Mohon tunggu...
Vincent Milano
Vincent Milano Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Seorang Wibu yang suka Berpikir Aneh...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip ke Paham Liberalis

29 November 2018   20:42 Diperbarui: 29 November 2018   20:57 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa tersebut rupanya malah membuat negara tersebut pada waktu itu, menjadi peristiwa anarki yang mengerikan. Pembunuhan ada di mana-mana. Tindak kriminal hanya menjadi sesuatu hal yang ditertawakan oleh masyarakat. Bahkan membunuh sesama manusia dijadikan permainan bagi para kau kelas atas. 

"Gilaa...", begitulah yang penulis pikirkan saat menonton film tersebut. Setidaknya, begitulah kira-kira negara jika menerapkan paham liberalis penuh pada negaranya. Pemerintah tidak akan mampu berbuat apa-apa, karena masyarakat memiliki kebebasan, mereka bebas. Anarkisme hanya akan menjadi tontonan sehari-hari, penyelewengan HAM juga akan terjadi dimana-mana. 

Berbeda dengan paham kita. Kita memiliki Pemerintahan sebagai pengawas tingkah laku kita, bersama polisi dan TNI, kedamaian bisa dicapai dengan sangat mudah. Anarkisme hanya akan menjadi mimpi buruk, bukan realitas. Hanya saja, jika masyarakat diberi sedikit kebebasan lagi, maka mungkin kita tidak lagi menjadi negara berkembang, melainkan kita akan menjadi negara maju yang mampu bersaing dengan negara-negara lainnya, terutama dalam bidang sosial budaya, serta keindahan alam.

Kesimpulannya, Setiap paham memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Bukan hanya Paham Demokrasi Pancasila dan Paham Liberalisme, Komunisme, Marxisme, Sosialisme, Kapitalisme, dll juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita terkadang hanya melihat sesuatu dari sisi negatifnya saja tanpa melihat sisi positifnya. Tetapi banyak juga orang yang mampu melihat segala sesuatu secara positif. 

Berdasarkan artikel di atas, juga dapat disimpulkan bahwa Paham Liberalisme cenderung menghasilkan pribadi yang Individualis, tetapi mampu bertahan hidup melalui segala rintangan hidup ini. Sedangkan, Paham Demokrasi Pancasila sangat menghargai keberagaman dan sosialisasi, tetapi kita terkadang sering bergantung pada orang lain mengenai sesuatu, jadi kemampuan masing-masing pribadi jadi tidak terasah secara sempurna. 

Semuanya akan menjadi indah jika kita hidup damai bersama dalam keberagaman satu dengan yang lainnya. Artikel ini adalah Opini dari penulis, jika ada kata-kata yang kurang berkenan dihati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

"Dengan adanya keberagaman, kita diminta untuk saling memahami, bukan saling menyakiti"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun