Selain itu, defisit transaksi berjalan yang semakin meningkat menjadi penyebab utang luar negeri Indonesia dimana pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan yang diterima Indonesia sehingga solusi yang dilakukan untuk menutupi itu dengan melakukan utang luar negeri, semakin meningkatnya kebutuhan investasi sedangkan modal investasinya tidak dimiliki, maka akan memicu negara untuk melakukan utang luar negeri sehingga kekurangan modal untuk investasi semakin meningkat setiap tahunnya (Wahyu, 2019).
Akibat dari hutang yang dimiliki Indonesia, pembangunan dalam negara bisa saja tidak terlaksana dengan baik akibat dari APBN yang mungkin dialokasikan untuk membayar cicilan pokok dan bunga.Â
Utang luar negeri yang seharusnya membantu pemerintah untuk melaksanakan pembangunan menjad bumerang dan memunculkan biaya tambahan yang memperlambat pertumbuhan negara.
Walaupun dilanda peningkatan hutang pada triwulan II, Indonesia tetap memiliki rating atau peringkat utang luar negeri yang dapat dikatakan stabil untuk tingkat investasi karena prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang relatif baik dan tingkat utang yang masih relatif rendah.Â
Dengan demikian, negara Indonesia dapat memberikan kesan baik terhadap pihak-pihak yang hendak melakukan investasi sehingga Indonesia dapat berkembang ditengah-tengah pandemi seperti ini.
REFERENSI
Abdurrochim, Andi. 2020. Sukuk Global Indonesia Kebanjiran Order USD16.66 Miliar Dari Target Penerbitan USD2.5 Miliar . . Diakses pada 28 September 2020 pukul 12.47
CNN Indonesia. 2020. Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia. Diakses pada 30 September 2020 pukul 19.01
Priyoto, Ishaq. 2020. Utang Negara Serta Hubungannya dengan PDB Per Kapita. . Diakses pada 30 September 2020 pukul 18.23
Wahyu, Firda. 2019. Utang Luar Negeri Indonesia: Penyebab yang Harus Anda Ketahui. Diakses pada 29 September 2020 pukul 16.55
Widjanarko, Onny. Â 2020. Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II 2020 Meningkat. Diakses pada 28 September 2020 pukul 13.21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H