Mohon tunggu...
Vincent WS
Vincent WS Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Kita Bisa Menjadi Pelari Maraton?

24 Oktober 2017   22:01 Diperbarui: 24 Oktober 2017   22:42 3437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
slidesharecdn.com/reviewmotorendplatenmjnotes


Hai para pembaca! Kali ini saya akan membahas tentang potensi setiap orang terhadap lari maraton. Kalian pasti pernah melihat acara televisi tentang lari maraton. Pasti kalian heran mengapa para pelari maraton dapat bertahan untuk lari dalam skala yang panjang tanpa beristirahat?. Lalu mengapa saat kita berlari, kaki kita mudah lelah walaupun berlari hanya dalam skala yang pendek. Oleh karena itu, Pada artikel hari ini saya akan membahas semuanya hingga tuntas.Agar dapat dipahami, saya akan membahas sedikit pengantar untuk materi.

Jaringan otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif dalam tubuh makhluk hidup. Otot dibagi menjadi tiga yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung :

Otot lurik

Bentuk otot yang sangat efektif untuk mengeluarkan tenaga dalam jumlah besar. Penumpukan asam laktat di setiap sel-selnya menyebabkan otot ini sangat mudah lelah. Otot ini bersifat sadar yang berarti bukan refleks karena mendapatkan sinyal langsung dari otak. Otot ini terletak di bagian alat gerak aktif seperti tangan dan kaki. Otot ini memiliki banyak inti di pinggiran otot.

Otot polos

Otot ini sering ditemukan di organ pencernaan dan pembuluh darah, karena otot ini bekerja secara tidak sadar yang berarti refleks.Otot ini berupa sel-sel gelendong dengan ujung yang runcing serta memiliki 1 inti tunggal.

Otot jantung

Otot ini berfungsi untuk memompa jantung secara terus menerus tanpa henti karena bersifat tidak sadar dan automatis. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi saraf simpatik atau parasimpatik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak dapat mengontrolnya secara sadar.

en.wikibooks.org/
en.wikibooks.org/
Sebelum kita masuk ke bagian "otot", saya akan membedakan antara pelari sprinter dan pelari maraton. Seringkali kita dibuat kagum akan ketahanan pelari maraton yang mampu berlari hingga puluhan kilometer. Sedangkan pelari sprinter mampu berlari 100 meter dalam waktu yang singkat. Inilah beberapa perbedaannya :

1. Pelari Sprinter

  • Tinggi badan dan Panjang kaki pendek
  • Otot kaki besar dan kuat
  • Berat badan yang besar sebagai tolak gaya pendorong yang kuat
  • Rentan terkena cedera berupa pergelangan kaki dan lutut

2. Pelari Maraton

  • Tinggi badan dan Panjang kaki panjang
  • Otot kaki kurus
  • Berat badan yang sedang sebagai daya tahan saat berlari
  • Rentan terhadap cedera berupa patah tulang atau kram otot

Dari perbedaan diatas, dapat dianalisa mengapa Pelari Maraton memiliki daya tahan (endurance) yang sangat kuat?

1. Tidak mencampur antara lari dan jalan

Seringkali kita berpikir bahwa kita harus berlari sekencang-kencangnya pada start awal lalu jika capek berjalan saja. Tetapi hal itu salah karena Lari dicampur jalan menimbulkan beberapa risiko. Terutama melemahkan kekuatan otot. Padahal jika kekuatan otot lurik meningkat,lari akan terasa cepat karena jantung dan paru-paru mengalami pertambahan kekuatan otot polos dan otot jantung. Kondisi jantung saat kita berlari adalah berdegup kencang yang diakibatkan saat berlari intensitas oksigen yang dibutuhkan sangat besar, 

Maka Jantung memompa darah untuk menyalurkan oksigen dalam jumlah besar. Dampak positif lainnya jika kekuatan otot meningkat adalah saat kita berlari secara konstan tidak akan menyebabkan nafas menjadi berat dan terengah-engah. Tubuh tidak akan terasa berat jika tidak mencampurkan antara lari dan jalan.

2. Kecepatan Stabil

Kecepatan yang stabil merupakan kunci utama dalam berlari tanpa lelah. Hal ini disebabkan saat berlari suhu tubuh kita akan meningkat. Lalu saat kita melambatkan kecepatan hingga berjalan ataupun berhenti, akan terjadi penurunan suhu secara mendadak sehingga dibutuhkan kalor yang besar untuk membalikkan keadaan semula. Energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu awal akan menguras nafas kita sehingga saat ingin berlari lagi, rasa lelah sangat terasa dibandingkan berlari secara konstan.

3. Berlatih berarti tidak instan

Kebanyakan orang salah maksud terhadap latihan instan yang diberikan internet. Latihan yang diberikan di internet tidak akan mengukur kemampuan diri dalam berlari. Sedangkan latihan yang terprogram sesuai kebutuhan  dan kondisi yang fit ditambah lagi dengan bantuan instruktur, kita dapat mengukur kemampuan diri dan mengerti batasan yang dimiliki masing-masing orang. 

Kesalahan yang dilakukan oleh kebanyakan orang adalah berlatih tidak melihat kondisi diri terhadap pola latihan. Penghubung antara tulang dan otot disebut Tendonakan mudah lelah lalu akan mengakibatkan kram otot jika latihan dilakukan secara paksa. Fatalnya lagi jika hal ini tetap dilakukan, akan dapat membuat tendon patella pecah sehingga kita tidak dapat berlari dalam jangka yang panjang seumur hidup.

howardluksmd.com
howardluksmd.com

howardluksmd.com
howardluksmd.com

Mekanisme denyut jantung  saat olahraga:

Cardiac output (CO) merupakan volum darah yang dipompa oleh setiap ventrikel per menit, dituliskan dalam liter permenit.

CO = HR x SV (Cardiac Output = Heart Rate x Stroek Volume)

Dimana SV merupakan volume darah yang dipompa setiap ventrikel pada setiap kontraksi. SV dipengaruhi oleh : Mekanisme Frank-starling, Perangsangan nervus simpatis, dan After load. Maka pada kondisi istirahat, sifat saraf parasimpatis lebih dominan dibandingkan simpatis yang menyebabkan saat beristirahat jantung normal akan berdetak 70 kali per menit.

Pernahkah kalian mendengar istilah Heart Rate ?

  • Heart rate adalah Jumlah detak jantung per satuan waktu (Beats per menit / Bpm)
  • Heart Rate dipengaruhi oleh perangsangan nervus parasimpatis (nervus vagus) untuk menurunkan detak jantung, dan nervus simpatis untuk meningkatkan detak jantung

Dari data-data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya "TIDAK SEMUA ORANG MEMILIKI POTENSI SEBAGAI PELARI MARATON".Lalu mengapa tidak semua orang bisa menjadi pelari maraton? akan dibahas dibawah ini :

1. Gen

Mengutip dari tempo, menyatakan :

"Sebuah studi menemukan bahwa beberapa jenis gen menentukan penampilan atlet saat berlaga di gelanggang. "Genetika berpengaruh pada performa atlet," ujar Stephen Roth, ahli genetika dari University of Maryland di Baltimore, Amerika Serikat.

Pernyataan Roth didukung penelitian hereditas terhadap kembar identik ataupun non-identik. Dua anak kembar diberi perlakuan berbeda untuk menggenjot kemampuan fisik mereka, yakni dengan latihan atau tanpa latihan. Hasilnya, 80 persen kemampuan fisik ditentukan oleh gen, bukan latihan.

Peneliti lalu mencari gen mana yang berperan besar dalam setiap kemenangan atlet. Beberapa kandidat gen mulai ditemukan.

Kandidat pertama merupakan gen yang mengendalikan enzim pengubah angiotensin yang membantu otot jantung menyerap oksigen lebih banyak. Gen ini memiliki dua varian yang bergantung pada kebutuhan atlet, yaitu daya tahan pada maraton atau ledakan daya pada renang jarak pendek.

Kandidat kedua adalah gen bernama ACTN3. Gen ini mengendalikan jumlah otot sentak cepat dan sentak lambat. Otot sentak lambat bekerja menyerap oksigen dalam waktu lama sehingga menentukan kemenangan perlombaan yang menuntut daya tahan fisik. Atlet yang membutuhkan tenaga besar dan cepat, seperti pada olahraga angkat berat, membutuhkan otot sentak cepat yang sanggup mencerna oksigen dua kali lebih cepat.

Meski gen berperan besar menentukan kemenangan atlet, peneliti tak menampik pentingnya latihan menjelang perlombaan. Keteguhan mental dan kepercayaan diri juga diperlukan agar atlet sanggup mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Ahli kedokteran olahraga dari University of London, Nicola Maffulli, mengatakan faktor gen menentukan 30-60 persen keberhasilan latihan fisik orang biasa. Sementara itu, pada atlet, gen menentukan keberhasilan hingga 83 persen."

Mengutip dari kompas.com bahwa :

"Para atlet lari jarak jauh ternyata memiliki sebuah variasi gen yang berkaitan dengan tingginya daya tahan. Dengan kata lain, para atlet tersebut memang "dari sananya" sudah kuat berlari.

Hal tersebut dibuktikan lewat penelitian terhadap 155 atlet lari. Para ahli menemukan, 80 persen pelari maraton punya variasi gen yang disebut gen NRF2, dibandingkan dengan pelari sprinter yang hanya 46 persen. Analisa terhadap 240 atlet lain juga menemukan hasil serupa.

"Mungkin di masa depan para atlet lari jarak jauh bisa dipersiapkan sejak dini dengan cara mengetahui gen yang spesifik tadi," kata Nir Eynon, peneliti dalam laporan yang dipublikasikan dalam American Physiological Society.

Studi sebelumnya menunjukkan, gen NRF2 membantu memproduksi mitokondria baru (struktur sel yang menghasilkan energi) dan mengurangi dampak buruk oksidasi dan inflamasi yang sering meningkat selama olahraga."

2. Otot

Kebanyakan orang berpendapat tentang kualitas dan kuantitas jenis otot seperti Fast-twitchdan Slow-twitchakan berpengaruh dalam latihan dan perlombaan atletik. Untuk mengenal 2 jenis otot disamping sebaiknya pengertian otot kerangka harus diberikan. Otot kerangka tersusun dari sekumpulan helai-helai serat otot yaitu myocytes. Tiap myocyte tersusun dari banyak myofibrils, yaitu jenis protein actin dan myosin. Actin dan Myosin memiliki gaya tarik menarik sehingga mudah menempel satu sama lain. Akibat yang dihasilkan oleh tarik menarik antara 2 protein diatas adalah pemendekan dan pemanjangan otot atau mudahnya adalah otot yang berkontraksi.

slidesharecdn.com/reviewmotorendplatenmjnotes
slidesharecdn.com/reviewmotorendplatenmjnotes
Secara umum, serat otot dapat dibedakan menjadi 2 tipe: slow twitch (tipe 1) dan fast twitch (tipe 2). Pembedaan ini bertujuan untuk membedakan jenis dan pola aktivitas serat otot. Ada suatu teori yang menyebabkan atlet lebih unggul dibanding manusia normal yaitu dikarenakan adanya sifat lebih dominan terhadap salah satu otot yaitu fast twitch dan slow twitch.

Otot Slow Twitch (Tipe 1)

Otot ini mampu memakai oksigen dengan efisien sehingga kontraksi otot yang tercipta akan semakin lama karena energi yang dihasilkan besar. Otot ini juga mampu berkontraksi secara lama sehingga pelari maraton dominan memiliki otot ini karena sangat diperlukan otot yang mampu berkontraksi sesuai dengan panjang track yang ditempuh.

Otot Fast Twitch (Tipe 2)

Otot ini mampu memakai oksigen secara besar-besaran sehingga energi yang dihasilkan sangatlah besar namun kontraksi otot yang tecipta hanyalah sebentar saja karena semakin besar energi yang dihasilkan maka kontraksi otot akan kuat hanya dalam batas waktu tertentu saja. Sehingga pelari sprinter sangat kelelahan setelah berlari dengan cepat.

Tipe Serat dan Performa

Tipe otot kita dapat mempengaruhi apakah kita jenis orang yang kuat atau yang cepat. Atlit olimpiade cenderung berprestasi di bidang olahraga yang cocok dengan komposisi genetik mereka. Sprinter kelas dunia terbukti memiliki 80% serat otot fast twitch, sedangkan atlit maraton memiliki jauh lebih banyak otot slow twitch.

Apakah Latihan Dapat Mengubah Tipe Serat Otot?

Hal ini belum sepenuhnya dimengerti, dan penelitian masih terus menyelidiki pertanyaan tersebut. Sejauh ini, telah ada beberapa bukti yang menunjukan bahwa otot kerangka manusia dapat berganti dari fast ke slow akibat latihan.

Apa yang Dapat Kita Lakukan Untuk Memperbaiki Performa?

Harap diingat bahwa perbedaan rasio serat otot fast dan slow twitch nampak ekstrim pada atlit elit. Namun dengan latihan yang tepat, performa dan kinerja otot tiap orang juga dapat diperbaiki.

Dengan latihan endurance, serat otot dapat lebih berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan beban latihan.

Sebagai penutup, saya akan menegaskan ulang pernyataan yang telah saya buat yaitu MANUSIA NORMAL TIDAK BERPOTENSI SEBAGAI ATLET.

Terimakasih telah membaca artikel saya. Jika terjadi kesalahan kata dan penggunaan bahasa, saya meminta maaf sebesar-besarnya. Jika artikel saya bermanfaat dan mudah dipahami silahkan boleh mengajukan komentar atau Jika ingin melengkapi beberapa materi yang mungkin saya belum cantumkan dapat mengajukan komentar.

Sumber Referensi : 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

  • Buku catatan biologi kelas 11 semester 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun