Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencicil Mimpi Itu Penting

4 Agustus 2021   09:29 Diperbarui: 4 Agustus 2021   09:36 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak di antara kita yang selalu bermimpi untuk memiliki sesuatu yang besar. Rumah yang besar, mobil yang banyak, keluarga yang bahagia dan semacamnya. 

Sayangnya, mimpi atau impian ini kebanyakan tergolong sebagai impian yang jangka panjang ataupun menengah. Perlu memakan waktu tertentu agar kita bisa mencapai ke titik itu. 

Apakah hal tersebut salah? Tidak. Justru memiliki suatu goals jangka panjang dan juga jangka menengah adalah suatu hal yang bagus untuk mengarahkan hidup kita. 

Ibarat seorang nahkoda, kita tahu ke mana diri kita akan berlabuh setelah kita berlayar jauh mengeksplorasi samudera. 

Namun, sama seperti seorang nahkoda, kita juga harus mempertimbangkan banyak hal untuk mencapai tempat berlabuh akhir kita. 

Mulai dari bahan bakar yang mungkin habis dan perlu kita isi kembali, angin laut yang menerjang yang mengharuskan kita untuk berhenti, serta permasalahan-permasalahan lainnya yang mungkin untuk menghampiri kita. 

Lantas apabila masalah tersebut datang kita harus benar-benar berhenti? Tidak! Ketika angin laut menghadang dan mengharuskan kita untuk berlabuh sementara, kita sebenarnya tidak benar-benar berhenti. Kita hanya sedang beristirahat sejenak hingga keadaan membaik. 

Ketika bahan bakar hampir habis, maka kita harus berhenti sejenak untuk mengisi lagi bahan bakar kita sehingga kita tidak benar-benar berhenti di tengah perjalanan. 

Jikalau kita mendengar cerita di atas, kesan yang terlintas sepertinya sangat sulit untuk mencapai goals jangka panjang kita. Memang sulit dan banyak rintangan. Tetapi sama seperti nahkoda tadi, kita harus memiliki strategi untuk mencapai pelabuhan akhir kita. Salah satu strategi yang sudah terbukti berhasil adalah mencicil mimpi-mimpi kita. 

Hal ini seringkali terlupakan oleh orang-orang yang memiliki mimpi besar. Banyak orang yang berpikir untuk mencapai mimpi yang amat sangat besar kita perlu mengatur strategi yang besar pula. 

Padahal, strategi yang terbaik adalah strategi yang lingkup skalanya adalah skala kecil. Strategi yang berfokus pada masa kini. 

It's okay kalau kamu mau memiliki mimpi yang besar. Tetapi, kita juga harus perhatikan impian-impian jangka pendek yang ada. Kita harus secara sadar mengatur ke mana diri kita akan berlabuh dalam jangka waktu dekat. Kita juga harus mengatur dalam waktu yang singkat kapan kita harus berjalan dan kapan kita harus berhenti. 

Ini penting! 

Banyak orang yang lupa untuk beristirahat dan menetapkan goals jangka pendeknya. Padahal dengan melakukan goals jangka pendek, kita dapat mengevaluasi kembali progres kita untuk mencapai goals jangka panjang kita. Dengan cara yang sama pula, kita dapat mengatur kembali ke arah mana kita akan berlayar. 

Terkadang, goals jangka panjang atau menengah yang kita miliki sebenarnya kurang realistis. Dan di sini lah fungsi goals jangka pendek berada. Dengan adanya goals jangka pendek, kita bisa paham apakah goals jangka panjang kita bisa terwujud atau hanya sebatas angan-angan belaka. 

Sehingga, dengan mencicil mimpi-mimpi kita menjadi mimpi-mimpi jangka pendek, kita sebenarnya dapat mengefisiensikan waktu yang kita punya di jangka waktu hidup kita yang terbatas. Terkadang berhenti memang perlu untuk melihat dan mengevaluasi kembali apa yang sudah kita jalani sepanjang kita meniti jalan untuk mencapai mimpi kita. 

Jangan sampai kita membuang-buang waktu kita untuk menyentuh goals jangka panjang kita karena kita tidak mau mem-breakdown goals kita menjadi mimpi-mimpi jangka pendek. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun