Mohon tunggu...
Vincent Suriadinata
Vincent Suriadinata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sarjana Hukum. Aktif sebagai pengurus DPD APTIKNAS (Asosiasi Pengusaha TIK Nasional) DKI Jakarta. Pengurus di Tim Kerja Misdinar Kevikepan Semarang dan Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Semarang. Kerabat Muda MSF. Pengurus Daerah Hapkido Indonesia Jawa Tengah. Taekwondoin dan Hapkidoin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Live In Go Green Kerabat Muda MSF: Think Globally Act Locally

5 Mei 2017   08:32 Diperbarui: 5 Mei 2017   09:10 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta antusias dan bersemangat untuk menanam bibit di Bukit Larikan

29 April-1 Mei 2017 menjadi hari paling berkesan bagi Kerabat Muda MSF Se-Jawa Plus. Para Kerabat Muda MSF dari berbagai paroki di Jawa dan Kalimantan berkumpul di Desa Wates, Parakan, Temanggung untuk mengikuti Live In Go Green. Acara ini dimotori oleh Tim Kerasulan Misi Tarekat MSF Propinsi Jawa bekerja sama dengan Kerabat Muda MSF dan Paroki Parakan khususnya umat di Lingkungan Wates.

Live in Go Green diikuti kurang lebih 200 peserta dari 15 paroki di Jawa plus perwakilan dari Kalimantan dan para Berthinianist. Kerabat Muda MSF yang turut serta berasal dari Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Paroki Ratu Rosari Jagakarsa, Paroki Keluarga Kudus Atmodirono, Paroki St. Paulus Sendangguwo, Paroki St. Paulus Miki Salatiga, Paroki Kristus Raja Semesta Alam Tegalrejo, Paroki Stella Maris Jepara, Paroki Santo Petrus Purwosari, Paroki Santo Paulus Kleco, Paroki Santo Yusuf Pati, Paroki Santo Johannes Evangelista Kudus, Paroki Santo Petrus dan Paulus Temanggung, Paroki Keluarga Kudus Parakan, Paroki Hati Yesus Mahakudus Purwodadi, Paroki Keluarga Kudus Banteng, Paroki Sekatak, Paroki Juata Permai, Paroki Mara I, dan para Berthinianist.

Rm. H. Adi Wijayanto, MSF dari Tim Kerasulan Misi Tarekat MSF propinsi Jawa mengatakan bahwa gerakan misi juga harus mencakup misi demi keutuhan alam ciptaan. Generasi Muda Gereja adalah masa depan Gereja itu sendiri. Pemahaman yang baik tentang alam ciptaan akan mendorong anak  muda untuk mewujudnyatakannya dalam sebuah aksi dan gerakan bersama. Kesadaran tentang pentingnya merawat dan melestarikan alam semesta ini harus dipupuk sejak muda. MSF Propinsi Jawa tergerak hati untuk menganimasi jiwa para muda untuk terlibat dalam karya misi yang konkret melalui gerakan cinta lingkungan. Maka Tim Kerasulan Misi MSF propinsi Jawa didukung juga Tim Kerasulan Panggilan serta Tim Kerasulan Keluarga serta bekerjasama tim kerja yang lain yang tergabung dalam flyingteam merancang program Live In Go Green ini.

“Konsep acara ini sangat sederhana namun fresh sebab kali ini yang menjadi panitia sepenuhnya adalah Kerabat Muda MSF. Kerabat muda MSF yang sudah terbentuk ingin mengajak para muda dari berbagai paroki yang lain untuk juga tergabung dalam tim kerabat muda MSF propinsi Jawa. Kegiatan ini sungguh diharapkan mampu menjadi ajang perluasan jaringan Orang Muda Katolik dan mempererat persaudaraan di antara OMK Paroki MSF sepropinsi Jawa. Gerakan Go Green pun diharapkan menjadi prioritas tindakan setiap anak muda masa kini”, ujar Rm. Adi yang saat ini bertugas di Paroki St. Paulus Miki.

Acara Live In Go Green diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain pembekalan go green, misa alam, tanam pohon, pentas seni dan lintas alam. Di hari pertama dilangsungkan Pembekalan go green oleh Rm. Andreas Tri Adi Kurniawan, MSF. Beliau mengatakan bumi kita ini perlu kita rawat dan jaga karena bumi semakin tua. “Pentingnya pertobatan ekologis perlu ditekankan pada diri kita, terutama lewat aksi-aksi sederhana yang nyata, karena hal ini memiliki dampak besar bagi lingkungan”, tutur Rm. Andre.

Hari kedua diawali dengan Misa alam. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi teman-teman Kerabat Muda MSF maupun para romo. Misa alam dilangsungkan di Bukit Larikan. Untuk menuju ke Bukit Larikan, peserta harus melewati jalur yang cukup berliku dan licin. Misa ini diikuti oleh para peserta Live In Go Green maupun para umat di Desa Wates. Misa dipimpin oleh Rm. Simon Petrus Sumargo, MSF sebagai selebran utama. Dalam homilinya, Rm. Margo mengapresiasi kegiatan Live In Go Green ini karena melihat anak muda begitu bersemangat dan antusias.

Usai misa, para peserta melakukan penanaman pohon di sekitar Bukit Larikan dan lahan milik warga. Bibit yang ditanam disana antara lain jeruk gulung, jambu merah, trembesi dan akar wangi. Mereka di dampingi oleh warga setempat yang dengan sabar mengarahkan para peserta untuk menanam pohon agar bisa bertahan hidup. Keceriaan nampak di wajah para peserta, meskipun harus naik turun bukit dan membawa berbagai peralatan untuk menanam pohon.

Malam harinya, para peserta berkumpul di Balai Desa untuk menampilkan berbagai kreativitas yang sudah mereka siapkan dalam ajang pentas seni. Udara dingin di Desa Wates tidak terasa tatkala para peserta tampil dengan menarik dan sangat menghibur. Ada yang menampilkan drama, nyanyian, puisi bahkan berjoget. Dalam kesempatan ini pula, Rm. Aloysius Kriswinarto, MSF selaku moderator Kerabat MSF mengajak para peserta untuk aktif terlibat dalam setiap kegiatan Kerabat Muda MSF. Diagendakan pada bulan September mendatang akan ada pertemuan di Temanggung dengan berbagai agenda yang sudah direncanakan. Diharapkan para peserta yang sudah hadir, turut serta dalam acara tersebut. Selain itu, beliau juga berharap supaya Kerabat Muda MSF bisa tumbuh berkembang di paroki masing-masing.

Rm. YPA Jayeng Siswanto, MSF.  selaku Romo Paroki Parakan sangat senang dengan terlaksananya kegiatan ini. “Pelaksanaan Live In Go Green Kerabat Muda MSF Se-Jawa plus oke banget karena di dalam kegiatan itu menumbuhkan kaum muda memiliki semangat mencintai alam, berakrab dan mempunyai kepedulian dengan alam. Yang mengesan kerabat muda dengan semangat menanam dan memunguti sampah tanpa merasa risih atau jijik. Kerabat muda membangun keakraban baik dengan sesama peserta dari paroki lain maupun dengan keluarga yang ditempati selama Live In Go Green ini. Rupa-rupanya mereka sangat menikmati kesejukan udara desa wates yang mempunyai ketinggian 1700 mdpl”, kata Rm. Jayeng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun