Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Love

Jika Jodoh Akan Kembali, Kalau Bukan Biarkan Pergi

28 Februari 2021   20:48 Diperbarui: 28 Februari 2021   21:35 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Pernah patah hati? Santuy, saya juga pernah. Pasti rasanya sakit kan? Di awal-awal rasanya lebih baik mati saja daripada tetap melanjutkan hidup tanpa si dia. Tapi, jauh di lubuk hati kita berharap kalau si dia akan kembali ke pelukan kita seperti sedia kala.

Kita sebagai manusia, sudah pasti selalu ingin berharap agar orang yang kita sayang tidak hilang. Juga, terkadang kita selalu berpikiran bahwa kita akan susah move on atau susah untuk balikan dengan si dia. Bagaimana mungkin bisa balikan, kalau WA saja sudah di block? Itu pikir kita.

Tidak usah risau saudara. Semua dari kita terbuat dari partikel yang sama, terdiri dari atom-atom yang sama kurang lebihnya. Bahkan gugus penyusun DNA kita hanya 4 buah asam nitrogen yang sama. Semuanya kurang lebih mirip. Tidak perlu takut jikalau memang si dia telah pergi.

Karena menurut hukum fisika, semua benda di alam ini bisa beresonansi ketika mereka memiliki frekuensi yang hampir mirip atau bahkan sama. Hal ini berlaku lebih hebat lagi jikalau kita memiliki bahan penyusun yang sama. Sebagai contoh, senar gitar nylon akan lebih mudah beresonansi dgn senar gitar berfrekuensi sama yg dibuat dari nylon dan bukan dari metal.

Jadi, kalau anda memang terbuat dari bahan yang hampir mirip dengan si dia, serta gugus-gugus atom penyusun yang kurang lebih sama, anda akan memiliki frekuensi yang hampir mirip pula. Jikalau seperti itu, anda hanya perlu untuk mendengar dan merasakan frekuensi dari si dia untuk merasakan resonansi tersebut. Jikalau memang si dia orangnya, maka resonansi itu akan dapat kita rasakan kok. Percayalah, senar-senar gitar itu tak pernah berdusta.

Jikalau pun bukanlah si dia orangnya, yang anda harus lakukan hanyalah biarkan saja dia pergi. Mungkin dia dan anda sekalipun terbuat dari hal yang sama, memiliki frekuensi yang berbeda. Frekuensi terbentuk pula dari panjang gelombang dan tegangan daripada gelombang tersebut. Mungkin saja, karena panjang gelombang anda (pengalaman hidup anda) dengan si dia berbeda, maka menghasilkan frekuensi yang berbeda pula.

Bisa jadi juga, hal ini disebabkan tegangan yang ia miliki (tempramen) terlalu tinggi dan menyebabkan anda memiliki frekuensi yang berbeda dengan si dia. Jangan dipaksakan untuk menjadi sama. Bisa-bisa senar kehidupan di antara anda berdua (hubungan silaturahmi) akan terputus. Akan sangat susah untuk menyambungkan kembali senar yang sudah terputus. Jauh lebih baik untuk mengganti sesuatu yang sudah terputus daripada berusaha menyambungkannya kembali.

Kalau memang sudah berbeda, alangkah baik kalau anda mencari yang lain. Perbedaan memanglah baik dalam beberapa hal, seperti sebuah gitar yang mendengungkan suara-suara yang indah ketika mereka memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Namun, perbedaan yang terlalu jauh akan menghasilkan bencana dan bukanlah harmoni. Suara gitar memang akan menjadi harmoni, tetapi ketika frekuensi suara gitar disandingkan dengan frekuensi pesawat jet maka yang hadir hanya frekuensi pesawat jet yang membuat bencana itu.

Janganlah takut untuk mencoba lagi. Jikalau jodoh ya sudah terima saja dia untuk kembali, berarti dia memang beresonansi denganmu. Jikalau tidak ya sudah, biarkan dia pergi. Tak baik memainkan gitar dengan frekuensi pesawat jet, karena yang datang hanyalah bencana. Ingat, prinsip sains tidak pernah berbohong, Ia berlaku untuk apapun termasuk percintaanmu.

Salam hangat,

Karawang, 28 Februari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun