Mohon tunggu...
Vinna Widyanti Putri
Vinna Widyanti Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Vinna

Vinna Widyanti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Sanitasi Dasar terhadap Angka Kejadian Penyakit Diare

13 Juli 2023   19:20 Diperbarui: 13 Juli 2023   19:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lingkungan mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk pola penyakit. Faktor lingkungan yang dapat terjadi yaitu dari temperatur, perubahan cuaca, kelembapan, dll. Adapun faktor lingkungan lainnya yaitu mikroorganisme, virus, jamur, bakteri, dan parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Faktor budaya pun dapat mempengaruhi pola penyakit seperti kebiasaan hidup manusia dalam kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan. 

Masalah lingkungan ini sering sekali disorot karena keadaan lingkungan di negara Indonesia masih belum mencapai kondisi yang diinginkan. Hal ini terjadi karena kebutuhan sanitasi dasar yang belum terpenuhi sehingga masalah ini menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan dalam masyarakat. Sanitasi adalah suatu langkah sebagai usaha pencegahan terhadap penyakit yang kegiatannya dititikberatkan kepada usaha usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. 

Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) merupakan upaya pengendalian faktor lingkungan fisik manusia yang akan atau dapat menimbulkan dampak merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. 

Salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia yaitu sejumlah penyakit yang disebabkan karena pengaruh lingkungan. Meningkatnya kejadian penyakit yang disebabkan oleh lingkungan harus segera dicegah sehingga akan tercipta kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang sehat. Maka dari itu, pemerintah menerapkan program sanitasi dasar yang meliputi penyediaan air bersih, jamban keluarga, pembuangan air limbah dan tempat sampah. Kita perlu membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. 

Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi buang air besar sebanyak lebih dari tiga kali. Penyakit diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dehidrasi menjadi salah satu penyebab utama kematian pada diare karena tubuh banyak sekali kehilangan cairan dan elektrolit. Penyakit ini masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu singkat. 

Namun, jika penatalaksanaan diare ini dilakukan dengan cepat dan tepat maka kematian dapat ditekan seminimal mungkin. Di Indonesia, prevalensi diare merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan kasus yang tinggi Berdasarkan data Kemenkes RI prevalensi diare pada tahun 2018 sebanyak 37,88% atau sekitar 1.516.438 kasus pada balita. Prevalensi tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2019 menjadi 40% atau sekitar 1.591.944 kasus pada balita. 

Menurut Laporan Profil Kesehatan Indonesia prevalensi diare pada balita di Jawa Barat pada tahun 2018 sebesar 46,35% dan mengalami 3 kenaikan pada tahun 2019 menjadi 47,6%. Berdasarkan data tersebut prevalensi diare di Jawa Barat termasuk kedalam 10 provinsi dengan kasus diare tertinggi di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare yaitu karena keadaan sanitasi dasar lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. 

Di Indonesia pemeliharaan sarana kesehatan lingkungan yang kurang baik serta perilaku masyarakat kurang higienis. Melalui esai ilmiah ini, penulis berharap dapat menekankan penyakit diare sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan. Pada akhirnya saya harap agar penyakit diare dapat ditangani sedini mungkin sehingga kesejahteraan masyarakat Indonesia pun dapat meningkat dan juga untuk meningkatkan usia harapan hidup dan perubahan gaya hidup. 

Penyediaan Air Bersih Syarat sarana air bersih dalam hal ini adalah sumur gali. Adapun persyaratan untuk membuat sumur gali antara lain memiliki jarak minimal 11 meter dari sumber pencemar bakteriologis, jika di daerah yang miring maka lokasi sumur harus berada diatas sumber pencemar, terletak pada lapisan tanah yang mengandung air sepanjang musim, dan diupayakan terletak didaerah bebas banjir. 

Kualitas air akan mempengaruhi kesehatan. Jika air yang dihasilkan bersih maka resiko penyakit diare akan terjadi penurunan. Pengelolaan Jamban Keluarga Pembuangan tinja/feses manusia harus dikelola dengan sangat baik pada suatu tempat atau didalam jamban yang sehat. Tujuannya untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kontaminasi kotoran manusia terhadap lingkungan. 

Masalah ini perlu diatasi secepatnya karena menjadi sumber penyebaran diare. Penyebaran penyakit ini bisa dengan berbagai cara yaitu melalui tangan, air, serangga dan tanah. Dengan upaya perbaikan jamban yang baik akan menurunkan angka kejadian diare. 

Pembuangan Air Limbah dan Tempat Sampah Limbah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, baik pada permukaan tanah atau air. Maka limbah harus dikelola juga dengan baik agar tidak menimbulkan bau dan mengotori lingkungan sekitarnya. 

Air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan WC mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup sekitarnya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik pun akan menjadi tempat yang bagus untuk berkembangbiak nya serangga pembawa penyakit. Oleh karena itu, jangan membuang sampah sembarangan. Buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan. Sehingga kejadian diare ini dapat menurun. 

Dalam melaksanakan upaya untuk menganggulangi masalah penyakit diare ini perlu kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat sekitar yang bertujuan untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Perlu juga diadakan kegiatan seminar tentang informasi penyakit diare agar masyarakat mendapatkan edukasi yang tepat. Sehingga nantinya akan memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun