Mohon tunggu...
Vincentius F.S.
Vincentius F.S. Mohon Tunggu... wiraswasta -

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritan Hati Anak Haram

5 Oktober 2012   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai Tuhan! Mengapa Kau ciptakan aku hanya untuk dilabeli "haram" oleh dunia ini???

Wahai Tuhan! Mengapa Kau ciptakan aku hanya untuk Kau lemparkan diriku ke neraka??? Apakah Kau menentukan syarat "Anak Halal" sebagai syarat pertama bagi umatMu yang masuk ke surga???

Wahai Tuhan! Mengapa Kau biarkan segala musibah terjadi pada ibuku hingga melahirkan aku tanpa status pernikahan yang jelas??? Tidakkah Kau mengerti bahwa ibuku diperkosa secara biadab oleh laki-laki bajingan? Dan tidakkah Kau tahu bahwa ibuku dituduh berzina ketika melaporkan pemerkosaan tersebut ke aparat, karena tidak ada seorangpun yang menyaksikannya? Tidakkah Kau tahu hukum disana mengatakan bahwa pemerkosaan harus disaksikan minimal oleh 3 orang saksi??? Tidakkah Kau tahu bahwa jika memang ada 3 orang yang menyaksikan perkosaan tersebut, maka bukankah para saksi tersebut sama saja mengijinkan perkosaan tersebut terjadi??? Tidakkah Kau tahu bahwa hukum disana itu buta???

Wahai Tuhan! Mengapa Kau tidak kau berikan saja pekerjaan yang baik kepada ibuku di tanah air kami? Mengapa Kau tega mengirimkan ibuku jauh beribu-ribu kilometer hanya untuk mencari sesuap nasi di tengah padang gurun yang gersang ini? Mengapa Kau biarkan ibuku menjalankan siksaan batin di tiap malam ketika melihat diriku -seorang anak haram- terlelap di pangkuannya??? Apakah Kau buta hati ya Tuhan???

Wahai Tuhan! Jika memang Kau tak biarkan aku bisa masuk ke surga, maka ijinkanlah kiranya ibuku bisa masuk kesana! Cukuplah aku saja yang Kau ciptakan untuk masuk ke neraka! Biarlah aku saja yang menanggung siksa api neraka! Biarlah aku saja yang menanggung kebebalanMu yang menciptakan umat manusia hanya untuk dicampakkan ke dalam api neraka di akhir hidupnya!

Wahai Tuhan! Aku mohon ampun atas segala gugatanku, atas segala teriakanku, atas segala jeritanku!  Karena aku tahu, aku tak pantas mempertanyakan segala keputusanMu dan segala takdir yang Kau buat. Dan ijinkan aku ya Tuhan, agar aku dapat mencium kaki ibuku. Agar setidaknya aku bisa merasakan surgaMu itu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun