Mohon tunggu...
Vincentius Nayottama
Vincentius Nayottama Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa Kolese Kanisius

Halo, selamat datang di halaman Kompasnia saya, saya merupakan siswa SMA saat sedang menulis ini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mentang-Mentang Profesor, Boleh Melakukan Pelecehan?

30 Agustus 2024   07:59 Diperbarui: 30 Agustus 2024   12:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Berita saya dapatkan disini: https://news.detik.com/berita/d-6243354/profesor-uho-kendari-jadi-tersangka-kasus-pelecehan-seksual-mahasiswi)

Menurut saya, orang yang memiliki kekuasaan cenderung merasa mereka bisa melakukan seenaknya. Hal ini cukup jelas, karena memang dengan adanya kekuasaan, dalam kasus ini menjadi profesor, seseorang dapat dengan enaknya memanipulasi dan menggunakan seseorang untuk kepentingannya sendiri. Pelaku berkuasa itu la tahu korbannya takut akan dia dan akhirnya korban harus submisif.

Ketakutan ini diakibatkan karena apabila la melapor pelaku ke orang lain, ada resiko konsekuensi yang berat karena orang berkuasa itu bisa membuat hidup korban istilahnya lebih susah. Fenomena ini sayangnya tidak baru dan banyak sekali korban yang tidak "speak up" karena takut tidak akan didengarkan. Akhirnya kejadian seperti pelecehan oleh atasan dapat terjadi berulang kali dan biasanya lama hingga akhirnya tertangkap.

Menurutnya pelecehan yang dilakukan Prof B sudah dua kali terjadi. Lokasinya sama yakni di rumah sang dosen yang ada di kawasan perumahan dosen di Kelurahan/Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

RA (korban) sempat takut melapor ke polisi karena ketakutan mendapatkan nilai jelek dari pelaku. Setelah dibujuk, RA kemudian melaporkan pelecehan yang Ia alami ke Polresta Kendari didampingi sang paman pada Senin (18/7/2022).

Seseorang yang berkuasa jelas tidak boleh bertindak sewena-wena, hingga membuat bawahannya tidak nyaman. Analoginya seperti seorang raja yang merampas harta pelayannya, tetapi raja tersebut merupakan profesor, hartanya dan pelayannya berupa harga diri seorang siswi. Awalnya si pelayan percaya dengan rajanya, tetapi rajanya mengkhianatinya.

Pelecehan seksual adalah sesuatu yang jelas- jelas tidak moral. Seorang yang mempunyai kuasa tidak boleh menggunakan kuasanya untuk melakukan kejahatan. Dengan melakukan hall tersebut, seseorang kengkhianati kepercayaan seseorang akan penguasa tersebut, dan dapat berdampak sangat buruk bagi si korban. Korban menjadi tidak percaya diri dan akan sulit mempercayakan orang lain nantinya  di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun