akan diterbangkan dari Taman Safari Bogor ke NTT. Temanya adalah Ora Kole Beo yang artinya Komodo Pulang Kampung,” ungkap Jansens.
Dalam sosialisasi ini di hadiri Taman Safari Indonesia (TSI) bersama PT. Smelting, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia
Dalam sambuatannya sambutan kepala sekolah menjaga Kusnadin menyampaikan bahwa pelepasliaran komodo memiliki nilai yang positif terutama bagi skolah, bagamana kita mengoptimalkan dan memberikan edukasi tentang komodo serta cara yang kita lakukan ketika melihat dan berhadapan dengan Komodo. Terimakasih kepada smua pihak yang mensukseskan acara ini , TSI , BBKSDA NTT dan timnya dan maaf jika sarana dan fasilitas tidak sesuai dengan harapan katanya
Sementara Kepala sekolah Nanga Nae Sene Zailnus dalam dalam sambutannya menyampaikan kepada pemerintah yang sudah memiliki inisiatif yang baik untuk mengembalikan komodo ke habitatnya. Karena itu kepada anak sekolah dan masyarakat diharapkan agar kita tidak membuang sampah sembarangan, serta membakar lahan sembarangan. Karena jika hal ini terjadi akan berdampak besar kepada pariwisata khususnya keberadaan dan keberlangsungan hidup Komodo. Selain itu kawasan Wae Wuul kita akan kehilangan asset. Kepala sekolah Nanga Nae mengajak seluruh masyarakat “Mari kita jaga kelestarian hutan dan aset negara kita jelasnya
Sementara Kabid KSDA menyampaikan bahwa pihak sekolah sudah memiliki kesadaran tentang konservasi. Saya harap bisa disampaikan edukasi kepada anak-anak sekolah bahawa Komodo tidak hanya aset nasional, kawasan Wae Wuul tetapi diakui secara internasional sebagai situs warisan dunia yang sudah diakui. Hal ini bisa menjadi kebanggaan dan kesadaran kita Bersama dan wilayah yang kita tinggali. Semua ini sudah diakui sebagai warisan dunia yang perlu kita jaga.
Kawasan Wae Wuul pokoknya ada pengawetan, dan upaya perlindungan agar komodo dapat berkembang secara alami. Tujuan utama perlindungan kawasan Komodo khususnya kawasan Wae Wuul adalah agar generasi muda masih dapat melihat Komodo tetap lestari kedepan baik itu pakan dan habitatnya. Kita Berharap agar kita menjadi aktor utama dalam upaya pelestarian komodo ini
Tim menyampaikan bahwa Komodo hanya ada di ntt, Indonesia. Di kawasan Wae wuul akan ada 6 ekor komodo anakan yang akan dilepaskan di kawasan Wae wuul. Karena daerah Menjaga dan Nanga Nae di jaga habitatnya agar komodo tetap lestari.
Sementara itu Story Telling yang di bawakan oleh bapak Vinsensius Patno mengajarkan kepada anak-anak bahwa begitu banyak mahluk hidup disekitar yang setiap hari hidup berrsama, agar kita menjaga habitatnya denga menciptkan lingkungan yang bersih serta menjaga phon-pohn yang ada gar tetap rindang.
Kita diharapkan yang hidup dikawasan Wae Wuul ini agar berdamai dengan segala makluk yang ada serta tidak boleh berburu apalagi ingin menembak dan membunuhnya. Cerita kera dan burung tekukur mengambarkan bagaimana kehidupan binatang yang saling kompak kendati ada yang lain ingin mebunuhnya Karena masayarakat yang di kawasan Wae Wuul ini harus kompak melawan segala manusia yang merusak dan membunuh habitat maklun yang hidup di kawasan Wae Wuul ini serta menjaga kelestarian komodo,dan tidak boleh merusak apalagi membunuh makhluk hidup.
Sementara arsyad mencerita tentang pengalaman evakuasi Komodo. Smoga dengan kembalinya komodo, ada dampak bagi masyarakat di sekitar seperti di riung tempo lalu ketika pelepasliaran komodo semenjak itu wilayah disana sudah rame dan pesat pengembangan. Menurut Arsyad ada beberapa cara melestarikan satwa komodo seperti : tidak menebang pohon, tidak membakar hutan, tidak memburu hewan.
Taman Safari Indonesia (TSI) bersama PT. Smelting, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia Menyerahan kaos dan bola penghargaan kepada kesebalasan dari kampung Menjaga dan di lanjutkan dengan game dan kuis, lomba Menyusun mosaik bingkai komodo, Menari bersama-sama, Penyerahan plakat dan hadiah games dan lomba, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Senior Vet Taman Safari Indonesia, drh. Arydta Widianti, di sela edukasi ‘Cintai Komodo’ di SD Mejangan Manggarai Barat NTT, Selasa (14/6/2023) menyampaikan bahwa Komodo bukanlah satwa yang dimusuhi, tapi harus dicintai dan dijaga kelestariannya,” ungkap
Selain pengenalan satwa Komodo, Tim Gabungan dari Taman Safari Indonesia, Smelting dan KLHK juga mengajak tokoh-tokoh pemangku adat serta pejabat pemerintah di NTT untuk berperan serta mengampanyekan gerakan cinta satwa sekitar.
“Komodo menjadi salah satu kekayaan intelektual kesatwaan Indonesia yang dilindungi oleh Undang-Undang. Pemerintah RI memberi amanah dan kepercayaan kepada Taman Safari Indonesia untuk mengembangbiakan satwa ini agar tetap lestari.
Populasinya harus tetap terjaga sampai anak cucu kelak,” ungkap Direktur Taman Safari Indonesia, Jansens Manansang, Selasa (14/6/2023).
Jansens mengatakan, ada enam satwa Komodo yang rencananya akan dilepasliarkan ke Taman Nasional Wae Wuul NTT di puncak peringatan HKAN pada Agustus 2023 mendatang.
“Keenamnya akan diterbangkan dari Taman Safari Bogor ke NTT. Temanya adalah Ora Kole Beo yang artinya Komodo Pulang Kampung,” ungkap Jansens.