Mohon tunggu...
Vinkka Tri Wahyuni
Vinkka Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Trunojoyo Madura

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Mahasiswa dalam Kegiatan Kewirausahaan di SDN Banyuajuh 6 dengan Melakukan Budidaya Tanaman Menggunakan Teknik Hidroponik

29 Oktober 2023   12:58 Diperbarui: 29 Oktober 2023   13:13 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemindahan tanaman kedalam netpot (Dokpri)

Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura melaksanakan kegiatan Asistensi Mengajar di UPTD SDN Banyuajuh 6. Asistensi Mengajar di satuan pendidikan merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa secara kolaboratif dibawah bimbingan guru dan dosen pembimbing lapangan di satuan pendidikan formal. Melalui kegiatan Asistensi Mengajar ini dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dan turut serta dalam mengajarkan dan memperdalam ilmunya di satuan pendidikan. Selain dalam hal pembelajaran, mahasiswa juga ikut serta dalam kegiatan non pembelajaran. Salah satunya yaitu mahasiswa melaksanakan kegiatan kewirausahaan dengan melakukan budidaya tanaman menggunakan teknik hidroponik.

Budidaya tanaman dengan cara hidroponik kini tengah banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Meskipun sudah banyak dikenal, namun belum semua orang paham dengan cara menanamnya. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanam berupa tanah. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yakni "hydro" yang berarti air dan juga "ponos" yang berarti bekerja dengan air. Jadi teknik ini bekerja dengan tidak ditanam di atas tanah seperti cara tanam pada umumnya, melainkan memakai bantuan dari air. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman menggunakan teknik hidroponik ini adalah media tanam, nutrisi, dan air.

Menanam hidroponik tidak menggunakan tanah, sehingga media tanam menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses penanaman. Media tanam berguna untuk menjaga tanaman agar dapat berdiri tegak. Penggunaan media tanam sangat berpengaruh pada hasil tanaman yang kita tanam.  Media tanam harus mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik sehingga tanaman mendapatkan cukup nutrisi selama ditanam.

Beberapa jenis media tanam yang sering digunakan untuk menanam tanaman secara hidroponik diantaranya yaitu arang sekam, cocopeat/sabut kelapa, dan rockwool. Tetapi mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura disini menggunakan media tanam rockwool untuk menanamnya. Media tanam ini mungkin masih cukup asing bagi beberapa orang, secara singkat media rockwool terbuat dari batu, kaca dan keramik yang dipanaskan dengan suhu tinggi kemudian digabungkan membentuk serat yang biasanya berbentuk kotak. Rockwool bisa kita jadikan sebagai media semai dan media tanam. Rockwool dapat menahan air dan udara dalam jumlah yang banyak, sehingga sangat berguna untuk pertumbuhan akar dan menyerap nutrisi.

Hal yang harus diperhatikan selanjutnya yaitu mengenai nutrisi. Nutrisi sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan hasil panen yang dihasilkan, Hal penting yang juga harus diperhatikan dalam budidaya tanaman secara hidroponik adalah kandungan hara di dalam air berupa larutan yang diberikan secara berkala sebagai nutrisi. Dan yang terakhir yaitu air. Hidroponik memanfaatkan air sebagai kebutuhan utama untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Namun, kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya tanaman dengan menggunakan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi sangat cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Ada beberapa jenis sayuran dan buah yang dapat kita tanam dengan sistem hidroponik seperti, kangkung, bayam, selada, pakcoy, sawi, tomat, dan cabai. Selain sayuran, tanaman buah seperti melon dan stroberi juga dapat ditanam dengan cara hidroponik. Namun saat ini, hidroponik lebih banyak dipakai untuk menanam sayuran terutama sayuran daun.

Di antara beberapa sistem hidroponik yang banyak dipraktekkan pada saat ini, sistem yang paling sederhana, murah, dan mudah dilakukan untuk pemula adalah dengan menggunakan sistem sumbu (wick) karena pembuatannya mudah dan tidak memerlukan alat khusus seperti pompa dan listrik. Sistem sumbu (wick)  merupakan sistem yang pengerjaannya sama seperti sistem pada kompor minyak, di mana bak berisi air diberi tutup (impraboard) yang sudah dilubangi sesuai dengan diameter net pot yang digunakan. Netpot diberi sumbu sebagai alat penghubung untuk mentransfer nutrisi ke tanaman. Sumbu yang digunakan berasal dari kain flanel atau bisa juga menggunakan bahan lain yang mudah menyerap air. Jarak antara air dengan net pot sekitar 5-8 cm. Dan netpot ini akan menjadi wadah tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mulai menanam tanaman menggunakan teknik hidroponik yaitu mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman hidroponik menggunakan sistem sumbu (wick) yaitu benih sayuran, rockwool, bak plastik, penutup (Impraboard), netpot, dan juga sumbu. Benih sebaiknya jangan langsung ditanam menggunakan sistem hidroponik, akan tetapi kita bisa menyemai terlebih dahulu benih tersebut.

Langkah untuk menyemai benih yang pertama yaitu siapkan nampan untuk wadah rockwool nantinya, lalu potong media tanam (rockwool) ukuran 2,5 x 2,5 cm. Kemudian potongan rockwool tersebut diletakkan di nampan atau wadah semai. Potongan rockwool yang sudah ditata dalam wadah semai, diberi lubang di tengah media tanam dengan kedalaman kurang lebih 2 mm. Kita bisa melubangi media tersebut menggunakan tusuk gigi, ujung gunting, cutter, atau yang lainnya. Lalu masukkan benih sayuran yang mau kita tanam ke dalam rockwool yang sudah dilubangi.

Setelah benih ditanam di media rockwool, basahi media tanam tersebut menggunakan air bersih. Setelah itu simpan di tempat atau ruangan yang cukup cahaya. Tanaman hidroponik membutuhkan cahaya yang cukup untuk bisa tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, bisa kita pastikan bahwa bibit tanaman mendapatkan cahaya yang cukup setiap harinya. Jangan lupa untuk mengecek dan menyiram media tanam agar tidak kering. Apabila tanaman yang kita semai sudah muncul daun, maka bibit tersebut sudah bisa kita pindah ke tempat hidroponik (instalasi penanaman).

Proses pemindahan tanaman kedalam netpot (Dokpri)
Proses pemindahan tanaman kedalam netpot (Dokpri)

Langkah selanjutnya yaitu masukkan air kedalam bak, lalu masukkan cairan nutrisi sesuai takaran dan perbandingan yang ada di buku panduan. Masukkan sumbu yang berupa kain flanel ke bagian bawah netpot yang akan menjadi media tanam. Lalu masukkan netpot kedalam impraboard. Masukkan benih tanaman yang masih tertanam dengan rockwool kedalam netpot. Pastikan benih terkena bagian sumbu yang sudah dibasahi dengan larutan nutrisi dan air. Letakkan wadah atau bak tersebut ke tempat yang cukup cahaya. Tahapan terakhir dari proses penanaman hidroponik menggunakan sistem sumbu (wick) yaitu panen. Cara panen juga disesuaikan dengan jenis tanamannya, bisa dilakukan dengan cara memotong bagian atas tanaman atau langsung mencabut tanaman tersebut.

Bila dibandingkan dengan menanam suatu tanaman secara langsung di tanah, hasil yang dapat dipanen dari menanam dengan teknik hidroponik lebih bersih dan aman jika langsung dikonsumsi. Teknik ini juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida dan menjadikan lingkungan lebih indah. Menanam dengan teknik hidroponik tidak hanya dapat dijadikan sebagai hobi, tetapi bisa kita jadikan sebagai peluang untuk melakukan bisnis. Biasanya tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik memiliki waktu panen yang lebih cepat dengan hasil yang cukup banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun