Keluarganya, yang berada tiga puluh meter di bawah sana, entah mengapa menjadi semakin dekat. Wajah mereka, yang semakin dekat aku lihat, semakin mengembangkan senyumannya.Â
Tenang. Tenang sekali rasanya. Tidak pernah ada ketenangan seperti ini. Sampai-sampai ketenangan ini membawaku merasakan hawa dingin di sekujur tubuhku.Â
Mataku, menjadi semakin gelap. Gambaran terakhir yang aku lihat adalah senyuman mereka, keluarga perempuan itu. Senyuman yang membawaku kepada ketenangan ini.Â
Dan kala aku merasakan suara terakhir yang kudengar, aku mendengar suara ini, "Terima kasih kau telah berani menemui keluargaku. Sekarang istirahatlah, tubuhmu sudah terlalu lelah. Sudah saatnya kau tertidur."
Ah, aku baru sadar. Aku baru saja termakan bualannya. Bualan dari kematian.
Cerpen ini terinspirasi dari  lagu Yoru ni Kakeru oleh YoasobiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H