Gameweek 20 lalu menyajikan pertandingan seru yang menjadi penentu posisi penduduk 4 besar klasemen Liga Inggris. Mulai dari derby Manchester yang dimenangkan oleh Setan Merah, Newcastle bertahan di peringkat 3 setelah menang atas Fulham, dan terakhir Arsenal berhasil memperlebar jaraknya dengan Man. City setelah mengalahkan Tottenham Hotspur di derby London Utara.
Namun gameweek 20 masih menyisakan 2 pertandingan lagi yang harus dimainkan oleh Man. City dan Man. United untuk meraih 3 poin. Man. City akan berhadapan dengan Spurs di kandang, sementara Man. United akan berkunjung ke Selhurst Park, markas Crystal Palace.Â
City vs Spurs menjadi pertandingan menarik yang mempertemukan dua tim yang sama-sama mengalami kekalahan sebelumnya. Spurs, yang terkenal sering bermain bertahan dan mengincar counter, selama ini dijuluki sebagai kryptonite-nya City. Menjelang laga tersebut, Pep Guardiola mungkin akan mencekoki anak asuhnya dengan video tayangan ulang Arsenal saat menekuk Harry Kane dkk.
Memasuki paruh musim, sudah waktunya untuk mulai percaya bahwa Arsenal bisa jadi juara. Siapa pun yang masih meragukannya harus ingat bahwa kini Arsenal unggul 8 poin di atas Man. City, jarak yang cukup sulit dikejar mengingat performa Meriam London yang tak kunjung melonggar. Jika nanti City berhasil menang lawan Spurs pun, jaraknya masih terpaut 5 poin. Yang menjadi pertanyaan di sini, dapatkah City yang di awal musim menjadi favorit juara mengembalikan reputasi tersebut?
Man. City butuh setidaknya 2 kekalahan Arsenal untuk bisa kembali merasakan dinginnya puncak klasemen, dengan catatan mereka harus konsisten menang. Sementara, 3 pertandingan Arsenal selanjutnya: Man. United (22/1-Kandang), Everton (4/2-Tandang), Brentford (11/2-Kandang); sebelum akhirnya mereka saling berhadapan di kandang Arsenal (16/2).
Dari 3 pertandingan tadi, partai kontra Man. United menjadi ujian terberat Arsenal. Namun dengan tingginya kepercayaan diri mereka, bukan tidak mungkin anak asuh Arteta dapat membalaskan kekalahan mereka pada pertemuan sebelumnya.
Kita bisa saja menebak-nebak kapan Arsenal akan terpeleset. Namun faktanya, mengejar Arsenal bukan perkara mudah. Man. City kini malah ditambah susah dengan performa pemain mereka yang sedang menurun. Akibatnya, Pep Guardiola yang biasanya tampil tenang dan percaya diri di hadapan wartawan, kini mulai menganut filosofi pesimisme.
Terlalu berlebihan jika mengatakan Man. City sedang krisis, namun yang pasti mereka sedang mengalami kemerosotan. Dari 5 pertandingan terakhir, City hanya berhasil menang 2 kali melawan Chelsea yang sedang terpuruk. Sisanya, mereka imbang lawan Everton (1-1), dan kalah lawan Southampton (Piala FA, 2-0) dan Man. United (2-1). Everton dan Southampton adalah lawan yang di atas kertas bisa diatasi dengan mudah oleh Haaland dkk, mengingat mereka adalah dua tim yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi.
Dari sini bisa terlihat bahwa ada sesuatu yang hilang dari City. Beberapa pemain kunci mereka sedang kehilangan jati diri. Haaland tidak seeksplosif sebelum piala dunia, Foden dan Cancelo tidak efektif seperti biasanya.Â
Sebelum mengejar Arsenal, Pep masih harus mengerjakan PR utamanya, yaitu berusaha mengembalikan performa anak asuhnya, sambil dikejar oleh tetangganya yang sedang meroket.
Kemenangan Man. United atas Man. City kemarin jelas menjadi kejutan sekaligus pecutan yang membuat kepercayaan diri Setan Merah semakin meningkat. Transformasi United dibawah ten Hag mulai nyata.Â
Man. United tampil sempurna pasca Piala Dunia. 7 pertandingan yang mereka hadapi baik di liga maupun di Carabao Cup dan FA Cup berhasil disapu bersih. Rashford menjelma menjadi monster di depan gawang setelah berhasil mencetak 8 gol dan 2 asis dari 7 pertandingan berturut-turut.
Performa mereka belakangan ini memang patut diacungi jempol, tapi pendapat Paul Scholes di atas masih terlalu prematur. Dan anehnya, opini tersebut diamini oleh sebagian besar fans United yang saya temui di Twitter. Arsenal sendiri butuh setengah musim di puncak untuk mendapatkan kepercayaan dari pendukungnya sendiri sebagai calon juara. Sedangkan Man. United yang kini masih tertinggal 9 poin dibelakang Arsenal, kok bisa tiba-tiba diklaim sebagai penantang gelar juara?
Siapapun yang percaya United jadi calon juara musim ini mungkin lupa masih ada Newcastle di atas mereka. Newcastle yang duduk di peringkat 3 berkat unggul selisih gol di atas United, tidak kalah konsistennya dengan mereka.
Dari 7 pertandingan terakhir, Newcastle hanya kalah sekali kontra Sheffield Wednesday di FA Cup, itu pun dengan skuad cadangannya. Di liga sendiri, mereka termasuk tim yang paling 'bebal'. Gawang Nick Pope masih perawan dari 4 pertandingan terakhir yang dilakoninya. Kembalinya Alexander Isak dan Allan Saint-Maximin dari cedera menjadi daya tambah bagi serangan mereka yang selama ini tampil mengesankan berkat gol-gol dari Wilson dan Almiron.
Melihat lawan yang akan dihadapi oleh skuad asuhan Eddie Howe dalam 3 minggu kedepan seperti Crystal Palace, West Ham, dan Bournemouth yang sedang dalam masa sulit, sepertinya kita tidak akan melihat Man. United melangkahi mereka dalam waktu dekat.
Sehingga, selama sebulan kedepan kemungkinan besar Arsenal akan menonton panasnya tiga tim di bawahnya yang saling bergelut, sambil membungkus diri dengan selimut menikmati dinginnya puncak klasemen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI