Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kaesang dan Felicia Tissue, Kasus Ghosting Level Nasional

8 Maret 2021   07:17 Diperbarui: 9 Maret 2021   12:07 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Belum lama kita, Kompasianer membahas soal ghosting. Benar saja, beberapa waktu kemudia muncullah kasus ghosting level nasional.

Mungkin inikah yang dimaksud oleh Pak Jokowi untuk membenci produk asing? Sehingga, tidak lama setelah diksi itu keluar dari mulut sang ayahanda, sang pangeran pun langsung melakukan kebijakan sang ayah.

Berawal dari unggahan sang ibu di media sosial, akhirnya isu ini pun menyeruak. Mulai dari kata-kata "dari professional menjadi personal", hingga munculnya isu karena persoalan agama yang membuat sang pangeran tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih lanjut, keluar dari mulut netizen. Netizen pun mengaitkan dengan adanya "kudeta" (sudah kaya partai demo....) terhadap tahta calon putri kerajaan. 

Tetapi, apapun alasannya dan kasus yang terjadi, sebenarnya kita semua bisa memetik beberapa poin penting dari kasus ghosting ini. Poin-poin ini adalah poin yang sangat berharga untuk menjalin hubungan yang langgeng dan penuh dengan keterbukaan. 

Tentu saja, kita juga harus sembari mendoakan sang pangeran, Kaesang dan sang mantan calon putri, Felicia Tissue untuk tetap bisa saling move on satu sama lain.

Poin pertama, komunikasi adalah hal terpenting dalam hubungan.

Mungkin hal ini tanpa diberitahu pun semuanya sudah tahu. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu kita garis bawahi mengenai hal ini. Komunikasi itu harus selalu berjalan 2 arah. 

Iya, komunikasi harus selalu berjalan 2 arah, kecuali anda sedang berada dalam posisi monolog. Komunikasi dalam hubungan sangat bergantung kepada para pelakunya. Jikalau ada satu saja yang tidak melakukan komunikasi, sehingga komunikasi berubah menjadi berjalan 1 arah, maka hancurlah sudah. 

Hal ini bisa kita lihat dalam hubungan Kaesang dan Felicia Tissue. Meskipun terlihat baik-baik saja, di akhir hubungan mereka, yang terjadi adalah hubungan komunikasi satu arah. 

Lantas, pihak Felicia pun merasa ter-ghosting. Sakit hati yang terjadi akibat ghosting jauh lebih sakit daripada sakit hari akibat putus hubungan. 

Oleh sebab itu, turunkanlah ego dan hasrat pribadi anda dalam hubungan. Jikalau ego dan hasrat telah dikikis, maka perilaku ghosting pasti dapat dihindari.

Poin kedua, jangan pernah berjanji untuk menikahi atau apapun itu jikalau kita menyadari adanya perbedaan latar belakang.

Hal ini adalah spekulasi penulis secara pribadi, tetapi saya melihat kalau sepertinya kasus ghosting level nasional ini berkaitan dengan adanya perbedaan latar belakang. 

Kaesang, putra Jokowi, sudah jelas-jelas merupakan seorang keturunan Jawa dengan agama Islam seperti sang ayah. Di sisi lain, Felicia Tissue memiliki keturunan tionghua dan sepertinya beragama Buddhisme (jikalau kita melihat pernyataan sang ibu yang mengatakan terjadi janji depan altar). 

Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan salah satu pindah agama, lalu kembali ke agama masing-masing jikalau memang terdapat perbedaan prinsip yang sangat kuat.

Tetapi, banyak orang yang tidak menyadari akan adanya perbedaan yang paling mendasar, yaitu, Kaesang merupakan anak presiden, sedangkan Felicia adalah rakyat biasa. 

Posisi anak presiden inilah yang membuat Kaesang tidak bisa menyelesaikan masalah latar belakang yang ada sebelumnya. Jikalau saja posisi Kaesang bukan seorang anak presiden, mungkin hubungan mereka baik-baik saja. Mungkin Kaesang bisa berpindah ke agama Felicia atau mungkin sebaliknya. Tetapi, sayangnya tahta berkata lain.

Poin ketiga, segala sesuatu yang dimulai secara baik-baik, hendaklah diakhiri secara baik-baik pula.

Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa inti dari permasalah Kaesang adalah hubungan mereka yang tidak diakhiri secara baik-baik. Padahal, jikalau Kaesang meminta putus secara baik-baik dari Felicia Tissue (menurut postingan sang ibu, ini tidak terjadi kepada felicia), mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi.

Sayangnya, karena poin pertama tadi, Kaesang secara sepihak memutus komunikasi, maka semua menjadi tidak baik-baik saja. Sekalipun Kaesang tidak selingkuh, tetap saja hal tersebut menjadi tidak baik-baik saja karena adanya perilaku ghosting yang sangat tidak etis.

Apapun masalah yang terjadi, alangkah baiknya untuk diakhiri secara baik-baik. Saya pun yakin jikalau Kaesang membicarakan baik-baik sebelumnya untuk putus, sang ibu tidak akan melakukan protes seperti yang terjadi saat ini. Namun, sayangnya yang terjadi adalah hal yang sebaliknya. Hubungan yang telah dibangun bertahun-tahun diakhiri dengan ghosting, yang artinya tidak secara baik-baik. 

Meskipun demikian, kembali lagi, bahwa apa yang telah terjadi dalam kehidupan Kaesang dan Felicia adalah pilihan mereka. Semuanya telah terjadi. 

Saya tidaklah menghakimi siapa yang salah dan siapa yang benar. Akan tetapi, menurut saya inilah yang bisa kita petik untuk pelajaran kita sendiri. Semoga kasus ghosting ini dapat berjalan baik-baik saja, sehingga kedamaian bisa didapatkan oleh kedua belah pihak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun