Banyak orang yang berkata ketika stress yang terjadi seharusnya adalah badan menjadi lebih kurus. Bahkan ada yang bilang, orang stress itu mukanya seperti mayat.Â
Mungkin bagian muka seperti mayat adalah sesuatu yang benar bagi saya kala saya dulu merasakan stress akibat dari Cancel Culture dan juga masalah yang berlarut-larut kala saya SMA.Â
Namun, untuk bagian badan menjadi kurus adalah sebuah kemustahilan bagi saya kala itu. Saya sadar betul bahwa tadinya berat badan saya ketika saya berada di kelas 11 awal, selalu stabil di kisaran 67-70.Â
Memang cukup gemuk bagi saya yang hanya memiliki tinggi 170 cm kala itu. Namun, dengan tinggi yang sama saya malah memiliki berat badan di kisaran 78-85 kilo di kelas 11 akhir ketika saya sudah merasakan stress. Kok bisa?
Jikalau saya menarik cerita ini kembali ke belakang, saya bisa melihat bahwa penyebabnya adalah 3 hal yang semua manusia sebenarnya lakukan. Tidur, Makan, dan Olahraga.Â
Sayangnya, ketiga hal ini tidaklah berjalan secara baik dan tidaklah saling mendukung satu sama lain. Sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam hidup saya kala itu.Â
1. Perihal Tidur
Mungkin ini hanya terjadi pada saya, atau terjadi pada orang lain saya kurang tahu juga. Namun, di saat stress saya sedang ada pada puncaknya kala itu, saya luar biasa terikat dengan tidur.Â
Rasanya, bangun saja tidak ingin. Saya masih ingat betul di kala saya menghabiskan hampir  12 jam hanya untuk tidur. Waktu itu saya pulang dari sekolah sekitar jam 4 sore, saya mandi, makan sedikit lalu tidur.Â
Di pertengahan jam 10 barulah saya terbangun sebentar untuk melakukan tugas dan sekitar pukul 11 malam saya tidur kembali hingga jam 5.Â
Dan jikalau anda menerka ini tidak terjadi sekali, anda betul. Ini terjadi hampir kurang lebih 5 hari kala itu. Meskipun begitu orang di rumah hanya berpikir jikalau saya terlalu capek. Padahal faktanya tidaklah seperti itu.Â