Retret yang sempat dilakukan Kolese Kanisius merupakan sebuah cara untuk membangun pemahaman antar agama. Seperti yang sudah dibahas di atas, bagaimana kita sebagai masyarakat bisa toleran terhadap sesama apabila kita menutup diri dari masyarakat lain.
 Siswa-siswa beragama Katolik pun pergi menginap di pesantren, mengenal satu sama lain dan berdinamika bersama para santri. Saya pribadi pun belajar banyak hal tentang kehidupan seorang santri, sikapnya mereka yang begitu bersyukur dan aktif berkegiatan.Â
Meskipun saya rasa dialog antar agama masih kurang, tapi mungkin hal ini untuk yang terbaik. Seperti yang sudah dikatakan, debat antar agama merupakan hal yang sangat sensitif, apalagi di suatu pesantren sebagai orang Katolik. Tapi yang paling inti dari pengalaman tersebut adalah bagaimana kita bisa mengupayakan toleransi dengan sesama umat beragama.Â
Kita bisa saling sopan santun, mengajar sesama, berdinamika bersama, belajar bersama tanpa merasa dengki terhadap sesama. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran yang sama diantara umat beragama, meskipun kita semua berbeda-beda, kita semua percaya Tuhan diatas sana pasti ada.
Agama merupakan sebuah alat untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan orang-orang pun akan berbeda satu sama lain, sehingga interpretasi Tuhan pasti akan beragam. Ada yang akan percaya konsep A dan akan ada yang percaya lawan dari konsep A. Meskipun begitu, tidak ada yang salah untuk menemukan jalan sendiri apa Tuhan itu sendiri, karena Ia ada dan kita sebagai Individu bebas ingin menanggapinya dengan cara kita sendiri menggunakan kehendak bebas kita atau tidak.Â
Tentu sebagai orang Katolik, pengalaman saya di pesantren ini membuat saya berefleksi tentang hal diatas. Orang-orang beragama semua sama, kita semua ingin memahami dan mengenali Tuhan dengan cara kita sendiri.Â
Perbedaan akan selalu ada dan pertentangan tentang perbedaan tersebut pun pasti akan ada, tetapi apabila masyarakat bisa melihat lagi bahwa kita semua ini manusia, yang sebenarnya tidak sepenuhnya memahami kehendak Tuhan, saya rasa kita bisa lebih bersimpati terhadap sesama dan lebih toleran, karena diantara perbedaan, kita semua satu ras manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H