Melalui berbagai perjanjian perdagangan dan hubungan dengan Cina, masyarakat di seluruh Asia mengetahui bahwa mereka akan terpengaruh dengan siapa yang terpilih dalam pemilu AS.
Di lansir dari vice.com, ketika menyaksikan pemilu AS pada tahun 2020, masyarakat di Asia merasa cemas karena mereka mengetahui bahwa hasil dari pemilu tersebut akan mempengaruhi ekonomi dan hubungan geopolitik yang juga terjadi di negara mereka.
Semantara itu, Donald Trump, telah memenangkan pemilu tersebut di berbagai tempat, seperti Florida, Ohio dan Texas. Akan tetapi, calon dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan dalam pidatonya, “Hal tersebut belum berakhir hingga setiap suara dihitung.”
Di India, Trump mendapat berbagai dukungan dari nasionalis Hindu di negara tersebut yang menganggap agenda konservatifnya selaras dengan agenda yang mereka miliki.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center, menemukan bahwa terdapat 56 persen orang India setuju dengan pernyataan, bahwa Trump akan melakukan hal yang benar ketika hal tersebut berada dalam urusan dunia. Survei dilakukan dari bulan Februari tersebut melaporkan bahwa jumlah tersebut terdapat 16 persen ketika Trump pertama kali terpilih pada tahun 2016.
Sebuah kelompok di India yang dikenal sebagai Hindu Sena atau Tentara Hindu, mengklaim bahwa mereka memiliki sekitar 5 juta pengikut yang melakukan ritual untuk memberikan dukungan kepada Trump pada 3 November. Foto-foto dari presiden Amerika disimpan sejajar dengan gambar perdana Menteri India, Narendra Modi.
“India dapat memerangi terorisme jika Trump ada, baik Cina maupun Pakistan akan tetap terkendali selama ia menjadi presiden,” kata Vishnu Gupta, pendiri kelompok tersebut, kepada news18 melalui telepon.
Pada bulan Oktober, the New York Times (miring) membuat profil mengenai seorang petani pedesaan yang membangun patung Trump seukuran manusia di halaman belakang rumahnya dan ia doakan setiap pagi.
Kepala desa setempat mengatakan kepada Times bahwa petani tersebut mengagumi cara dan ucapan terus terang yang dilakukan oleh Trump.
Sementara itu, di Korea Selatan, Biden menjadi salah satu calon yang paling disukai karena sebagian besar orang-orang telah kehilangan kepercayaan pada Trump setelah ia menuntut negara tersebut untuk melipatgandakan bayarannya.
Hal tersebut dilakukan untuk mendapat dukungan dari pasukan AS tidak lama setelah pelantikannya sebagai presiden. Harga yang ditawarkan oleh Trump ialah sebanyak $5 miliar.
Seperti yang dikatakan oleh Park Won-gon, seorang professor Hubungan Internasional di Handong Global University, The Diplomat mengatakan, “Trump akan terus mendorong Korea Selatan untuk ikut bergabung dengan gerakan anti-China yang berdasarkan kebijakan empat tahun terakhirnya terhadap Cina.”
Karena hal tersebut, Biden menjadi salah satu calon yang paling disukai oleh masyarakat Korea Selatan. Meskipun demikian, ia cenderung tidak dapat menarik Kim Jong Un dari Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan.
Menurut masyarakat Korea Selatan, Trump memiliki pencapaian ketika ia dapat mengajak Kim Jong Un untuk kembali ke meja perundingan.
Di Jepang, hanya terdapat seperempat orang yang memiliki kepercayaan pada Trump. Pew Research Center melakukan survei lain yang dilakukan dari 10 Juni hingga 3 Agustus 2020. Laporan tersebut mencatat bahwa terdapat 41 persen responden Jepang yang memiliki pandangan baik mengenai AS.
Seperti di Korea Selatan, banyak orang Jepang melihat Biden sebagai seseorang yang mungkin dapat memasuki kembali kesepakatan perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) dan dapat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H