Rabu (09/05/2018) Para Kepala sekolah, Kepala Tata Usaha dan Bendahara Bos dalam lingkup UPT Wilayah VII (Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur) mengikuti rapat evaluasi di Aula SMK Bina Kusuma Ruteng. Dalam Rapat Evaluasi ini UPT Pendidikan Wilayah VII menghadirkan pemateri dari Media Pendidikan Cakrawala NTT.
Dalam rangka mengakarkan gerakan literasi di bumi Congka Sae-Manggarai Raya, UPT Wilayah VII (Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur), mengandeng Lembaga Cakrawala NTT yang telah teruji dan terukur dalam usaha memajukan pendidikan di NTT melalui gerakan literasi. Lembaga Cakrawala yang menerbitkan majalah dan jurnal pendidikan telah membantu sekian banyak guru, siswa dan mahasiswa dalam hal mendorong budaya baca dan tulis
Kepala UPT wilayah VII, Damianus Rani, SH di hadapan para kepala sekolah, tata usaha, operator dan bendahara BOS menyampaikan bahwa untuk membangun pendidikan yang bermutu dan berkualitas mesti semua pihak harus ikut terlibat. Menurut Damianus, persoalan pendidikan semakin runyam saat semua pihak berpangku tangan dan hanya mencari "kambing hitam".Â
Perlu diketahui, nilai rata-rata ujian tingkat SMA/SMK tahun ini sangat rendah dengan nilai rata-rata 4,5. Hasil UN ini hampir sama dengan hasil Ujian Kompetensi Guru (UKG). Oleh karena itu perlu membangun sinergisitas dengan semua stakeholders pendidikan termasuk Lembaga Cakrawala NTT.
"Saatnya kita harus berpikir dan bergerak bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan di NTT. Kami dari pihak UPT pendidikan wilayah VII mengandeng lembaga Cakrawala NTT. Lembaga Cakrawala adalah mitra pemerintah khususnya dari dinas pendidikan Provinsi NTT yang sudah teruji dan terukur dalam usaha mengakarkan gerakan literasi sekolah dalam bentuk penerbitan majalah pendidikan dan jurnal serta pendampingan guru dan siswa dalam hal menulis.Â
Kita butuh banyak praktisi pendidikan untuk membantu kita. Karenanya terima kasih banyak kepada pihak Lembaga Cakrawala NTT yang mau dan siap berkolaborasi dengan UPT pendidikan wilayah VII. Di tahun ajaran baru nanti, kita siap ke sekolah-sekolah bersama tim formator dari Cakrawala untuk melakukan pendampingan menulis bagi siswa dan guru", tandas Damianus.
Gusty Rikarno, S.Fil selaku direktur utama Lembaga Cakrawala NTT dalam materinya, menjelaskan tentang lemahnya budaya literasi di NTT. Banyak masyarakat pendidikan yang dalam hal ini guru, siswa/i dan mahasiswa tidak gemar membaca.Â
Hal ini terlihat dari banyaknya guru yang tidak bisa menunjukan dirinya sebagai pendidik professional yang ditunjukan dengan pangkat/golongan. Selain itu, di kalangan mahasiswa dan siswa/i, membaca dilihat sebagai pekerjaaan yang sangat tidak diminati. Banyak waktu dihabiskan untuk bermain facebook atau berhura-hura tanpa membaca buku. Ini soal sekaligus tantangan.
"Saya prihatin. Bisa dibayangkan jika 30 tahun dari sekarang kita akan menemukan generasi tanpa isis dan bobot. Generasi hampa yang minus kreatifitas dan inovasi. Perkembangan zaman tidak menunggu kita. Terus bergerak dan sudah pasti kita ketinggalan jika tidak membiasakan diri untuk membaca agara mampu hidup dan bertahan di tengah perkembangan zaman yang kian pesat.Â
Kita hatus menjadi tuan atas diri dan teknologi. Angan sampai kita akan menjadi hamba teknologi yang hanya bisa mengangguk tanpa harus mengerti dan berinovasi. Tugas kita berat. Membangun sebuah budaya baru memang sulit, Tetapi kita harus mulai. Bersama kita bisa", ujar mantan penyiar radio verbum Kupang ini.
Selain memaparkan tentang program UPT pendidikan wiakyah VII tentang mengakarkan gerakan literasi, agenda pertemuan ini juga mengevaluasi kinerja ASN yang baru beralih nama dari PNS. Karena itu sistem kinerja guru banyak yang berubah. Selain itu, putra asli Manggarai Timur ini berkomitmen, Â dalam waktu dekat beliau akan bertemu dengan Bupati baik di kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai mapun kabupaten Manggarai Timur agar ikut berkontribusi dalam memajukan pendidikan.