Mohon tunggu...
Vincentius F.S.
Vincentius F.S. Mohon Tunggu... wiraswasta -

-

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor kedua Presiden RI di SUM PBB ke-67 [Pro-tongkol-nya belum siap!]

1 Oktober 2012   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Hahaha.....lucu sekali melihat artikel di kompas.com tentang protokol anti penistaan agama yang gaungnya terdengar ke seluruh penjuru dunia itu. Setelah dengan gamblang dan lancarnya Presiden SBY melontarkan humornya tentang protokol anti penistaan agama di depan Sidang Majelis Umum ke-67 PBB di New York, kali ini sang Presiden kembali berhumor ria menjawab sebuah pertanyaan dari wartawan asing mengenai protokol tersebut.

Jawaban humor yang dilontarkan kali ini mengagetkan wartawan tersebut. Bagaimana tidak, ketika dirinya mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan sedikit saja tentang protokol yang diusulkannya, dirinya sendiri menjawab bahwa hal tersebut berada di luar konteks konferensi pers tersebut.

Well, menurut saya sih jawaban tersebut memang tidak salah, karena memang konferensi pers tersebut bertujuan membahas tentang kerjasama global pemberantasan kemiskinan sehubungan dengan agenda pembangunan dunia dimana Presiden SBY menjadi salah satu dari ketiga panelis yang akan mempresentasikan strategi-strategi terkait topik tersebut.

Namun sudah menjadi hal yang lumrah bagi para wartawan untuk menanyakan tentang hal-hal yang menjadi topik pidato tiap kepala negara yang berpidato di depan forum Sidang Majelis Umum PBB. Terutama isu-isu sensitif yang memerlukan penjelasan lebih rinci.

Nampak sekali ternyata protokol yang diusulkan oleh Presiden SBY tersebut barulah sebatas retorika yang hanya bisa digunakan bagi agama Islam saja. Dan tidak dapat digunakan bagi agama-agama (maupun aliran-aliran kepercayaan yang di Indonesia belum diakui sebagai agama resmi) lainnya dikarenakan memang unsur-unsur / indikator-indikator pelanggaran penistaan agama yang sangat subyektif (undefinite) anatara agama yang satu dengan yang lainnya. Dan retorika tersebut memang benar-benar baru sebatas teori belaka ketika pertamakali diusulkan di forum tersebut. Hal ini nampak ketika Presiden SBY baru mendelegasikan Marty Natalegawa untuk menyusun formulasi konkret SETELAH Presiden SBY melontarkan protokol tersebut.

Seperti yang tertulis di berita, di akhir kejadian tersebut wartawan asing yang menanyakan hal tersebut berkomentar "Orang Indonesia sangat membingungkan" dan disambut tawa rekan-rekannya. Jangankan mereka yang secara profesional menjalankan tugas jurnalisme meliput komentar/ucapan dari setiap kepala negara, saya pun selaku orang awam tertawa mendengar bagaimana jurus ngeles Presiden SBY.

Rasa-rasanya besok-besok Presiden SBY terhormat perlu lah belajar untuk menyiapkan dulu rincian topik yang diusulkan, jangan sampai hanya beretorika/berteori di depan forum (apalagi forum dunia lho) namun ketika ditanyakan secuil saja tentang rincian usulan tersebut, mengulur waktu meskipun pada akhirnya keluar juga itu jurus, NGELESSSS...

Dan menurut rumor yang beredar, Presiden SBY sempat menerima SMS dari Marty Natalegawa, begini bunyi SMSnya:

THE PROTONGKOL NOT YET READY SIR!!!!! [hehehe....just kidding]

---------------

Sumber:

http://internasional.kompas.com/read/2012/10/01/11063418/Kala.Presiden.Yudhoyono.Sulit.Berbahasa.Inggris

http://internasional.kompas.com/read/2012/09/29/08284225/Presiden.Menlu.Marty.Formulasikan.Usul.Indonesia.di.Majelis.Umum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun