Seperti iklan dan jenis PSA lainnya, PSA proenvironmental tidak dipresentasikan pada saat tertentu ketika target harus merespons pesan tersebut; Sebagai gantinya, mereka dipresentasikan dengan gagasan bahwa target akan merespons kemudian dengan perubahan perilaku yang sesuai. Untuk menentukan pedoman yang akan meningkatkan efek dari PSA ini, penting untuk memahami bagaimana sistem memori manusia bekerja. Ada sejumlah topik dalam studi memori yang berdampak pada spesifikasi ini.
Perancang pesan harus sadar bahwa PSA akan disajikan dalam lingkungan padat pesan, jadi mereka harus mempertimbangkan metode untuk mengatasi gangguan. Bagian selanjutnya dari artikel ini menyelidiki bagaimana manusia menyimpan informasi dalam memori. Jika pengembang kampanye menyadari bagaimana orang mengatur informasi dan bagaimana informasi yang jelas menonjol di memori, PSA proenvironmental dapat dirancang dan disajikan sehingga konten pesan mereka mudah diakses.Â
Dari sini pengambilan menjadi isu penting. Termasuk isyarat pengkodean dalam sebuah pesan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemungkinan konten pesan akan diingat pada waktu dan tempat yang tepat di masa depan. Karena PSA disajikan di tengah berbagai komunikasi lainnya, fitur pertama dari ingatan yang akan dibahas adalah gangguan.
Gangguan Model elaborasi - kecil kemungkinan Petty dan Cacioppo memprediksi bahwa secara pribadi melibatkan pesan meningkatkan pertimbangan pesan yang dipikirkan dan memperkuat perubahan sikap yang dihasilkan. Faktanya Petty, Cacioppo, Haugtvedt, dan Heesacker menemukan bahwa melibatkan orang-orang bijak menghasilkan perubahan sikap yang lebih tahan lama.Â
Tapi apa yang terjadi dengan keterlibatan dan ketekunan ketika kemampuan target untuk mendedikasikan perhatian penuh pada pesan tersebut dikenai pajak? Pratkanis dan Greenwald (1993) menyelidiki bagaimana mengatasi hambatan membujuk orang dalam suasana yang penuh dengan pesan yang bersaing. Lingkungan semacam itu menghambat kemampuan penerima pesan untuk mencurahkan perhatian mereka pada sebuah isu dan menghasilkan banyak gangguan asosiatif dan melupakan.
 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumen di lingkungan seperti itu cenderung mengabaikan sebagian besar klaim produk dan hanya merespons elemen kunci dalam pesan pribadi tertentu. Pratkanis dan Greenwald mengembangkan hipotesis utilitas pesan untuk mengatasi masalah ini.
Dalam pendekatan pemasaran konsumen mereka, peserta menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan pesan yang membuat evaluasi positif terhadap produk yang relevan dengan tugas pembelian mereka. Pesan-pesan bermanfaat inilah yang memiliki efek paling gigih pada para peserta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H