Berita kematian mahasiswa akibat kaderisasi ataupun ospek di perkuliahan kembali terdengar setelah 2 tahun vakum akibat Covid-19. Eits, tetapi jangan lupa, saat pandemi menghajar dunia, dunia perkuliahan seakan tidak ada kapok-kapoknya dengan senioritas. Masih ingat dengan kejadian dibentak-bentak yang viral karena sabuk?Â
Nah, sebenarnya kenapa sih senioritas harus ada? Kalau kita menelisik ke belakang, kemungkinan terbesarnya terjadi karena keadaan masa lalu yang kental dengan nuansa militerisme. Sehingga, apapun yang ada harus dikaitkan dengan militerisme. Kepatuhan terhadap senior, jiwa korsa, dan hal-hal semacamnya.Â
Namun, masa kan sudah berganti ya, pertanyaan pun jadi muncul nih.
Kenapa senioritas masih saja dilakukan di dalam lingkungan kampus? Kok, seakan-akan tidak ada effort spesifik dan khusus untuk mengakhiri rantai setan satu ini?Â
Inferiority Complex
Coba deh sesekali kalian analisa, lihat ke kating-kating kalian yang menjalankan senioritas. Lihat mereka secara baik-baik. Apakah mereka mahasiswa yang baik-baik atau mahasiswa yang urakan? Apakah mereka mahasiswa dengan IPK bagus atau mahasiswa dengan IPK biasa-biasa saja, atau bahkan cenderung buruk?
Juga lihat kehidupan sosial mereka. Apakah mereka adalah orang yang benar-benar disukai oleh banyak orang atau yang sebenarnya orang-orang di sekitarnya hanyalah para benalu yang memanfaatkan kating satu ini? Lihat juga dari logika verbalnya, apakah perkataannya masuk ke logika atau banyak menghasilkan logika bengkok?
Kemungkinan besar, kating-kating kalian yang melakukan senioritas adalah orang-orang yang memiliki bentuk urakan, IPK biasa-biasa saja, dan juga dikelilingi oleh benalu. Atau bahkan kating yang cenderung tidak lulus-lulus. Benar?!
Kalau benar, kita sudah bisa mengetahui kalau penyebab utamanya adalah Inferiority Complex. Sebuah keadaan seseorang melakukan cara-cara yang terkesan membuat mereka besar untuk menutupi kelemahan/kekurangan mereka. Sangat banyak orang atau golongan yang melakukan tatacara demikian untuk menutupi kesalahannya.Â
Lemah Mental
Dan kalau kalian bertanya, apa yang menjadi penyebab atau apa kekurangannya? Salah satu hal yang paling mungkin adalah mereka sendirilah yang lemah mentalnya. Mereka sebenarnya pengecut yang malu dan menutupi kekurangan mereka sendiri.Â
Kalau memang mental mereka kuat, tidak mungkin mereka melakukan senioritas untuk menutupi inferioritas mereka. Pasti mereka akan menerima hal tersebut secara terang-terangan. Atau, jika mereka dendam dengan senior mereka yang melakukan hal demikian, mereka pasti akan menghentikannya di zaman mereka jikalau mental mereka memang kuat.Â