Masyarakat pada zaman sekarang ini lebih terobsesi dengan monumen dari daerah ataupun negara lain, padahal tempat bersejarah dari negaranya sendiri masih lebih banyak dan memiliki banyak makna.Salah satunya seperti dari desa silahisabungan, Kab.Dairi , Prov.Sumatera Utara.
Untuk itu disini terdapat beberapa tempat bersejarah yang memiliki bangunan unik dan makna sebagai pedoman.
1. Aek Pokki
  Aek pokki merupakan salah satu tempat bersejarah dari desa Paropo, Silahisabungan. Tempat ini memiliki bangunan yang sangat unik. Terdapat 7 air pancur dengan 7 cawan di bagian atas berisi air bercampur jeruk purut. Tempat ini menjadi bersejarah karena pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang namanya Paropo hiduplah seorang wanita yaitu boru situngkir. Boru situngkir memiliki 6 sahabat dan mereka selalu bersama dalam suka maupun duka. Boru situngkir mempunyai seorang pacar yaitu marga munthe. Suatu hari sang ayah mengiyakan perjodohan sang putri dengan putera dari suku pakpak tanpa diketahui boru situngkir. Boru situngkir pergi naik ke bukit yang cukup tinggi untuk bunuh diri karena dia tidak ingin menikah dengan putera dari suku pakpak, dia hanya mencintai marga munthe. Enam sahabat boru situngkir mengikutinya naik ke bukit dengan niat menolongnya. Boru situngkir tanpa berpikir panjang langsung meloncat ke bawah, melihat hal itu enam sahabatnya ikut juga melompat menyusul boru situngkir.Â
Setelah dicari oleh penduduk desa mereka ditemukan sudah menjadi mayat. Penduduk terkejut dan tidak percaya melihat situasi yang terjadi. Ketujuh mayat boru situngkir ditemukan tergeletak di dalam dan tepi genangan air sungai. Aliran air itu kini mengalir dan dibuat sebuah bangunan unik dengan tujuh pancur dan diberikan tujuh cawan berisi air jeruk purut. Tempat ini sangat dihormati dan airnya sangat dipercaya penduduk setempat dapat membantu penyakit pada bagian dalam. Tempat bersejarah ini sangat dipercaya hingga kini.
2. Tugu Raja Silahisabungan
  Tempat bersejarah ini sudah mulai dikenal oleh banyak masyarakat. Tugu ini memiliki banyak kisah pada zamannya. Seorang pria bernama Raja Silahisabungan menikah dengan seorang putri bernama Pinggan Matio boru batang ari. Mereka mempunyai enam putera dan seorang putri. Dan suatu ketika sang Raja berniat  pergi mengembara ke daerah lain.  Setelah kembali sang raja membawa seorang bayi mungil dari wanita yang dinikahinya dari daerah lain tersebut. Sang Raja sangat memohon agar kiranya 7 anaknya dapat menerima bayi tersebut dan menjadikanya seperti saudara kandung. Delapan anak sang raja hidup dalam rukun dan damai. Kini bangunan Tugu raja silahisabungan menjadi salah satu tempat yang terkenal dari desa tersebut. Terdapat ragam ukiran yang unik dengan cat bermacam-macam jenis warna yang indah. Tugu ini sangat dihormati oleh penduduk. Tugu ini dirayakan sekali dalam setahun untuk mengenang kembali oleh para regenerasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H