Mohon tunggu...
Vindy Angelica
Vindy Angelica Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hii, aku mahasiswa semester 4 di salah satu universitas di Jakarta, ini kali pertamaku menulis artikel. Jika ada kesalahan aku minta maaf. Aku menbuat artikel untuk tugas dari kampusku. sekian dan terimakasih teman-teman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Selamatkan Laut, Selamatkan Masa Depan

11 Juni 2022   01:24 Diperbarui: 11 Juni 2022   01:41 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Setelah pengujian awal dan pembuatan prototipe di Laut Utara, mereka mengerahkan prototipe skala penuh pertama mereka di Great Pacific Garbage Patch . Itu mengalami kesulitan setelah dua bulan dan ditarik ke Hawaii untuk diperiksa dan diperbaiki. 

Pada Juni 2019, sistem prototipe kedua mereka dikerahkan. Mereka juga menyebarkan teknologi sungai mereka, Interceptor, di dua lokasi pada tahun 2019, mengungkapkan proyek tersebut kepada publik pada Oktober 2019, 

dan menyebarkan yang lain pada tahun 2020. Pada tahun 2021 mereka mengumumkan bahwa pengujian prototipe Sistem 002 berhasil. Selain itu organisasi ini melakukan penelitian ilmiah tentang polusi plastik di lautan maupun sungai

Organisasi ini didirikan pada tahun 2013 oleh Boyan Slat , seorang penemu- pengusaha kelahiran Belanda asal Kroasia dan Belanda yang menjabat sebagai CEO-nya. Ini telah melakukan dua ekspedisi ke Pusaran Pasifik Utara, Ekspedisi Mega dan Ekspedisi Udara, dan terus menerbitkan makalah ilmiah. 

Sistem lautan mereka terdiri dari penghalang mengambang di permukaan air di pusaran samudera , yang mengumpulkan puing- puing laut saat sistem didorong oleh angin, gelombang dan arus, dan melambat oleh jangkar laut.

Proyek ini bertujuan untuk meluncurkan total 60 sistem seperti itu, dan mereka memperkirakan kemampuan ini dapat membersihkan 50% dari puing-puing di Great Pacific Garbage Patch dalam lima tahun dari penerapan skala penuh.

Pada akhir Oktober 2019, The Ocean Cleanup mengumumkan inisiatif baru, Interceptor, untuk mengatasi masalah sampah lebih dekat ke sumbernya, dengan rencana untuk mencegah 80% sampah sungai berasal dari 1000 sungai di seluruh dunia.

Artikel ini bertujuan untuk mengajak kita semua pembaca dimana pun dan kapan pun agar mulai menjaga dan melestarikan kehidupan laut baik itu laut Indonesia ataupun laut-laut diseluruh dunia dan tidak membuang sampah lagi dilaut, karena akan membahayakan ekosistem laut dan kedihupan manusia pada masa mendatang.

Mari selamatkan laut dimulai dengan melakukan hal yang paling sederhana, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun