Mohon tunggu...
Vinsensius Patno
Vinsensius Patno Mohon Tunggu... Guru - Penulis Terhebat Adalah Penulis Yang Mampu Mengisnpirasi Banyak Orang

VINSENSIUS PATNO TINGGAL DI LABUAN BAJO MANGGARAI BARAT SEORANG GURU DAN JURNALIS Hp: 082144900530 email: vinsensius.patno1380@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menanti Fajar Pagi yang Bersinar (Memorial Kakak Huber dan Mama Elis)

12 Mei 2022   10:19 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:38 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untukmu Kakak Huber dan Kakak Elis

Ku tuliskan peristiwa kepergian Kakak Huber dan Mama Elis karena sampai saat ini keyakinan saya akan meninggalnya Kakak Huber dan Mama Elis masih belum percaya. Kejadian ini bagi saya seolah terjadi dalam sebuah mimpi. Mimpi itu seakan terbang mengapai langit. Lalu hilang entah kemana. 

Seolah saya tidak percaya bahwa peristiwa ini adalah sebuah kenyataan. 

Pada saat dirawat Mama Elis seperti biasanya selalu bersenda gurau dan melucu. Ia terus melawak sampai kami tertawa terbahak-bahak. Mama Elis bagi kami adalah figur penghibur. Setiap kali ia datang ke Labuan Bajo pasti suasana sangat  ramai. Ia selalu datang membawa senyuman dan kebahagiaan. 

Sebagai satu keluarga kami saling menganggu, melucu, satu sama lain. Sehingga suasana keakraban itu terlihat begitu indah.

 Begitupun figur Kakak Huber yang sejak hidupnya selalu bersama dengan mama. 

Sejak ditinggalkan oleh ayahnya kakak Huber dijaga oleh mama. Sehingga kehadiran mama dalam hidup kakak Huber menjadi kekuatan. Terkadang ia tersenyum sambil bersenda gurau. 

Kami sering karoeke bersama. Ia selalu meminta lagu kesayangannya. Lagu itu tak sempat diyanyikannya sampai akhir lalu ia meneteskan air mata. Itu cerita terakhir kami dengan kakak Huber.

Dokpri
Dokpri

Cerita ini mengantar kami bahwa ini adalah tanda perpisahan. 

Tidak pernah terpikir dalam hati dan benak kami sekeluarga bahwa Kakak Huber dan Mama Jeli sedang memberi tanda bahwa mereka akan pergi selamanya. 

Suasananya begitu akrab menjelang perpisahan ini.Perpisahan inipun menyatu bersama tetesan air mata kepergian mereka.

Namun itulah cerita hidup yang kami hidupi dalam kehidupan keluarga. Cerita ini hanya akan terus menjadi cerita kosong  karena mereka berdua telah pergi. Pergi meninggalkan kami semua untuk selamanya.

Hanya batu nisan yang menjadi saksi bisu dari cerita kenangan ini. Kenangan tentang kami, tentang kita dan tentang mereka berdua yang telah pergi.

Perisitwa ini memang sungguh menyakitkan betapa tidak Mama Elis meninggalkan dua anaknya yang masih sekolah. Anak pertama namanya Jeli sekarang duduk di kelas dua SMA sedang anak kedua bernama Dimas sekarang baru mau mendaftarkan diri untuk masuk SMA.  

Mereka sudah menjadi yatim piatu setelah ayah mereka sudah meninggal mereka sejak kecil beberapa tahun yang lalu

Sedangkan Kakak Huber meninggalkan istri dan beberapa anaknya. Sayang kakak Huber yang menjadi tumpuan keluarga pergi meninggalkan mereka.

Selamat jalan kakak Huber dan Kakak Elis surga menanti. Doakan untuk kami yang masih bersiarah didunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun