Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komponen Cadangan, Apa Urgensinya?

21 Oktober 2021   07:19 Diperbarui: 21 Oktober 2021   07:20 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Kepramukaan (Sumber gambar : detik.net.id) 

Baru-baru ini presiden RI, Bapak Jokowi meresmikan kurang lebih 3000 orang sebagai komponen cadangan. Gunanya sih untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Tapi apakah benar sampai se-urgent itu? Sampai-sampai kita harus memberikan pelatihan militer kepada segelintir orang. 

Sudah Lama Ada Konsep Serupa

Sebenarnya sih, konsep komcad atau rakyat yang diberikan pelatihan militer sudah lama ada. Kita mungkin sempat gempar dengan adanya wacana wajib militer dengan program bela negara. Nah, program itu kurang lebih adalah program yang mirip dengan konsep Komcad yang baru-baru ini heboh. 

Atau mungkin kalian sadar gak sih, bahwa gerakan kepramukaan itu sebenarnya adalah konsep untuk melatih rakyat biasa agar memiliki pengetahuan dasar bertahan hidup? Sehingga, ketika sewaktu-waktu terjadi perang, rakyat secara volunteer bisa membantu memperkuat pertahanan Indonesia. 

Gerakan Kepramukaan (Sumber gambar : detik.net.id) 
Gerakan Kepramukaan (Sumber gambar : detik.net.id) 

Jadi sebenarnya, konsep komcad ini sudah bukan hal baru lagi. Selain pramuka dan juga bela negara, ada beberapa hal seperti Resimen Mahasiswa yang juga sebenarnya memiliki pelatihan militer. Walaupun jangka waktu dan porsi latihannya tidak seganas Komcad. 

Apa Urgensinya?

Nah, kalau sudah ada konsep yang serupa dari zaman ke zaman, kenapa sekarang malah jadi heboh?

Ini dia permasalahannya. Banyak masyarakat awam yang khawatir kalau Komcad ini malah akan disalahgunakan. Pelatihan militer yang telah mereka dapatkan dari TNI berpotensi mengalami penyalahgunaan. 

Jangankan orang yang telah dilatih menjadi Komcad. Sekarang aja banyak rakyat biasa pakai baju loreng-loreng sok militer, bersikap preman. Nanti yang ada kalau sudah dilatih begini, makin berani deh orang-orang Komcad ini untuk bertindak semena-mena.

Kira-kira begitulah keresahan dan ketakutan masyarakat. Akan tetapi, sebenarnya kita tidak perlu berburuk sangka dulu terhadap para Komcad ini. 

Saya 100% yakin, pihak TNI maupun Presiden sendiri sudah memikirkan sanksi jikalau mereka melanggar regulasi yang ada. Dan jikalau memang terjadi abuse of power, ya ini merupakan hak masyarakat untuk melakukan pengaduan. Dan di sisi lain, itu merupakan sebuah kesempatan bagi negara untuk melakukan evaluasi ulang mengenai seberapa pentingnya komcad ini.

Memang kalau menurut pepatah Romawi kuno sih, Si Vis Pacem Parabellum. Kalau mau kedamaian, bersiap untuk perang. Tapi, kalau persiapan untuk perang dilakukan ketika semua negara sedang berperang melawan wabah sih menurut saya masih kurang tepat. Walaupun kita tidak pernah tahu, di masa depan akan ada konflik geopolitik seperti apa yang akan melanda Indonesia dan kawasan.

Justru sekarang, yang harus digalakkan adalah pembaharuan teknologi persenjataan Indonesia. Toh, kita kan tahu kalau alutsista RI itu kebanyakan berasal dari bekas alutsista di masa lalu. Percuma kalau jumlah tentara + komponen cadangannya banyak, tetapi alutsistanya menggunakan teknologi lama. Belum nembak, keburu tertembak. 

Alutsista RI (Sumber gambar : satujam.com) 
Alutsista RI (Sumber gambar : satujam.com) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun