Gereja Katolik Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat kembali menggelar Festival Golo Koe untuk kedua kalinya di Labuan Bajo pada 10-15 Agustus 2023.
Festival Golo Koe pertama dilaksanakan pada Agustus. Keuskupan Ruteng dan Pemda Manggarai Barat melakukan launching Festival Golo Koe ini di Waterfront City Marina Labuan Bajo, Selasa (11/4/2023) malam. Launching Festival Religi Kultural ini dihadiri Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat bersama sejumlah pastor, Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dan Yulianus Weng, tokoh masyarakat, dan pelaku pariwisata.
Dalam menarik wisatawan pemerintah bersama dengan Gereja katolik mendukung perkembangan pariwisata yang sudah terkenal dengan sebutan pariwisata super premium. Oleh karena itu berbagai cara yang dilakukan termasuk mengelar festival Golo Koe
Para wisatawan selama ini hanya mengetahui Komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach dan sejumlah objek wisata alam lain menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asing maupun lokal untuk datang dan berkunjung ke Manggarai Barat dan Labuan Bajo. Sementara itu, Kota Labuan Bajo sendiri sudah membangun sejumlah daya tarik wisata buatan untuk menarik minat wisatawan. Kemajuan pada sektor pariwisata ini dinilai menjadi kesempatan sekaligus tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat untuk lebih memperkenalkan sisi lain dari Tanah Manggarai atau yang sering dikenal dengan sebutan Tanah Nuca Lale.
"Mari, bersama-sama sambil bergandengan tangan mengayun langkah kita melaunching Festival Golo Koe 2023 ini," kata Mgr. Sipri. Festival Golo Koe ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan pariwisata yang bermartabat di Labuan Bajo Manggarai Barat maupun di Manggarai dan Manggarai Timur, dan Flores pada umumnya. Pariwisata bermartabat itu, jelas Mgr Sipri, memiliki tiga ciri yakni berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan (3B). Festival religi kultural ini pun mengusung moto 3B tersebut.
Event Festival Golo Koe merupakan salah satu jawaban atas upaya pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat untuk memperkenalkan sisi lain atau wajah lain dari tanah Manggarai Barat. Festival Golo Koe Labuan Bajo merupakan festival keagamaan pertama yang dilaksanakan di Labuan Bajo. Inti dan puncak dari festival ini adalah prosesi perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara mengelilingi Kota Labuan Bajo yang berakhir dengan pentataan di Gua Maria Golo Koe Labuan Bajo. Golo Koe adalah Bahasa Manggarai yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti gunung yang kecil atau bukit. Istilah Golo Koe ini kemudian digunakan sebagai nama tempat kebaktian umat Katolik yaitu Gua Maria Golo Koe, sekaligus dipilih sebagai lokasi akhir prosesi Festival Golo Koe Labuan Bajo.
Lebih lanjut Mgr. Sipiri menjelaskan makana Berpartisipasi yaitu sebagai pariwisata yang menyejahterakan dan melibatkan masyarakat lokal; Berbudaya artinya meningkatkan pariwisata yang berakar dan bertumbuh dalam kearifan dan spiritualitas setempat; dan berkelanjutan menandakan pariwisata yang merawat dan mendendangkan kelestarian alam ciptaan.
"Mari, di Waterfront City Marina Labuan Bajo ini kita dendangkan sukacita pariwisata yang bermartabat, yang mengusung motto 3B: Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan," ujar Mgr. Sipri.
Sebagai suatu hal yang baru dalam model kepariwisataan, wisata spiritual merupakan salah satu bentuk pengalaman perjalanan spiritual yang ditempuh seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan Sang Penciptanya. Rangkaian acara dan kegiatan yang dilaksanakan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pengunjung untuk lebih mendalami nilai-nilai spiritual yang telah mengakar dalam berbagai aspek kehidupan harian masyarakat, khususnya masyarakat Manggarai.
Selain itu Festival Golo Koe Labuan Bajo juga menjadi bukti kerukunan dan toleransi yang terjalin antar umat beragama yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Hal inilah yang sebenarnya ingin ditampilkan dan ditawarkan dalam seluruh rangkaian kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo yang diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus sampai 15 Agustus 2022 dan berpusat di Waterfront, Labuan Bajo
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyambut baik pelaksanaan Festival Golo Koe tersebut. Festival itu, kata dia, memiliki beberapa aspek penting yang ingin dicapai, yakni menumbuhkan iman, memberi dampak ekonomi bagi masyarakat, dan semangat hidup dalam kemajukan dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika. Saat Festival Golo Koe tahun lalu, Edi Endi mengaku bahagia karena Gereja Katolik Keuskupan Ruteng mengingatkan semua pihak untuk menjadi pelaku di tengah kemajuan industri pariwisata.
"Mengingatkan kita semua, mengingatkan rakyat untuk saatnya kita memulai agar di tengah kemajuan sektor industri pariwisata baik yang ada di LabuanBajoManggarai Barat, diManggarai danManggarai Timur. Tentu kita punya obsesi yang sama dan satu. Kita tidak boleh menjadi penonton, tapi kita harus menjadi pelaku di tengah kemajuan sektor pariwisata," kata EdiEndi.
Ada sejumlah kegiatan selama Festival Golo Koe tersebut yakni aneka pentas seni yang menampilkan kekayaan kultur lokal dan nusantara. Ada pula pameran usaha ekonomi kreatif dari berbagai kelompok UMKM dan hasil-hasil karya pembangunan di Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur yang merupakan wilayah Keuskupan Ruteng.
Dalam Festival Golo Koe ini akan ada partisipasi komunitas lintas agama. Festival ini berpuncak pada prosesi akbar Maria Asumta Nusantara dan perayaan Ekaristi Agung.
Prosesi ini dilakukan baik di darat dan laut Labuan Bajo. Nanti akan ada barisan indah motor ketinting di laut dilanjutkan berjalan kaki di darat. Prosesi diikuti berbagai suku nusantara mengarak dengan meriah Patung Bunda Maria menuju bukit Golo Koe di Labuan Bajo.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan gejolak yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat. Kegiatan yang berlangsung selama satu minggu ini mampu menarik animo yang sangat besar dari pengunjung khususnya yang berada di daerah Keuskupan Ruteng yang mencakup tiga kabupaten yaitu Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
 Masyarakat dan pengunjung yang hadir terlihat sangat menikmati dan hanyut dalam suasana spiritual yang dihadirkan dalam setiap kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Selain itu pihak penyelenggara akan memberikan kesempatan kepada para penggiat atau pelaku UMKM dan industri kreatif lainnya untuk menjajakan dan menampilkan hasil usaha mereka seperti makanan, minuman, kain tenun dan beragam hasil kreatif lainnya,
 Hal tersebut bertujuan agar Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan nilai guna kepada seluruh masyarakat khususnya bagi masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan berkaitan dengan pemasaran produk hasil usaha.
Dampak serta momentum Festival Golo Koe Labuan Bajo dinilai memberikan dampak positif dalam kehidupan ekonomi, sosial, pariwisata dan secara khusus spiritual masyarakat dan pengunjung yang menikmati dan terlibat secara langsung dalam rangkaian kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Kehadiran pariwisata yang berbasis spiritual di Kabupaten Manggarai Barat tentu menjadi geliat dan sumbu baru bagi pertumbuhan pariwisata ke depannya.
Banyaknya pilihan dan referensi wisata yang dapat ditawarkan dan diberikan kepada masyarakat maupun wisatawan dapat menjadikan Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi unggulan. Oleh karena itu evaluasi, perbaikan, masukan serta kritik dari berbagai pihak tentunya sangat diharapkan dan dipandang sangat penting demi tercapainya gagasan dan semboyan Festival Golo Koe Labuan Bajo  yaitu pariwasata holistik: berpartisipasi, berbudaya, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H